Berikut adalah pembahasan plot dari film The Pawnbroker (dimulai dari adegan Ortiz dan ibunya di kamar apartemen mereka).
1. Ortiz bertekad membuka lembaran baru
Jesus Ortiz, terlihat bersemangat akan pergi bekerja. Ia berkata pada ibunya bahwa ia bertekad akan hidup bersih mulai saat itu. Pada bagian awal ini juga digambarkan Ortiz yang penuh semangat dan positif.
2. Icy-cold Mr. Nazerman
Pengenalan tokoh Mr. Nazerman. Seorang pemuda dengan gelisah mencoba menjual piala miliknya sebagai pemenang sebuah lomba orasi. Sebuah barang yang berharga baginya, dengan dingin Mr. Nazerman menjawab, “$1”. Pemuda itu tak punya pilihan lain.
Lalu datang seorang ibu berkulit hitam. Ia datang dengan kehangatan dan semangat, menjelaskan barang yang ingin ia gadaikan. Dengan dingin Mr. Nazerman hanya menjawab, “$2”. Ibu itu meninggalkan Mr. Nazerman kontras dengan mood-nya ketika ia datang dan berkata, “God pity you, Mr. Nazerman.”
Cara seperti ini dilakukan sering kali sepanjang plot. Suatu karakter dengan urusannya sendiri, datang, dan pergi meninggalkan kata-kata yang berarti bagi plot. “God pity you, Mr. Nazerman.” Kata-kata ini menunjukkan perspektif film dalam bercerita, bahwa Mr. Nazerman adalah orang yang patut, bukan dibenci, namun dikasihani. Ia bukanlah orang yang memiliki kelebihan dibanding yang lain, namun dikasihani karena ia tidak memiliki/menunjukkan sesuatu yang dimiliki manusia lain. Ia adalah orang yang cacat, karena itu, “Semoga Tuhan menolongmu, Mr. Nazerman.”
Di antara transaksi antara ibu kulit hitam dengan transaksi selanjutnya, ada jeda, dimana Ortiz berbicara tentang sesuatu yang tidak penting (bagi plot), tentang ia berencana membuat daftar barang-barang yang ada di toko.
Lalu Mr. Smith datang. Ia terlihat seperti orang tua yang kesepian, yang membutuhkan teman-bicara. Ia datang dengan bersemangat, bercerita tentang buku yang baru saja ia baca, sambil membawa sebuah lampu antik. Baru sampai di meja, Mr. Nazerman langsung berkata, “$2”. Sementara Mr. Nazerman menuliskan bukti transaksi, Mr. Smith terus bercerita tentang buku yang ia baca, namun Mr. Nazerman mengacuhkannya. Mr. Nazerman lalu memberikan uang pembayarannya. Mr. Smith salah-tingkah, ia diam, merasa bersalah walaupun ia sebenarnya tidak melakukan kesalahan apapun. Ia berkata, “I”m sorry for talking too much Mr. Nazerman.” Dan Mr. Nazerman pun tidak menjawab permintaan maaf itu.
3. Seseorang bernama Rodriguez
Pengenalan Rodriguez. Ia menelpon Nazerman. Akhirnya Nazerman membuka mulutnya bagi orang lain, ia memulai dialognya. Hal ini menunjukkan bahwa Rodriguez bukanlah orang biasa namun seseorang yang lebih dihormati oleh Nazerman dibanding orang-orang yang lain. Di tambah Rodriguez juga tinggal di rumah yang bagus. Ia adalah seseorang dari strata atas.
4. Mrs. Birchfield
Pengenalan tokoh. Ia datang meminta sumbangan sebuah organisasi sosial. Mr. Nazerman memberikan sumbangan, dengan dingin. Mrs. Birchfield kesal, dan dengan marah sambil berkata-kata, ia pergi meninggalkan toko tersebut.
5. Janji Mr. Nazerman untuk mengajari Ortiz malam harinya
6. Bekas geng Ortiz
Pengenalan 3 orang bekas geng Ortiz. Mereka bukan orang baik-baik. Ortiz terlihat khawatir ketika mereka masuk. Sekilas, salah satu dari anggota geng itu bertanya mengenai tato di tangan Mr. Nazerman. Namun Mr. Nazerman hanya diam.
7. Mr. Nazerman Tatto
Adegan ini menjawab tentang tato Mr. Nazerman. Ortiz bertanya mengenai tato tersebut. Ia bertanya, “Is that a secret society, or something?”. Nazerman, “Yes.” Ortiz, “What do I do to join?” Nazerman menjawab, “You have to learn to walk on water.”
