Thursday, 17 May 2012

The Fallen Idol (1948)


Judul: The Fallen Idol
Tahun-rilis: 1948
Produser: Carol Reed
Sutradara: Carol Reed
Sinematografer: Georges Perinal
Editor: Oswald Hafenrichter
Genre: Drama
Durasi: 95 menit

Film Carol Reed ketiga yang telah saya tonton (setelah The Third Man dan Odd Man Out), meyakinkan saya bahwa karya Carol Reed adalah film-film bermutu. Pada awalnya sempat pesimis ketika satu waktu saya membaca komentar seorang blogger yang mengesankan Reed hanya menghasilkan satu karya hebat, The Third Man, selebihnya hanyalah film-film biasa yang tak berkesan. Namun sekarang saya bisa bilang bahwa orang itu salah.

Film ini juga mengkukuhkan keyakinan saya bahwa yang paling penting bagi seorang sutradara adalah membuat sebuah film yang menghibur penontonnya -- Steven Spielberg, Howard Hawks, Buster Keaton, Charlie Chaplin, David Lean. Bolehlah sebuah film agak flamboyan seperti halnya film-film Martin Scorsese; namun jangan berlebihan sejauh Jean-Luc Godard (Godard bagi saya secara visual sangat banyak yang bisa dipelajari, namun cara menyampaikan ceritanya membingungkan bagi orang awam). Masyarakat sudah pusing dengan rutinitas dan masalah dalam hidup mereka dan mereka pergi ke bioskop untuk mendapat hiburan, bukan beban pikiran (kecuali tentunya bagi beberapa minoritas).
Film The Fallen Idol bercerita tentang anak seorang duta-besar, Phile (Bobby Henrey), yang mencoba melindungi pelayan rumahnya, Baines (Ralph Richardson), dari tuduhan pembunuhan oleh polisi. Namun bukannya membantu, kebohongan yang ditimbun baik dari Phile maupun Baines sendiri malahan semakin memperumit masalah dan memperbesar kecurigaan polisi pada Baines.

Bobby Henry as Phile

Ceritanya memiliki unsur suspense yang sangat baik. Misalkan, pada pra kematian korban, Nona Baines (diperankan Sonia Dresdel), kita diperlihatkan bagaimana nona Baines menguntit suaminya yang berselingkuh dengan seorang wanita lain, Julie (Michele Morgan), di rumah ayah Phile. Atau pada adegan lain, kita diperlihatkan Phile yang berusaha keras menghindari memberikan informasi apapun pada pihak kepolisian demi keamanan temannya, Baines.

Berbeda dengan suspense yang disajikan Hitchcock yang biasanya berkisar mengenai pembunuhan atau sabotase, unsur suspense dalam film ini lebih bersifat kekanak-kanakkan. Mungkin ini karena kita melihat film dari kaca-mata Phile yang naif dan terkadang terkesan dimanipulasi oleh orang-orang dewasa di sekitarnya. Ada rasa humor dari sifat anak-anak Phile – membuat film ini (mungkin) lebih cocok untuk ditonton bagi keluarga dibandingkan kebanyakan film-film Hitchcock.

Film ini juga terkadang menghadirkan sinematografi yang terkesan humoris. Misalkan, tulisan “Closed” ketika Julie meninggalkan Baines dan Phile di sebuah kafe, menginformasikan kekecewaan Julie pada Baines sehingga hatinya pun tertutup padanya.

One of the visual-joke that is hard to forget

Untuk editing, tentunya yang paling menonjol adalah editing yang dilakukan pada sekuens interogasi Phile oleh detektif Ames (Jack Hawkins). Pemotong cepat yang dilakukan berhasil memberikan efek breath-taking pada penonton yang sebenarnya adalah situasi yang sedang dialami oleh Phile.

a shot from one of the sequence on the movie where Phile was interrogated by the detective

Terakhir, menurut saya casting film ini juga sangat baik. Secara pribadi, saya memfavoritkan casting Bobby Henrey sebagai Phile yang manis, dan juga Jack Hawkins sebagai detektif yang dingin dan lihai. Baines dan nona Baines juga diperankan dengan sangat baik; begitu pula dengan Julie.

No comments:

Post a Comment