Friday, 15 June 2012

The Long Voyage Home (1940)


Judul: The Long Voyage Home
Tahun-rilis: 1940
Produser: John Ford
Sutradara: John Ford
Penulis: Eugene O’Neill, Dudley Nichols
Sinematografer: Gregg Toland
Editor: Sherman Todd
Pemain: John Wayne, Thomas Mitchell
Genre: Drama Adventure
Durasi: 105 menit

Dalam wawancara John Ford dengan Peter Bogdanovich, ketika disuruh untuk memperkenalkan diri, ia menjawab, “I’m John Ford. I make western.” Pernyataan itu tidak sepenuhnya benar karena John Ford tidak hanya membuat film koboi, namun juga ia membuat banyak film drama dan gangster. Dia antaranya yang pernah saya tonton (dan belum saya buat artikelnyaJ) ada The Hurricane, The Informer, Prisoner of Shark Island, Grapes of Wrath, How Green was My Valley, dan yang baru saja saya tonton, The Long Voyage.

The interesting opening sequence. This is the second shot. After a shot of a distant ship, we see this shot with somekind of voodoo's music in the background

Film ini bagi saya hampir setipe dengan Stagecoach (atau Air Force-nya Howard Hawks), dimana tokohnya bersama-sama berpetualang di sebuah kendaraan, namun kali ini petualangan mengambil setting perjalanan sebuah kapal barang yang mengangkut amunisi mengarungi samudra. Bila di Stagecoach rintangan alamnya adalah badai gurun, di The Long Voyage rintangannya adalah badai laut (hahaha, of course (dikatakan dengan nada Chow Yun Fat dalam A Better Tomorrow)). Namun kali ini badai memakan korban, seorang kru senior yang mengambil inisiatif menarik jangkar kapal yang longgar ketika badai berlangsung. Ombak menariknya hingga ia terbentur badan kapal dan mengalami patah tulang rusuk hingga ia muntah darah karena tulang itu menusuk paru-parunya. Ngeri selama adegan ini, dan penampilan Ward Bond yang sangat real memerankan Yank (tokoh yang kesakitan itu), menampah rasa ngilu di hati ketika melihatnya-- Padahal tidak ditampilkan darah setetes pun.

dying Yank before his death

Film The Long Voyage bercerita tentang petualangan sekelompok kru kapal. Sebenarnya lebih tepatnya bukan petualangan, namun hanya pekerjaan sehari-hari mereka di atas kapal (diterpa badai dan semacamnya...). Pada awalnya, kita diberikan cerita seru petualangan mereka; mulai dari diterpa badai, kematian salah satu kawan, seorang kru baru yang diduga seorang mata-mata Jerman (bersetting awal PD II). 

The man and a prostitute tried so hard to keep Olsen from returning to his home after 6 years away

Pada bagian akhir, cerita sedikit dibelokkan ke arah lain ketika pekerjaan pada awak kapal-laut itu digambarkan mencoba untuk menarik mereka kembali ke laut disaat sebenarnya mereka sudah muak dengan resiko dan imbalan yang tak setimpal dari pekerjaan tersebut. Olsen, diperankan John Wayne, adalah satu-satunya tokoh yang memiliki harapan untuk keluar dari, kalau tidak berlebihan, lingkaran setan itu. Segalanya berpusar pada dirinya. Teman-teman krunya mencoba untuk terus mendorong Olsen agar tidak lengah dan berhasil pulang ke kampung halamannya. Sementara orang-orang yang ada di pelabuhan mencoba untuk memperdaya dirinya (memperdaya adalah kata yang sangat tepat!) agar ia kembali ke kapal.

Dari segi visual, sejujurnya saya lupa. Tapi saya ingat nama sinematografernya, Gregg Toland – karena orang inilah yang menjadi sinematografer Orson Welles di Citizen Kane.

No comments:

Post a Comment