Saya rasa itu adalah referensi kepada Yesus, yang diceritakan pernah berjalan di atas air. Yesus adalah Yahudi. Artinya Ortiz haruslah seorang Yahudi untuk bisa ‘bergabung’ dengan komunitas-rahasia itu(yang sebenarnya adalah para tahanan penjara konsentrasi Yahudi).
Atau bisa juga kata-kata itu diartikan bahwa Ortiz tidak mungkin bisa bergabung dalam ‘komunitas’ itu, setidak-mungkin dirinya bisa berjalan di atas air.
8. Janji Nazerman, $5.000, dan Kalender
Nazerman menepati janjinya untuk mengajari Ortiz tentang ilmu yang ia miliki. Lalu orang suruhan Rodriguez datang, memberikan uang $5.000 yang Nazerman masukkan ke dalam brankas, Ortiz melihat hal itu. Lalu Ortiz mencoba mengganti tanggal kalender yang sudah telat, namun Nazerman melarangnya.
Informasi tentang $5.000 nantinya akan digunakan plot untuk menjadi motivasi Ortiz untuk merampok Mr. Nazerman.
Kalender adalah sebuah simbolisme psikologi dari Nazerman, yang berhenti menjalani hidup di tanggal yang ada di kalender. Dia tak ingin melupakan tanggal itu, ingin hidup di tanggal itu, sementara kenyataan terus berjalan, hari berganti.
9. What about the calender?
Di adegan ini dijelaskan mengapa Nazerman tidak mau mengganti tanggalannya.
Selesai mematikan semua lampu tokonya, ia memperhatikan sesaat tanggalan yang tadi disinggung. Lalu ia mulai berjalan. Sekelebat masa-lalu menghampirinya. Masa-lalu diperlihatkan. Salah satu temannya mati ketika mereka di kamp konsentrasi Yahudi. Itulah yang terjadi pada tanggal itu.
10. Kontras Nazerman dan Ortiz
Diperlihatkan perbedaan mencolok antara Ortiz dan Nazerman.
Ortiz bermain di sebuah bar dengan kekasihnya, yang tampaknya seorang pelacur. Sebentar ia bertemu secara tak sengaja bekas geng lamanya. Ia menyebut soal $5.000 pada mereka ketika ia merasa kesal dengan olokan mereka. Ia terlihat menyesal setelah mengatakan itu.
Sementara itu di tempat lain Mr. Nazerman juga sedang bersama seorang wanita bernama Tessie. Tessie adalah istri dari teman Nazerman yang mati di kamp konsentrasi. Nazerman rutin datang ke tempat itu untuk ‘menyenangkan’ Tessie.
Lalu film beralih ke Ortiz yang bercinta dengan pacarnya. Mereka terlihat bahagia, tertawa. Sementara Nazerman juga bercinta dengan Tessie, dalam bisu dan kekakuan. Bahkan sebelum mulai bercintapun, Nazerman terlihat lelah dan bosan. Ada sedikit humor di akhir adegan ini, dimana sementara Ortiz dan pacarnya mengakhiri cinta mereka dengan ciuman, Nazerman dan Tessie sibuk bermain kartu.
Sampai titik ini, semua karakter telah diperkenalkan.
(38.15)
11. Kike, date with Mrs. Birchfield, dan cincin pernikahan
Seorang pemuda datang, ia sepertinya seorang pemakai narkoba. Ia menjual radionya, meminta sejumlah uang, namun Mr. Nazerman menawar jauh di bawah keinginannya. Ia berteriak, “Kike!”, kata makian bagi bangsa Yahudi. Lalu pemuda itu pergi.
Kata makian rasis ini akan dijadikan semacam pengenalan adegan selanjutnya dengan Ortiz ketika mereka berbicara tentang ras Yahudi.
Mrs. Birchfield bersimpati pada Nazerman karena kata-kata kasar pemuda itu. Namun Nazerman tidak menunjukkan ketersinggungan sedikitpun. Lalu Mrs. Birchfield mengajak Nazerman untuk makan siang.
Belum selesai percakapan antara Nazerman dan Birchfield, datang pelanggan lain yang ingin menggadaikan cincin nikahnya. Ketika melihat cincin itu, Nazerman kembali mengingat masa-lalunya di kamp konsentrasi. Dari sekuens ini, pesannya adalah Nazerman pernah mempunyai istri.
Mrs. Birchfield dan Nazerman akan makan siang hari Rabu-nya.
12. The Kike
Melanjutkan perkataan pemuda siang harinya, Ortiz menyinggung lagi tentang bagaimana bangsa Yahudi bisa hebat berbisnis? Nazerman menjelaskan dengan emosional alasannya. Ortiz mendengarkan dengan terkagum-kagum.
