Monday, 18 June 2012

Our Man in Havana (1959)


Judul: Our Man in Havana
Tahun-rilis: 1959
Produser: Carol Reed
Sutradara: Carol Reed
Penulis: Graham Greene
Sinematografer: Oswald Morris
Komposer-musik: Frank Deniz, Laurence Deniz
Pemain: Alec Guinness, Burl Ives, Maureen O’Hara
Genre: Drama-comedy
Durasi: 111 menit

Setelah memikirkan kembali judul dari blog ini, Jurnal Film, saya merasa harus lebih jujur tentang apa yang saya rasakan ketika saya sedang menonton suatu film. Bukannya saya selama ini berbohong mengenai apa yang saya rasakan, hanya saja terkadang saya hanya menuliskan sisi positif dari sebuah film disaat yang sebenarnya saya rasakan ketika menonton adalah ngantuk dan bosan. Mengorbankan nama-besar Carol Reed di mata saya sendiri, namun itulah yang saya rasakan ketika menonton Our Man in Havana.

Alec Guinness played the secret agent, Mr. Wormold

Tokoh utama diperankan oleh Alec Guinness (kalo engga salah, pernah liat dia pas masih muda di film David Lean, The Great Expectations), bernama Wormold. Mengambil setting di Havana, Kuba – Wormold adalah seorang pedagang Inggris. Suatu hari ia dihampiri seorang agen rahasia Inggris untuk direktrut menjadi agennya. Setelah ditawarkan sejumlah uang yang cukup besar, Wormold menerima tawaran tersebut. Jadilah ia seorang agen rahasia. Cerita bertambah seru ketika Wormold kesulitan beradaptasi dengan pekerjaannya yang mengharuskan ia merekrut sub-agen lain. Dengan putus-asa, ia mengambil jalan-pintas dengan berbohong mengenai profil sub-agen yang telah ia rekrut. Pepatah mengatakan bahwa ‘kebohongan melahirkan kebohongan lain’, dan itulah yang Wormold ketika organisasi-rahasia yang mempekerjakannya mengirimkan agen lain untuk membantu Wormold.

Mr. Wormold tried to convince a guy to work for him as his sub-agent

Dari segi visual dan suara sendiri menurut saya filmnya sangat bagus. Dari visualnya terlihat ciri-khas framing Reed difilm-film sebelumnya yang pernah saya lihat (The Fallen Idol, Odd Man Out, dan terutama The Third Man hampir mirip dengan yang satu ini, hanya saja The Third Man lebih hitam). Dari segi suara, ...well, gw ga tau nama genre musiknya apa, salsa, latin, chacha muchacha bonita,... namun cukup untuk menciptakan atmosfir komedi dan kontradiktif dari tema film yang gelap dan misterius.

Very nice shot at the beginning, typical Reed's shot I usually see on his films

Mungkin hanya karena saya letih ketika menonton, dan mengantuk sehingga tidak bisa menikmati film secara penuh. Namun sepertinya kekurangannya terletak pada ritme film yang agak lamban dan plotting yang longgar sehingga mendukung kondisi psikis saya yang saat itu sedang lelah untuk tertidur. Namun, orang pasti bisa melihat sentuhan brilian dari Carol Reed pada film ini lepas dari engaging atau tidak temanya.

No comments:

Post a Comment