Judul: Foreign Correspondent|Tahun rilis: 1940|Produser: Walter Wangner|Sutradara: Alfred Hitchcock|Pemeran utama: Joel McCrea|Sinematografer: Rudolph Mate|Durasi: 120 menit
(PS: Analisis ini dibuat sebagai response artikel sebelumnya yang membahas film Hitchcock lainnya, Lifeboat)
Foreign Correspondent bercerita tentang Johnny Jones, seorang reporter Amerika yang ditugaskan untuk meliput situasi kritis Eropa yang sedang diambang perang dunia. Ia ditugaskan untuk mewawancarai seorang tokoh-perdamaian penting bernama Van Meer. Namun sebelum Jones mendapat jawaban dari orang tersebut, orang itu diculik. Cerita berkembang dari petualangan Jones menemukan Van Meer.
|
Joel McCrea sebagai Johnny Jones |
Bagian awal film ini membosankan. Pada artikel sebelumnya(membahas Lifeboat), saya menuliskan bahwa Foreign Correspondent terasa membosankan karena plotnya yang longgar. Namun, setelah menontonnya untuk kedua kalinya, ternyata saya salah. Foreign Correspondent jauh dari sebuah film yang membosankan, hanya saja penonton harus bertahan agak-lama pada bagian awal film. Alasannya adalah karena Jones tidak berada dalam kondisi yang terancam sama sekali. Lain halnya dengan Lifeboat, dimana sejak awal film bahkan sebelum tokoh-utama memasuki layar film kita diperlihatkan gambar kapal yang tenggelam. Dalam Foreign Correspondent, tokoh utama baru masuk ke dalam situasi genting sekitar 25 menit setelah film dimulai. Selama 25 menit awal film, kita disajikan komedi Jones dengan editor-majalahnya, Jones dengan Van Meer yang terus berbicara tentang burung(?), Jones dengan seorang Latvia yang tidak bisa berbahasa Inggris, Jones dengan Carol yang kecantikannya menawan hatinya, dan adegan komedi lainnya. Namun setelah beberapa saat, komedi ini menjadi hambar karena penonton menonton Hitchcock untuk mencari ketegangan, pembunuhan, dan semacamnya. Jika orang ingin menonton komedi mereka akan mencari film Chaplin atau Keaton.
|
adegan tembak-menembak di atas mobil |
Namun setelah 25 menit tersebut, cerita perlahan-lahan menyerap perhatian penonton hingga akhirnya kita tak mau melewatkan sedikitpun momen dalam film. Setelah 25 menit berlalu, Jones menyaksikan pembunuhan Van Meer di depan publik. Ia mengejar pembunuh itu. Pembunuhnya mencoba menembak Jones beberapa kali, namun meleset. Pengejaran dilanjutkan di atas mobil. Pengejaran Jones, yang bernuansa action dengan adegan tembak-menembak di atas mobil antara Jones dan pembunuh itu, memecahkan kepenatan yang dirasakan selama 25 menit sebelumnya (bila penonton belum meninggalkan gedung bioskop). Namun dalam adegan ini pun, Jones sebenarnya belum benar-benar digambarkan berada dalam situasi yang berbahaya bagi nyawanya. Keadaan menjadi mengancam bagi dirinya 40 menit setelah film berlangsung.
Setelah adegan tembak-menembak itu, Jones kembali ke hotelnya. Tiba-tiba bel berbunyi. Dua orang polisi masuk, mereka bilang ditugaskan untuk membawa Jones ke kantor polisi untuk dimintai informasi. Namun Jones melihat gerak-gerik aneh dari kedua orang itu. Jones menyimpulkan bahwa mereka bukanlah polisi sungguhan! Tentu saja mereka bermaksud membunuh Jones. Sejak saat itu, situasi Jones menjadi genting, dan film semakin menarik untuk diikuti.
|
Jones mengintip dari lubang kunci |
Cerita yang bagus ini di dukung oleh adegan yang menarik. Misalkan dalam adegan dua polisi gadungan. Lebih lengkapnya sebagai berikut, Dua polisi ini datang mengatakan mereka ditugaskan membawa Jones ke kantor untuk mendapatkan informasi mengenai pembunuhan Van Meer. Jones mencoba menelpon seseorang untuk membatalkan janji yang telah ia buat sebelumnya. Namun ketika ia mengangkat telepon, ia menemukan bahwa kabel telepon itu telah dipotong oleh seseorang(!). Jones curiga. Maka ia bilang pada kedua detektif itu bahwa ia ingin mandi sebelum ikut mereka. Jones masuk ke kamar-mandi, namun setelah ia menutup pintu, ia memperhatikan gerak-gerik kedua orang itu dari lubang-kunci. Yang ia lihat semakin meyakinkan dirinya bahwa kedua orang itu bukanlah polisi sungguhan(!). Maka ia menyalakan kran air, lalu kabur lewat jendela.