13. Improv
Adegan ibu dan Ortiz, kebanyakan berbahasa Spanish. Lalu Ortiz mengajarkan ibunya sebuah kalimat. Sepertinya bagian itu dilakukan secara spontan, dengan kata lain Lumet bereksperimen.
Adegan ini menurut saya fungsinya sebagai bagian istirahat.
14. Sol Nazerman, The Walking Dead
Ayah Tessie memaki Nazerman, sebagai seorang yang ‘mati’, sekeluarnya dari kamp penahanan. Ia juga kurang-lebih mengatakan secara lisan bagaimana Sol Nazerman sampai momen itu, orang tanpa cinta, tanpa passion, dan tanpa harapan. Di akhir adegan ayah Tessie berteriak pada Sol, “Sol Nazerman, the walking dead!”
15. Date with Mrs. Birchfield
Nazerman bertemu dengan Birchfield di sebuah taman. Mrs. Birchfield bersiap untuk menikmati makan-siangnya. Birchfield ingin membuka dirinya pada Nazerman, ia menceritakan kisahnya ketika ia masih remaja.(dialog dibawah adalah versi singkat)
B: Ketika aku remaja aku memiliki banyak teman dan sering berpesta. Hingga suatu hari aku merasakan apa yang dinamakan KESEPIAN. Lalu aku menikah, dan tiba-tiba ia meninggal.
N: Sangat naif, jadi anda baru saja menemukan apa yang namanya kesepian dan bahwa dunia itu kejam? Kuberitahu bahwa diluar sana ada dunia yang lain, di mana yang hidup di sana adalah orang-orang dari spesies lain. Lalu, apa yang kau tahu?
B: Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan.
N: Tentu saja!
B: Namun yang aku alami...
N: Yang kau alami bukanlah apa-apa!
B: Tidak! Itu tidak benar! Apa yang membuatmu begitu pahit?
N: Pahit? Aku tidak pahit! Itu sudah lama berlalu. Aku adalah orang tanpa amarah. Aku tidak memiliki rasa dendam apapun yang pernah dilakukan orang padaku. Aku telah lepas dari emosi. Yang kuinginkan hanyalah kedamaian dan kesunyian!
B: Mengapa belum kau temukan kedamaian dan kesunyian itu?
N: Karena orang-orang sepertimu tidak membiarkannya. Pergilah dari hidupku!
Dari dialog ini, yang saya tangkap adanya usaha Nazerman mengingkari dirinya sendiri. Ketika Birchfield merasa bahwa yang dirasakan Nazerman adalah kesepian, ia menolak ide itu. Bahkan ia merasa bahwa yang ia rasakan jauh dari rasa-mendasar seperti kesepian dengan berkata adanya dunia yang penghuninya benar-benar berbeda di luar sana, mereferensi ke dirinya tentu, di mana maksud dari penghuninya yang benar-benar berbeda adalah bangsa Yahudi yang mengalami penderitaan jauh lebih besar di banding bangsa-bangsa lain pada umumnya. Ketika Birchfield mencoba mempertahankan yang ia alami dengan berkata, “Namun yang aku alami...” Nazerman langsung memotong, “..bukanlah apa-apa!” Ada rasa pahit, beban yang begitu berat yang sebenarnya Nazerman-pun menyadarinya. Karena itu ketika orang menceritakan tentang sedikit pelajaran kehidupan yang mereka pelajari dari penderitaan hidup mereka, ia langsung bangkit, meluapkan emosinya bahwa penderitaan itu tidaklah sebanding dengan penderitaannya.
Birchfield lalu berkata, “Mengapa kamu begitu pahit?” Nazerman kembali melawan kenyataan dengan dialognya bahwa ia sudah lepas dari emosi seperti itu. Padahal, selama percakapan dalam adegan ini, kepahitannya terasa begitu kuat, dan ia menebarkan kepahitan itu kepada Mrs. Birchfield, dan pada orang lain di sekitarnya.
Mrs. Birchfield, yang dulunya ingin lebih mengenal dan membantu Nazerman, langsung pergi meninggalkan Nazerman.
Setelah dipikir-pikir, mungkin niat Birchfield memang tidak murni ingin membantu Nazerman. Pertama, Birchfield melihat dirinya sebagai seorang wanita yang kesepian. Ia bilang ia pernah bersuami, namun suami itu telah meninggal. Ia juga langsung mengungkit tentang kesepian ketika bertemu Nazerman. Jadi, dia adalah wanita yang kesepian. Melihat Nazerman yang pendiam, menutup diri, mungkin ia melihat seorang pria yang sama seperti dirinya, kesepian dan membutuhkan pendamping. Melihat potensi mutualisme itu, ia menghampiri Nazerman.
