Judul: The Long Voyage Home
Tahun-rilis: 1940
Produser: John Ford
Sutradara: John Ford
Penulis: Eugene O’Neill, Dudley Nichols
Sinematografer: Gregg Toland
Editor: Sherman Todd
Pemain: John Wayne, Thomas Mitchell
Genre: Drama Adventure
Durasi: 105 menit
Dalam wawancara John Ford dengan Peter Bogdanovich, ketika
disuruh untuk memperkenalkan diri, ia menjawab, “I’m John Ford. I make
western.” Pernyataan itu tidak sepenuhnya benar karena John Ford tidak hanya
membuat film koboi, namun juga ia membuat banyak film drama dan gangster. Dia
antaranya yang pernah saya tonton (dan belum saya buat artikelnyaJ) ada The Hurricane,
The Informer, Prisoner of Shark Island, Grapes of Wrath, How Green was My
Valley, dan yang baru saja saya tonton, The Long Voyage.
The interesting opening sequence. This is the second shot. After a shot of a distant ship, we see this shot with somekind of voodoo's music in the background |
Film ini bagi saya hampir setipe dengan Stagecoach (atau Air
Force-nya Howard Hawks), dimana tokohnya bersama-sama berpetualang di sebuah
kendaraan, namun kali ini petualangan mengambil setting perjalanan sebuah kapal
barang yang mengangkut amunisi mengarungi samudra. Bila di Stagecoach rintangan
alamnya adalah badai gurun, di The Long Voyage rintangannya adalah badai laut
(hahaha, of course (dikatakan dengan nada Chow Yun Fat dalam A Better
Tomorrow)). Namun kali ini badai memakan korban, seorang kru senior yang mengambil
inisiatif menarik jangkar kapal yang longgar ketika badai berlangsung. Ombak
menariknya hingga ia terbentur badan kapal dan mengalami patah tulang rusuk
hingga ia muntah darah karena tulang itu menusuk paru-parunya. Ngeri selama
adegan ini, dan penampilan Ward Bond yang sangat real memerankan Yank (tokoh yang kesakitan itu), menampah rasa ngilu
di hati ketika melihatnya-- Padahal tidak ditampilkan darah setetes pun.
Film The Long Voyage bercerita tentang petualangan
sekelompok kru kapal. Sebenarnya lebih tepatnya bukan petualangan, namun hanya
pekerjaan sehari-hari mereka di atas kapal (diterpa badai dan semacamnya...).
Pada awalnya, kita diberikan cerita seru petualangan mereka; mulai dari diterpa
badai, kematian salah satu kawan, seorang kru baru yang diduga seorang mata-mata
Jerman (bersetting awal PD II).
Pada bagian akhir, cerita sedikit dibelokkan ke arah lain
ketika pekerjaan pada awak kapal-laut itu digambarkan mencoba untuk menarik
mereka kembali ke laut disaat sebenarnya mereka sudah muak dengan resiko dan
imbalan yang tak setimpal dari pekerjaan tersebut. Olsen, diperankan John
Wayne, adalah satu-satunya tokoh yang memiliki harapan untuk keluar dari, kalau
tidak berlebihan, lingkaran setan itu. Segalanya berpusar pada dirinya.
Teman-teman krunya mencoba untuk terus mendorong Olsen agar tidak lengah dan
berhasil pulang ke kampung halamannya. Sementara orang-orang yang ada di
pelabuhan mencoba untuk memperdaya dirinya (memperdaya adalah kata yang sangat
tepat!) agar ia kembali ke kapal.
Dari segi visual, sejujurnya saya lupa. Tapi saya ingat nama
sinematografernya, Gregg Toland – karena orang inilah yang menjadi
sinematografer Orson Welles di Citizen Kane.
No comments:
Post a Comment