Sunday, 29 January 2012

A Tree Grows in Brooklyn - the first feature of the legendary Elia Kazan


Judul: A Tree Grows in Brooklyn|Tahun-rilis: 1945|Produser: Louis D. Lighton|Sutradara: Elia Kazan|Penulis-skenario: Tess Slesinger, Frank Davis|Sinematografer: Leon Shamroy|Pemain: Peggy Ann Garner, Dorothy McGuire, Joan Blondell, James Dunn, Lloyd Nolan, Ted Donaldson|Genre: Drama|Durasi: 128 menit

Seorang gadis-kecil bernama Francie berkata pada gurunya yang berdiri di depan kelas menawarkan sepotong kue pie, cerita mengenai dua anak kembar yang kelaparan, yang mereka akan sangat bersyukur bila ia memberikan pie tersebut pada mereka. Ketika kelas berakhir Mrs. McDonald, nama guru tersebut, memberikan potongan kue itu pada Francie. Mrs. McDonald tahu bahwa Francie berbohong. Lalu Mrs. McDonald berkata,

“...So if we tell the truth, and write the lies they don’t become lies anymore, they become stories.”

Francie memikirkan hal itu. Sepulang sekolah, ia menunggui sebuah toko penjual pohon-natal bersama adiknya. Ketika menunggu, Ia berkata pada adiknya, “I’m going to be a writer!”

Itulah sepenggal adegan yang ada dalam film perdana sutradara legendaris Elia Kazan yang berjudul A Tree Grows in Brooklyn; sebuah film yang penuh dengan drama kehidupan sebuah keluarga miskin di Brooklyn. Film ini menceritakan dengan cukup dalam konflik internal dan eksternal tokoh-tokoh yang ada di sini; antara Francie, ayahnya, ibunya, serta adiknya; Namun, segalanya berpusat pada tokoh Francie, yang terus berusaha untuk mendapatkan pendidikan di tengah kesulitan ekonomi keluarganya.

John Nolan is especially close to his daughter, Francie
 Ayah Francie, John Nolan (diperankan oleh James Dunn), adalah ayah yang periang dan bersahabat pada semua orang. Ketika ia berjalan, ia menyapa semua orang, menebarkan kebahagiaan yang ada pada dirinya, lepas dari kesulitan hidup yang sebenarnya tiap hari ia alami. Ia bekerja sebagai seorang penyanyi-panggilan, namun kurang berhasil. Meski begitu, banyak orang menyukai dirinya karena energi yang terpancar dari dirinya. Dari dua anaknya, Francie dan Neeley, ia memiliki kedekatan yang spesial dengan Francie. Ia tak ingin Francie melihat realita sebenarnya dari kehidupan mereka agar Francie tetap bisa bermimpi dan memiliki harapan. Namun suatu hari, Katie, istrinya, mengatakan sesuatu yang begitu menyakiti hatinya, dan ia mulai kehilangan karismanya. Tak ada lagi kebahagiaan di dalam rumah keluarga Nolan. John Nolan berhenti menipu dirinya bahwa ia bahagia. Namun, ia tetap memegang harapannya pada masa-depan Francie.

Katie Nolan (diperankan oleh Dorothy McGuire) adalah istri John Nolan. Terlalu lama hidup dalam kemiskinan, perlahan, menghancurkan jiwanya. Ia berubah menjadi pribadi yang dingin. Dimulai dari ketika ia menyuruh kakaknya, Bibi Sissy (diperankan oleh Joan Blondell), untuk jangan lagi mengunjungi rumah kediamannya karena Katie merasa keberadaannya memberikan pengaruh buruk pada anak-anaknya. Lalu ia mulai menusuk hati Nolan untuk berhenti menipu dirinya dengan harapan-harapan seolah mereka akan bisa keluar dari kesulitan ekonomi mereka. Dan pada akhirnya, Katie menyakiti impian Francie ketika ia mengatakan, secara tidak sengaja, bahwa Francie harus berhenti bersekolah karena Katie mengandung bayi-baru yang mengharuskan Francie bekerja mencari uang tambahan bagi kehidupan keluarganya. Namun, dinginnya hati Katie dirasakan oleh Katie sendiri sebagai suatu energi yang asing, yang tidak sejalan dengan kata hatinya. Ibu Katie (nenek Francie) dalam satu adegan mengatakan pentingnya edukasi dalam hidup untuk memperbaiki nasib seseorang, suatu hal yang terlewatkan olehnya, oleh Katie, namun ia bersumpah bahwa hal itu tidak akan terlewatkan bagi Francie dan Neeley. Dalam kesempatan lain Katie juga mengakui kurangnya pengetahuan yang ia miliki, bahwa tak satupun buku-buku yang Francie bacakan tiap malamnya di meja makan, pernah ia sentuh.