54.00
16. Ortiz marah pada Mr. Nazerman
Nazerman pulang ke tokonya, mendapati orang suruhan Rodriguez telah merobek kalender miliknya. Nazerman marah, ia menolak menanda-tangani surat dari Rodriguez dan mengusir orang itu.
Masih dalam kekesalannya, datang Mr. Smith. Mr. Smith datang bercerita tentang Socrates dan segalanya. Mr. Nazerman semakin muak mendengarkan omongan itu. Ia bertanya untuk apa Mr. Smith datang ke tokonya dengan nada menghina, “Just for once stand still be rational and think why you came down here for?” Mr. Smith pergi meninggalkan Nazerman dengan sedih.
Setelah Mr. Smith pergi, Mr. Nazerman mengeluh tentang orang seperti dia. Ortiz, yang kebetulan pacarnya berkulit hitam, mengira bahwa Mr. Nazerman menghina bangsa kulit hitam. Maka ia menentang Mr. Nazerman. Namun Mr. Nazerman bilang bahwa ia menghina Mr. Smith bukan karena ia berkulit hitam, namun semua bangsa memang hina! Ortiz lalu bertanya, “Bukankah mereka juga adalah ciptaan Tuhan, Mr. Nazerman?” Mr. Nazerman bilang bahwa ia tidak percaya Tuhan. Ortiz lalu bertanya, “Lalu apa yang anda percayai, Mr. Nazerman.” Mr. Nazerman menjawab, “Money.”
Mr. Nazerman lalu dengan panjang lebar menjelaskan tentang uang, cara kerja uang, dan bahwa uang adalah segalanya dalam hidup.
Ortiz mendengar itu, terlihat berpikir kebenaran pernyataan itu dan meninggalkan Mr. Nazerman.
17. Reaksi Ortiz
Ortiz telah belajar dari Nazerman dan menerima pelajaran itu, bahwa uang adalah segalanya. Ia berkata pada pacarnya, “I’m going to get that money and fast!” Namun Ortiz masih ragu mendatangi rekan kriminal lamanya karena ia telah bertekad untuk memulai hidup baru. Ditambah lagi pacarnya berkata bahwa geng itu hanyalah akan merusak dirinya. Pacarnya bilang bahwa ia akan berusaha untuk mendapatkan uang itu (Ortiz ingin membuka usaha, karena itu ia bekerja pada Nazerman, selain untuk gaji, juga untuk belajar keahlian Nazerman).Namun ia tetap pergi ke kediaman mereka. Dalam adegan selanjutnya, pacar Ortiz mendatangi Nazerman untuk menggadaikan cincinnya demi Ortiz.
Saya baru menyadari hal ini, bahwa Ortiz ternyata tidak pernah membenci Nazerman (setidaknya hingga detik ini). Ia hanya belajar dari Nazerman bahwa uang adalah segalanya. Ia adalah korban nilai-nilai hidup Nazerman. Dan karena uang adalah segalanya, untuk apa ia bekerja keras di toko Nazerman, bila ia bisa mendapatkan uang itu dengan cara yang lebih mudah dan cepat, merampok! Gurunya tidak percaya pada Tuhan, dan ia juga mengajarkan bahwa yang ada hanyalah uang, tidak ada kejujuran, kerja-keras, dsb, karena itu tidak ada salahnya merampok.
18. Dillema Ortiz
Ortiz mendatangi geng-nya masih dengan rasa dillema, apakah ia akan merampok Nazerman atau tidak. Dan kebingungannya itu ia katakan pada gengnya dengan berkata, “If...we’re going to do it,...” if , dan if. Jadi belum ada kepastikan bila ia akan melakukannya atau tidak. Tangee, kepala geng itu, mendengarkan. Ortiz juga menekankan bahwa tidak boleh ada tembak-menembak karena menurutnya itu bodoh.
19. Mozaik masa-lalu Nazerman, ayah Tessie meninggal, dan rahasia Rodriguez
Pacar Ortiz mendatangi Nazerman untuk menggadaikan cincinnya. Namun, percakapan mereka dipotong telepon dari Tessie.
Tessie bilang bahwa Mendel, ayahnya, telah meninggal. Nazerman dengan dingin berkata ia tidak peduli dan menutup telepon. Namun ia gelisah. Ia memandang telepon sesaat setelah ia memutusnya. Lalu ia duduk, terlihat depresi akan kabar dari Tessie. Meskipun ia bilang bahwa ia tidak peduli, ia sebenarnya sangat peduli. Ia berkata tidak sesuai dengan kata hatinya, seperti pada kejadian-kejadian sebelumnya.
