Sunday, 8 January 2012

Saboteur

 

Judul: Saboteur|Tahun-rilis: 1942|Produser: Frank Lloyd|Sutradara: Alfred Hitchcock|Penulis-skenario: Peter Viertel, Joan Harrison, Dorothy Parker|Sinematografer: Joseph Valentine|Pemain: Robert Cummings, Priscilla Lane|Durasi: 108 menit

Saboteur adalah sebuah cerita petualangan, sejenis dengan film Hitchcock lainnya seperti The Foreign Correspondent atau North by Northwest. Film ini bercerita tentang Barry Kane, diperankan oleh Robert Cummings, yang dituduh telah melakukan suatu pembunuhan yang tidak ia lakukan. Barry lari dari kejaran polisi, melakukan petualangannya untuk menangkap pembunuh sebenarnya. Yang membuat film ini menarik adalah performa Robert Cummings dan adegan-adegan dalam film ini yang seru.

Robert Cummings sebagai Barry Kane
Casting Robert Cummings sebagai tokoh-utama film Hitchcock memberikan nuansa berbeda dari film-film petualangan Hitchcock lainnya. Hitchcock dalam interviewnya dengan Truffaut mengatakan bahwa ia kurang-setuju dengan Robert Cummings karena menurutnya Robert, meskipun seorang aktor yang hebat, ia memiliki fitur yang lebih cocok untuk film komedi-ringan. Namun menurut saya justru kehadiran Robert Cummings yang masih berumur muda, memberikan energi yang lebih dinamis pada film. Selain itu, bila dalam The Foreign Correspondent atau North by Northwest tokoh utamanya memakai setelah jas dan memiliki latar-pekerjaan kerah-putih, dalam film ini Robert memakai jaket karena memang ia hanyalah seorang buruh pabrik. Hal ini juga lebih memperkuat suasana petualangan dalam film.

final-scene di puncak Patung Liberty
Adegan-adegan aksi dalam film inipun sangat menarik dan seru. Ada adegan Robert Cummings harus melompat ke sungai dari sebuah jembatan untuk kabur dari kejaran gerombolan polisi (yang tentu saja seperti kebanyakan film Hitchcock lainnya, lebih berperan sebagai antagonis dalam film), ada adegan peledakan pelabuhan kapal, adegan pembunuhan di bioskop, dan adegan finale di Patung-Liberty. Semua adegan ini disampaikan dengan ritme yang cepat (mungkin karena itu cocok untuk penonton jaman sekarang). Dalam 4 menit, kita sudah di suguhkan yang menjadi bijih drama cerita, matinya salah seorang buruh pabrik amunisi dalam sebuah kebakaran. Dalam 10 menit, Robert Cummings sudah memulai petualangannya untuk menangkap pembunuh buruh tersebut, sementara polisi malah mengejar dirinya karena mengira bahwa Robert-lah pembunuhnya. Penonton terus disajikan adegan aksi yang menegangkan hingga akhir film. Namun di antara adegan aksi tersebut, penonton juga disuguhkan adegan-adegan drama yang membentuk persepsi penonton mengenai kehidupan sosial masyarakat Amerika.

Dalam petualangannya, Robert bertemu bermacam-macam orang, ada pria-tua yang buta, ada seorang supir-truk, dan ada kelompok sirkus. Dari mereka semua ada yang mau menolong Robert, namun ada juga yang menolak. Misalkan pria-buta yang ia temui tinggal di sebuah rumah-kayu di tengah hutan. Meskipun Robert tidak mengatakan yang sesungguhnya bahwa ia adalah buronan polisi, pria tersebut tahu, dan ia tetap tidak mengadukan Robert kepada polisi karena ia merasa bahwa Robert bukanlah pelaku kejahatan yang sesungguhnya. Atau supir-truk yang menolongnya ketika ia melompat dari jembatan untuk melarikan diri dari polisi.
Nice-friendly Old-man yang ditemui Robert Cummings dalam petualangannya

Hitchcock juga menyentuh masalah yang populer pada saat itu, mengenai konfrontasi demokrasi dan fasisme. Film ini dirilis pada tahun 1942, setahun sebelum PD II berakhir, dan mulai shooting, menurut Wikipedia.org, hanya beberapa bulan setelah penyerangan Jepang di pelabuhan Pearl, Hawaii. Demokrasi dengan semboyannya people’s power begitu dipuja di film ini, sedangkan kediktatoran, menjadi tokoh-jahat. Karena itu dalam petualangannya, ketika Robert bertemu dengan masyarakat awam Amerika, cerita begitu memihak mereka, seolah dalam adegan tersebut, orang-orang awam tersebut mengambil alih adegan untuk sesaat, karena penonton tersenyum betapa terpujinya tindakan mereka. Dan ketika ada orang yang menolak untuk membantu pelarian Robert, seperti yang dilakukan pria bertubuh pendek dalam adegan pertemuan Robert dengan sebuah kelompok sirkus, kepala kelompok tersebut langsung berkata dingin, “Fascist!” Otak-kriminal dalam film ini juga adalah orang-kaya yang memiliki kedudukan tinggi, yang berdasarkan sejarah manusia dari dulu sampai sekarang, selalu menjadi musuh (atau dimusuhi) oleh rakyat-awam (atau masyarakat pada umumnya). Film ini memberikan kesan betapa hangat dan terbukanya tangan rakyat sebuah negara demokrasi.

Namun dalam menonton film ini kita tidak perlu banyak berpikir mengenai ideologi negara barat atau timur, dan sebagainya. Hitchcock selalu memprioritaskan penontonnya dengan memberikan film yang menghibur. Film ini seperti versi-pelopor film aksi jaman sekarang seperti Mission Impossible, dimana kita disuguhkan adegan-adegan menegangkan dari awal hingga akhir film. Pengalaman yang menyenangkan menyaksikan film ini.

No comments:

Post a Comment