Thursday, 7 June 2012

The Swarm (1978)


Judul: The Swarm
Tahun-rilis: 1978
Produser: Irwin Allen
Sutradara: Irwin Allen
Penulis-skenario: Stirling Silliphant
Sinematografer: Fred J. Koenkamp
Editor: Harold F. Kress
Pemain: Michael Caine, Katharine Ross, Richard Widmark, Richard Chamberlain, Olivia de Havilland.
Genre: Science-fiction
Durasi: 156 menit

Saya belum pernah menonton film Irwin Allen sebelumnya. Sekali saya pernah mendengar namanya ketika Coppola menyebut namanya dalam salah satu interviewnya di Heart of Darkness, tentang pembuatan film Apocalypse Now. Dia bilang bahwa dia ingin menjadi seperti Irwin Allen. Mendengar itu, tentu saja nama Irwin Allen menjadi menarik buat saya karena Apocalypse Now ketika itu terkenal sebagai film yang berani, modal yang besar (USD 31 juta, sementara Jaws hanya USD 9 juta), sementara cara dan bentuk filmnya sangat mengandalkan intuisi Coppola di lapangan. Benar saja, Irwin Allen mengeluarkan USD 21 juta untuk film ini. Di bagian awal filmnya saja dua helikopter di jatuhkan dari udara dan meledak. Namun sayang sekali, disaat filmnya bertaruh besar, namun kalah.

One of the exploded-helicopters right the crash

I’m really sick about this movie! Bukannya filmnya jelek banget atau jelek semua. Dengan uang USD 21 juta, perlu seorang jenius untuk membuat filmnya benar-benar jelek. Ada beberapa adegan yang menurut saya menarik, seperti adegan ketika sebuah kereta-api diserang sekelompok lebah-pembunuh, dan akhirnya jatuh ke jurang. Namun filmnya tidak memberikan perasaan yang enak. You don’t feel about the movie. In fact, gw bete selama beberapa jam paska nonton film ini (hingga akhirnya gw muak, dan keluar buat olah-raga, cari angin).

Bercerita tentang sekelompok lebah mutan yang mulai menyerang kota-kota yang ada. Sekelompok ilmuwan dan tentara berusaha untuk menghabisi mereka sebelum korban semakin banyak.

I think this is the best performance of Michael Caine on the film

Selain action, film ini juga memiliki unsur komedi. Namun komedi itu muncul biasanya karena kebodohan yang ada pada film; yang tentunya karena pada dasarnya bodoh, lama-kelamaan jadi tumpul dan membosankan (sejenis dengan film-film Ed Wood, saya tidak bisa menikmatinya sama sekali). Seperti, seorang Jendral yang dimainkan oleh Richard Widmark (padahal performanya brilian di film Elia Kazan, Panic in the Street) yang terus saja berkata, “What the hell bla bla...!” dan juga presence-nya yang sama sekali tidak diperlihatkan layaknya jendral, dimana semua orang hormat padanya. Instead, Michael Caine, yang memainkan tokoh utama, memperlakukan sang jendral layaknya seorang OB (sementara dua-bintang terlihat menempel di pundaknya). Atau hal-hal kecil seperti ketika sang Jendral berbicara melalui video-confrence dengan atasannya. Arah mata sang atasan tidak sesuai dengan letak layar di kantornya. Silly mistake, pada awalnya saya tertawa, tapi lama-kelamaan saya muak. Dan masih banyak lagi kesalahan-kesalahan sejenis.

Too rough. I think Irwin Allen execution is too obvious, though the message is acceptable

Untuk musik scoringnya sendiri sebenarnya sangat bermutu. Namun apa artinya musik bila yang diiringinya kualitasnya kurang baik. Composernya adalah Jerry Goldsmith.

Namun sebenarnya kesalahan-kesalahan kecil itu tidak lah berarti besar bagi saya. Hanya saja tidak adanya perasaan-nyaman setelah menontonnya menjadikan pengalaman menonton filmnya tidak menyenangkan. Mungkin sebaiknya filmnya dibuat lebih ceria, lebih positif, dengan adegan aksi yang lebih seru.

No comments:

Post a Comment