Lalu pacar Ortiz kembali menawarkan cincinnya. Ia sampai membuka bajunya agar Nazerman mau menambah harga-beli-nya. Namun Nazerman justru teringat masa-lalunya ketika di kamp pengasingan. Ia melihat wanita-wanita Yahudi, termasuk istrinya, ditelanjangi dan diperkosa oleh tentara Jerman. Nazerman menyerah, ia memberikan apa yang pacar Ortiz inginkan tanpa menyentuh tubuhnya.
Secara tidak sengaja, pacar Ortiz juga menyebut tentang bos-nya, Rodriguez, yang juga adalah bos Nazerman. Pacar Ortiz meninggalkan toko, Nazerman berusaha keras menahan emosinya, menyadari bahwa ia makan uang dari hasil prostitusi, disaat ia memiliki trauma mengenai prostitusi karena istrinya.
20. Confronting Rodriguez
Dalam adegan ini terjadi dialog yang sangat bagus antara Rodriguez dan Mr. Nazerman.
Nazerman datang bertanya bila rumah-bordil itu memang milik Rodriguez. Nazerman terlihat merasakan emosi yang meluap-luap, namun ia coba sembunyikan, tangannya menggenggam lengan kursi dengan gelisah. Rodriguez menjawab bahwa itu benar. Lalu Nazerman menjawab bahwa ia tidak mau menerima uang darinya lagi. Rodriguez bertanya alasannya. Nazerman bilang ,”Because it came from filth and horror.” Nazerman baru saja akan melanjutkan kata-katanya ketika tiba-tiba Rodriguez bilang, “Professor, time of lecture is over!” Lalu Rodriguez mengambil alih percakapan. (percakapan berikut hanyalah pengulangan kasar dari dialog sebenarnya).
R: Now you listen to me! Where do you think the money came from? That money you use to keep the life of that old jew, money you give to Tessie, that money you get to pay for that nice, fat house on Long Island, and that nice, fat family you support there? Oh, I know everything, Mr. Nazerman. And I know where those money came from. From me! And the whorehouse is where I get the most from. Now tell me where you thought they came from?
N: (Nazerman menahan tangis! Ia terlihat begitu menderita!) .... Aku tak tahu.
R: Itu membuatmu sangat bodoh, professor! Kau hidup dekat dengan rumah-bordil itu. Kau hidup darinya. Dan kau bilang apa tentangnya? Filth? Horror? You’re living right in the middle of it and you don’t know? Or- maybe you’re something else. You’re the kind that who don’t want to know. Are you that kind of man, professor? That doesn’t want to know about things? Feel about things? Are you that kind? That makes you nothing! A ton of nothing!!
Meskipun urusannya sebenarnya hanyalah bahwa Nazerman tidak mau menerima uang yang ia anggap kotor, percakapan melebar hingga menyentuh salah satu sisi dari Nazerman, sebagai the kind that doesn’t want to know about things, feel about things. And that makes him nothing! A ton of nothing!
Rodriguez juga sempat berkata “filth? Horror? You’re living right in the middle of it, professor!” Baris ini bisa diartikan bahwa Mr. Nazerman tidak tahu-menahu tentang lingkungannya sendiri, bahwa rumah bordil itu memang milik Rodriguez. Baris ini juga bisa diartikan Mr. Nazerman sudah merupakan bagian dari filth dan horror yang ia katakan sendiri, dan Rodriguez muak karena Mr. Nazerman tidak mau mengakuinya seolah filth dan horror itu bukanlah bagian dari Mr. Nazerman. Namun baris ini bisa juga diartikan dari perspektif sifat Mr. Nazerman, yang tak jauh dari filth dan horror. Arti yang terakhir ini bukanlah arti literal, sehingga kemungkinan Rodriguez tidak bermaksud kata-katanya untuk bermakna seperti ini. Namun lain halnya sebagai penonton yang melihat sifat Mr. Nazerman dari awal film yang dingin dan acuh.
Percakapan dilanjutkan dengan, yang saya sebut “Yes dialogue” Rodriguez menyuruh Nazerman untuk esoknya menanda-tangani kesepakatan yang sebelumnya ia tolak. Mr. Nazerman mencoba mengatakan ‘Yes!’ Namun emosinya yang tak-terkendali menyulitkan dia untuk mengatakannya. Sementara Rodriguez terus mendesaknya dengan bertanya, “Yes?” Pada akhirnya Mr. Nazerman bisa mengumpulkan dirinya, dan berkata, “Yes!” Namun dilanjutkan, “Oh, yes, yes, yes, yes!” dengan nada seolah ia telah menerima kesalahannya dan akan mengambil tindakan tentangnya (karena tidak ada nada pesimis dari cara Nazerman mengatakannya).
