Judul: Our Man in Havana
Tahun-rilis: 1959
Produser: Carol Reed
Sutradara: Carol Reed
Penulis: Graham Greene
Sinematografer: Oswald Morris
Komposer-musik: Frank Deniz, Laurence Deniz
Pemain: Alec Guinness, Burl Ives, Maureen O’Hara
Genre: Drama-comedy
Durasi: 111 menit
Setelah memikirkan kembali judul dari blog ini, Jurnal Film,
saya merasa harus lebih jujur tentang apa yang saya rasakan ketika saya sedang
menonton suatu film. Bukannya saya selama ini berbohong mengenai apa yang saya
rasakan, hanya saja terkadang saya hanya menuliskan sisi positif dari sebuah
film disaat yang sebenarnya saya rasakan ketika menonton adalah ngantuk dan
bosan. Mengorbankan nama-besar Carol Reed di mata saya sendiri, namun itulah
yang saya rasakan ketika menonton Our Man in Havana.
Tokoh utama diperankan oleh Alec Guinness (kalo engga salah,
pernah liat dia pas masih muda di film David Lean, The Great Expectations),
bernama Wormold. Mengambil setting di Havana, Kuba – Wormold adalah seorang
pedagang Inggris. Suatu hari ia dihampiri seorang agen rahasia Inggris untuk direktrut
menjadi agennya. Setelah ditawarkan sejumlah uang yang cukup besar, Wormold
menerima tawaran tersebut. Jadilah ia seorang agen rahasia. Cerita bertambah
seru ketika Wormold kesulitan beradaptasi dengan pekerjaannya yang mengharuskan
ia merekrut sub-agen lain. Dengan putus-asa, ia mengambil jalan-pintas dengan
berbohong mengenai profil sub-agen yang telah ia rekrut. Pepatah mengatakan
bahwa ‘kebohongan melahirkan kebohongan lain’, dan itulah yang Wormold ketika
organisasi-rahasia yang mempekerjakannya mengirimkan agen lain untuk membantu
Wormold.
Dari segi visual dan suara sendiri menurut saya filmnya
sangat bagus. Dari visualnya terlihat ciri-khas framing Reed difilm-film
sebelumnya yang pernah saya lihat (The Fallen Idol, Odd Man Out, dan terutama
The Third Man hampir mirip dengan yang satu ini, hanya saja The Third Man lebih
hitam). Dari segi suara, ...well, gw ga tau nama genre musiknya apa, salsa,
latin, chacha muchacha bonita,... namun cukup untuk menciptakan atmosfir komedi
dan kontradiktif dari tema film yang gelap dan misterius.
Mungkin hanya karena saya letih ketika menonton, dan
mengantuk sehingga tidak bisa menikmati film secara penuh. Namun sepertinya
kekurangannya terletak pada ritme film yang agak lamban dan plotting yang
longgar sehingga mendukung kondisi psikis saya yang saat itu sedang lelah untuk
tertidur. Namun, orang pasti bisa melihat sentuhan brilian dari Carol Reed pada
film ini lepas dari engaging atau tidak temanya.
No comments:
Post a Comment