Dalam adegan lain, Jones hampir mati jatuh dari menara sebuah gereja. Sebelum Jones, dengan seseorang yang menyamar sebagai body-guard dirinya, masuk ke gereja tersebut, diperlihatkan menara bangunan itu yang begitu tinggi. Sampainya di atas gereja itu, penyamar itu mencoba mendorong Jones, namun untungnya Jones sempat mengelak di saat terakhir, dan malah penyamar itulah yang jatuh dan mati.
|
Menara gereja |
Adegan yang tidak mungkin terlupakan adalah adegan pada bagian akhir film ketika pesawat jatuh ke laut. Pesawat yang ditumpangi Mr. Fisher, Carol, dan Jones dikira kapal pem-bom oleh Jerman. Maka pesawat itu ditembak jatuh. Pesawat jatuh ke laut, dan diperlihatkan bagaimana air laut dengan cepat memenuhi badan kapal, sementara para penumpang mencoba untuk keluar dari pesawat tersebut. Sekeluarnya para penumpang, ternyata mereka belum keluar dari kesulitan karena ombak besar menyerang mereka.
|
Adegan terakhir pesawat jatuh |
Selalu menarik untuk membahas cara-visual Hitchcock menyampaikan pesannya. Misalkan, cara dia menipu penonton agar mengira bahwa Mr. Fisher adalah protagonis dari film. Dalam satu shot ini, untuk kurang dari dua detik penonton mengira bahwa Mr. Fisher memihak pada Jones, hingga akhirnya kamera melakukan panning, beralih dari bayangan Mr. Fisher ke ekspresi wajah Mr. Fisher yang sama sekali berbeda dari perkiraan penonton. Efek yang sama terjadi ketika rekan Jones masuk ke sebuah ruangan di mana Mr. Fisher sedang menginterogasi Van Meer. Orang itu masuk perlahan, lalu ia berkata bahwa ia adalah seorang salesman, namun sesaat kemudian sebuah pistol ikut muncul dari balik pintu. Sesaat kita tidak tahu apa yang dilakukan rekan Jones karena ia bukanlah seorang salesman namun seorang reporter, Mr. Fisher juga mengenali dirinya. Jadi untuk sesaat kita bingung apa yang terjadi, namun setelah pistol itu keluar dari balik pintu, jelaslah bahwa ternyata ia telah menjadi tawanan.
|
Framing1: Antagonis dan bayangan Mr.Fisher |
|
Framing2: Kamera pan, menampilkan wajah Fisher yang tresenyum |
|
shot1: gagang pintu membuka |
|
shot2: seseorang masuk, namun kita belum tahu siapa orang tersebut |
|
shot3: Rekan Jones muncul |
|
shot4: Ternyata ia berada dalam todongan senjata |
|
shot5: Ia adalah tawanan |
Visual lain yang menarik adalah ketika Jones akan di dorong oleh pendampingnya dari atap sebuah gereja. Cara Hitchcock mengambil gambar pendorong itu buat saya sangat menyeramkan karena ketika ia akan mendorong Jones, ia bergerak ke arah kamera, ditambah lagi sebelum shot itu, film menunjukkan betapa tingginya atap menara tersebut. (Ini shot yang pas banget buat teknolog 3D sekarang.)
|
Shot Jones yang mencoba di dorong dari atas menara. |
Dalam salah satu cara-visualnya, Hitchcock menunjukkan perbedaan visual realita dunia dengan realita film. Ketika itu, Jones baru saja keluar dari rumah Mr. Fisher dengan pendamping barunya. Mereka melewati sebuah jalanan besar dengan beberapa kendaraan berlalu-lalang. Di tengah jalanan itu, tiba-tiba sebuah truk besar datang tidak terkendali ke arah Jones. Pendamping Jones tiba-tiba mendorong Jones. Tiba-tiba Jones sudah berada di sisi jalan yang lain, seolah dalam kurang dari sedetik, ia telah melompat, namun ruang yang ia lewati adalah jarak yang tidak mungkin untuk di lewati dalam waktu yang begitu singkat. Dalam realita sehari-hari, yang dilakukan Jones tidaklah mungkin. Namun, cara shot dan editing Hitchcock sangat meyakinkan penonton bahwa adegan itu benar-benar terjadi. Adegan itu memang benar-benar terjadi dan penonton percaya bahwa Jones memang hampir tertabrak karena itu adalah kenyataan dalam film, sedikit berbeda dengan kenyataan sehari-hari. (Sebagai tambahan, efek yang sama diperoleh misalkan adegan shower film Psycho yang terkenal, di mana tidak di satu frame-pun terlihat bahwa pisau Bates mengenai tubuh Marion, namun penonton tetap menerima informasi bahwa Marion mati oleh pisau tersebut.)
|
shot1-Jones dan pengawalnya berjalan melewati jalanan kendaraan |
|
Shot2: sebuah truk datang dengan kecepatan tinggi |
|
shot3: Pengawal Jones melihat kesempatan itu |
|
shot4: shot selingat, bahkan saya tidak melihat shot ini ketika saya menonton biasa. |
|
shot5: Jones sudah berada di seberang, dan truk melintas di depannya |
Setelah melihat sisi-positif dari film ini, tak diragukan dari kaca-mata saya, adalah sebuah karya besar Hitchcock. Meskipun tidak dianggap salah-satu masterpiece Hitchcock oleh kebanyakan kritik, aneh, saya merasa film ini sangat bagus (pertama kali menonton saya bilang film ini membosankan. Kedua kali menonton saya bilang film ini sangat-bagus. Ketiga kali menonton...)
No comments:
Post a Comment