21. Lost in thought
Mr. Nazerman terus berjalan, seperti orang bingung. Sesekali ia terlihat menyebrang jalan-besar tanpa melihat kondisi jalan seperti orang yang ingin bunuh-diri. Ia terus berjalan hingga pagi harinya. Ia masuk ke dalam sebuah bangunan, dan masuk ke sebuah kamar.
22. Mrs. Birchfield
Ini adalah adegan penting karena membuka semua isi pikiran dari Mr. Nazerman selama ini. Mr. Nazerman, lain dalam adegan-adegan sebelumnya di mana ia selalu berbicara dengan nada datar (seperti Stephen Hawking), kali ini ia terdengar manusiawi, tulus, dan jujur dalam percakapan ini.
Setelah berjalan semalaman, Mr. Nazerman sampai, tanpa sadar, di rumah Mrs. Birchfield. Ia mulai dengan berkata bahwa, sesuai dugaan Birchfield, ia butuh teman. Mr. Nazerman membuka dirinya pada kesempatan ini. Di buka dengan ia bercerita di mana di Jerman juga ada sungai seperti yang ia lihat di apartemen Birchfield. Percakapan lalu berlanjut:
N: It’s been a long time since I felt...
B: Anything.
N: Fear. Fear, fear, that’s what I felt....then, I, uh...I called you.
B: I’m sorry that you are so alone.
N: Oh, no, no. You don’t understand. It’s just that there have been some memories that I have. I thought that I had pushed them far away from me. But they keep rushing in and then there are words...Words that I thought I have kept myself from hearing, and now...now they...flood my mind.
(silence)
N: Yeah. Today is an anniversary.
B: What happened?
N: HAPPENED?
N: HAPPENED?
B: Yes.
N: I didn’t die. Everything that I loved was taken away from me and ... I did not die.
B: Mr. Nazerman...
N: There was... nothing I could do. Hah....nothing. Strange? There I could do nothing.
(Mr. Nazerman mulai berdiri dan berjalan ke pagar balkon)
N: No, there was nothing I could do.
Lalu percakapan dilanjutkan di dalam rumah.
N: Why do you sit like that?
B: I got...chilled. I got chilled listening to you...and not being able to do anything for you.
Sebenarnya saya tidak terlalu paham semua dialog yang ada di adegan ini. Apakah Mrs. Birchfield benar ketika ia menduga bahwa Mr. Nazerman sudah lama tidak merasakan apapun? Atau yang bisa Mr. Nazerman rasakan hanyalah ketakutan, yang berarti keduanya bisa dibilang benar? Apakah di kamp konsentrasi Mr. Nazerman bukan hanya kehilangan segala yang ia cintai namun juga perasaannya kecuali rasa takut?
Mrs. Birchfield juga salah menduga bahwa Mr. Nazerman adalah orang yang kesepian. Yang bisa saya tangkap adalah Mr. Nazerman memang tipe orang yang lebih suka sendiri, setidaknya setelah lepas dari kamp konsentrasi. Beban pikiran Nazerman lebih besar daripada sekedar kesepian, karena ia adalah orang yang bukan hanya kehilangan orang-orang yang dicintainya, ia juga menyaksikan sahabatnya mati dibunuh, istrinya diperkosa, anaknya mati, apakah masih ada ruang bagi kesepian setelah mengalami pengalaman hitam seperti itu, kumpulan trauma demi trauma? Mungkin di dalam diri Nazerman ada kesepian, namun kesepian itu jauh sekali, mungkin tidak akan tersentuh, apalagi sembuh. Untuk mengobati kesepian itu ia harus melupakan ingatan tentang istrinya (untuk bisa, misal, berhubungan dengan Mrs. Birchfield), apa itu mungkin? Anaknya mati, sahabatnya mati. Semua jalan untuk menjalin hubungan dengan orang lain dihalangi oleh memori-memori pahit itu. Dengan kata lain, ia menemui jalan buntu (dan saya mungkin harus mulai membaca buku Sigmund Freud).
Bahwa Mr. Nazerman masih hidup di masa itu (masa pembantaian kerabatnya) juga terasa ketika Mr. Nazerman menjawab “Happened?” dengan nada seolah ia baru sadar bahwa pengalaman pahit itu sudah berlalu, seperti orang yang baru bangun dari mabuk berat, tidur panjang, amnesia.
Lalu Mr. Nazerman berkata, “Strange? I could do nothing.” Selama ini, terutama bangsa Amerika, memiliki kepercayaan bahwa mereka bisa melakukan segalanya, bahwa semua manusia (bukan hanya orang Amerika) adalah sama dan bisa mendapat apa yang mereka inginkan asal bekerja keras. Namun kata-kata Nazerman menolak kepercayaan itu. Ada kalanya orang tidak berdaya pada kondisinya. Mungkin ini juga yang dimaksud Nazerman ketika ia berkata adanya dunia yang lain, yang penghuni-penghuninya berasal dari spesies lain, bahwa ada orang-orang yang mengalami pengalaman begitu dahsyat hingga ia tak sanggup melakukan apa-apa melawan penderitaan itu.