Katie Nolan, played by Dorothy McGuire; darkness grew within her because of her 'poverty'

Neeley (diperankan Ted Donaldson) adalah adik dari Francie. Ia seorang anak laki-laki yang sedikit nakal, namun hatinya baik. Ia sering bertengkar dengan Francie. Namun dibalik itu Francie dan Neeley memiliki hubungan yang erat sebagai kakak dan adik. Berbeda dengan Francie, Neeley kurang menyukai sekolah ataupun buku. Namun setiap malam ia ikut kakaknya membacakan karya-karya Shakespeare di ruang makan.

Francie, Katie, and Neeley
Francie (diperankan oleh Peggy Ann Garner) adalah anak perempuan tertua dari pasangan Nolan. Ia sangat mencintai ayahnya, dan merasa bahwa ia adalah orang yang paling mencintainya. Karena hal itu, ketika ayahnya meninggal karena sakit, ia kecewa dan marah pada ibunya. Apalagi dalam beberapa kesempatan Francie tahu bahwa ibunya pernah menyakiti ayahnya. Berbeda dengan Neeley, Francie begitu menyukai sekolah dan ia hobi membaca buku. Orang-tuanya, terutama ayahnya, sangat mendukung dia. Ketika Francie berkata bahwa ia merasa tidak cocok berada di sekolahnya yang sekarang (yang kualitasnya kurang bagus) dan ingin pindah ke sekolah yang lebih-bagus, ayahnya langsung berusaha untuk memenuhi keinginan Francie, meskipun mereka harus memalsukan alamat mereka karena sekolah tersebut berada di lingkungan orang-kaya.

Masing-masing karakter memiliki hubungannya sendiri dengan Francie, dan mereka memiliki konflik batinnya masing-masing. Menonton film ini, kita dijauhkan dari cara berpikir klise seperti adanya orang-baik, orang-jahat, dan generalisasi lain mengenai penilaian karakter manusia. Dalam film ini kita tahu bahwa John Nolan, meskipun ia adalah karakter yang selalu terlihat ceria, namun sekali ia kecewa, ia sulit untuk kembali bangkit. Kita melihat bahwa meskipun Neeley tidak menyukai sekolah dan buku, ia memiliki hati yang baik dan bisa diandalkan. Katie, meskipun sikapnya dingin, namun kita diperlihatkan mengapa bisa bersikap demikian, karena situasilah yang membentuk dirinya menjadi seperti itu.

The frame shows the coldness of relationship between Francie and her mom after John's death

Yang saya bahas di atas adalah hal yang menarik saya dari film ini. Namun, butuh lebih dari itu untuk membuat film sebaik ini. Performa dari para pemain di film inipun sangat baik, pengarahan Kazan dari pergerakan mereka, cara mereka menyampaikan dialog mereka, ekspresi, gestur, segalanya membentuk kesan tertentu dari tiap aksi ataupun adegan. Cara berpakaian dan pembawaan Neeley dan Francie memberi gambaran tertentu bagi karakter mereka, bagaimana Neeley hampir selalu memakai topi dan Francie selalu mengepang rambutnya. Lalu dari kualitas dialog, konstruksi cerita hingga klimaks. Banyak sekali elemen film, dari yang terlihat hingga yang kasat-mata, banyak sekali hal yang bisa dipelajari dari filmnya, dan dengan hasil seperti film ini, membuktikan talenta Elia Kazan sebagai seorang sutradara.

No comments:

Post a Comment