Di akhir percakapan, Mrs. Birchfield merasakan sepotong-kecil penderitaan Mr. Nazerman dengan berkata, “I got chilled..that there’s nothing I could do for you.” Sama halnya dengan Nazerman yang berkata, “No! There’s nothing I could do.” Namun Nazerman berbicara tentang orang-orang yang ia cintai, sementara Mrs. Birchfield hanya bicara tentang menolong Mr. Nazerman, orang-asing.
Saya tidak mengerti arti uluran tangan itu, apakah Mrs. Birchfield meminta atau menawarkan pertolongan.
23. I CAN’T DO NOTHING!!
Adegan ini menjelaskan tentang cerita Mr. Nazerman ketika ia bilang, “Strange. I could do nothing.”
Adegan dimulai dengan Nazerman memasuki kereta. Ia melihat wajah familiar, wajah itu juga memperhatikan dirinya (jika diperhatikan pada shot gerbong kereta tahanan Yahudi yang nantinya akan muncul, orang tua ini memang adalah termasuk salah satu tahanan Yahudi Jerman). Mr. Nazerman merasa tidak nyaman. Iapun pindah. Namun ia kembali diperhatikan oleh wajah seseorang. Ia membuang muka, melihat kerumunan orang di dalam kereta, dan ia teringat masa-lalu-nya ketika ia diangkut, dengan tahanan Yahudi lainnya, dengan kereta. Ia mulai panik. Ia berlari untuk keluar gerbong, dan ketika ia masuk ke gerbong selanjutnya yang ia lihat adalah para tahanan Yahudi dari masa-lalunya.
Istrinya, Ruth, berteriak, “Sol, don’t let him fall!! Don’t let him fall!!!” Istrinya berteriak tentang anak mereka yang perlahan mulai jatuh dari pangkuan Sol. Perlahan Nazerman mulai panik, ketika sang anak mulai lepas, ia berteriak, “Oh my God!! I can’t do nothing!!”
Pada waktu itu, berdasarkan kalimat itu, ia masih percaya pada Tuhan (kepada Ortiz ia bilang bahwa ia tidak percaya Tuhan). Dia memohon pertolongan, namun tak terjadi apapun. Dan dia ditinggalkan sendirian tanpa mampu berbuat apa-apa.
24. Mr. Nazerman losing it.
Mr. Nazerman sesampainya di toko bertingkah seolah tak ada lagi yang penting dan pantas diperjuangkan dalam hidupnya.
Ia membeli barang dari pemuda yang sebelumnya membawa piala orasinya seharga $50, padahal ia hanya meminta $10.
Ia memberikan pinjaman $20 kepada seorang ibu kulit-hitam yang terlihat sedang kesulitan.
Ia menjual sebuah jam yang seharusnya seharga $12.50 dengan harga $2.00, namun Ortiz menghentikannya.
Ortiz bertanya padanya, “Ada masalah apa? Kau adalah guruku.”
Mr. Nazerman, kembali dengan nada dingin, “You’re nothing to me.”
Ortiz yang tersinggung, langsung berlari mencari rekan geng kriminalnya.
25. Ortiz memastikan rencananya
Ortiz akhirnya memutuskan untuk merampok Mr. Nazerman. Mereka berencana melakukannya pada waktu toko tutup.
Ketika Ortiz bilang bahwa tidak boleh ada yang membawa senjata, para anggota geng itu bertanya ,”Are you worried about the Jew?” Ortiz bilang, “Tidak, aku khawatir tentang Jesus Ortiz.” Kata-kata terkhir Ortiz ini akan memberikan alasan yang lebih kuat bagi Ortiz nanti ketika ia mencoba menepis senjata temannya yang mengakibatkan kematiannya sendiri.
26. Ortiz, dan gengnya
Di adegan singkat ini, diperlihatkan perbedaan watak keempat orang yang sorenya akan melakukan perampokan.
Ortiz mencoba menghampiri ibunya. Namun ibunya sedang berdoa di altar, ia merasa enggan untuk menemuinya dan hanya memperhatikannya dari kejauhan. Sementara salah satu anggota geng yang lain(yang nantinya akan membawa pistol) bermain-main dengan revolvernya, dua anggota lainnya diperlihatkan sedang menggoda wanita.
27. Mr. Nazerman kehilangan semangat hidup
Mr. Nazerman masih dengan mood sebelumnya, kacau, bingung, dan dalam adegan ini diperlihatkan bahwa Mr. Nazerman benar-benar kehilangan alasan untuk hidup, maka ketika Rodriguez datang untuk memaksanya menanda-tangani sebuah kesepakatan yang dari-awal Mr. Nazerman tidak berniat untuk menanda-tanganinya, ia melihat kesempatan.
Rodriguez datang dengan 2 anak-buahnya, menyuruh Nazerman untuk memberikan tanda-tangannya. Nazerman malah bertanya, “What you gonna do if I don’t? Kill me? So kill me!” Rodriguez memukulnya. Anak buah Rodriguez melepaskan kaca-mata Nazerman sebelum ia memukulinya hingga tumbang, memberikan kesan dingin dan professionalnya para preman ini.
Rodriguez memperhatikan Nazerman dan ia melihat tujuan Nazerman. Ia berkata, “You really want to die, right professor?” Nazerman membisu. Lalu Rodriguez melanjutkan, “No, you won’t die. Not when you really want to. But you’ll die when you wish you hadn’t.” Mr. Nazerman tetap hidup.
28. Kalender, sepotong masa-lalu Nazerman, dan kematian Ortiz
Seorang pria tua datang membawa sebuah box berisi kupu-kupu yang diawetkan. Diperlihatkan juga kalender yang sudah diganti (di dalam toko ada 2 kalender, 1 di sisi luar untuk pelanggan, 1 di dalam menghadap ke Nazerman atau penjaga toko. Yang dirobek oleh anak buah Rodriguez adalah yang di sisi luar. Namun pada adegan ini, diperlihatkan bahwa kalender yang ada di sisi dalam pun telah terobek.)
Kalender itu mungkin artinya bahwa Nazerman sudah lepas dari masa lalunya, dan ia sedang dalam masa transisi karena benar-benar merasakan betapa kesepiannya ia, benar-benar hidup tanpa semua kerabat yang sangat ia cintai.
Setelah orang itu pergi, Mr. Nazerman memperhatikan barang yang baru saja ia terima, dan ia dibawa kembali ke masa-lalu ketika ia dan keluarganya yang damai tiba-tiba didatangi 3 tentara Jerman. Tiba-tiba Nazerman kembali ke kenyataan, namun kali ini yang ia lihat adalah 3 orang anggota geng (Ortiz tidak terlihat di shot ini) yang akan merampok dirinya.
Tangee mengancam untuk memberikan uang itu. Anggota geng yang lain mengeluarkan senjata. Ortiz khawatir. Lalu pemegang revolver itu mulai mengarahkan senjatanya pada Nazerman, dan menarik pelatuknya. Mr. Nazerman yang memang sedang mencari alasan untuk hidup (karena tidak punya), dengan senang-hati menutup matanya, bersiap menerima kematiannya. Namun Ortiz khawatir, dan ia langsung berlari sambil berteriak, “No shooting!”, dan Ortiz sendiri yang tertembak.
Ketiga anggota geng yang lain kabur. Ortiz merangkak keluar toko, mungkin juga bermaksud kabur. Sementara Nazerman masih menutup matanya dengan khidmat.
Lalu Mr. Nazerman membuka matanya, dan melihat Ortiz mati.
29. Karena Kematian Ortiz
Mr. Nazerman begitu terpukul akan kematian Ortiz. Ia terlihat begitu histeris menahan emosinya. Ia melihat tangannya yang berlumuran darah Ortiz. Ia masuk ke dalam toko. Ia lalu melihat paku yang biasa ia gunakan untuk ‘membunuh’ para pelanggannya. Ia mengingat semua orang yang ia lukai, dan ia-pun ‘membunuh’ dirinya dengan paku itu.
Mr. Nazerman merasa bahwa dirinya lah yang telah membunuh Ortiz ketika ia melihat tangannya yang penuh dengan darah Ortiz. Tangan berdarah adalah tradisi lama menunjukkan perasaan bersalah atas kematian orang-lain. Yang saya tahu ini berasal dari karya Shakespeare, Macbeth, ketika istrinya yang bersekongkol dengan Macbeth untuk membunuh raja agar Macbeth bisa menjadi raja, terus berhalusinasi tangannya berlumuran darah, dan darah itu, meski berapa kalipun dicoba untuk dibersihkan, tidak pernah hilang.
Selain cara penyampaian simbolik Mr. Nazerman yang membunuh dirinya sendiri, yang baru saya lihat di sini adalah bahwa Nazerman sadar akan luka-luka yang ia berikan pada orang-orang disekitarnya. Ini disampaikan dengan shot orang-orang itu sebelum Nazerman menusukkan tangannya.
No comments:
Post a Comment