Judul:Lifeboat|Tahun-rilis:1944|Produser:Kenneth Macgowan|Sutradara:Alfred Hitchcock|Penulis:John Steinback|Sinematografer:Glen Macwilliams,Arthur Miller
Saya suka sekali film ini. Ada beberapa alasan kenapa saya suka film ini. Pertama, plotnya seru. Ketika kita menonton film ini, kita merasa berpetualang bersama para karakter yang ada di film yang terjebak di tengah samudra. Kedua, plotnya padat. Saya baru saja menonton film Hitchcock lainnya, Foreign Correspondent. Dalam film itu, saya merasa plotnya agak longgar. Sering kali konsentrasi saya terpecah dari film karena merasa ritme film yang melamban (saya belum tahu pasti kenapa saya merasa Foreign Correspondent inferior dari Lifeboat, karena itu Foreign Correspondent akan jadi bahasan saya di artikel selanjutnya). Keempat adalah hal yang seringkali luput dari penilaian saya, casting. Casting film ini sangat bagus. Akting para pemainnya sempurna. Kelima, karena film ini memiliki kedalaman di samping juga menghibur. Yang maksud saya kedalaman adalah lewat film ini sutradara memiliki pesan yang relevan dengan situasi pada masa itu, masa perang antara sekutu dengan Jerman. Poin yang terakhir ini yang akan saya dalami untuk artikel ini.
Hitchcock adalah seorang sutradara yang detil, elaborate. Segalanya ia rencanakan sebelum shooting dimulai. Orang bilang (mungkin Hitchcock sendiri yang bilang, saya lupa), film Hitchcock sudah selesai sebelum tahap produksi(tahap pengambilan gambar) dimulai. Tak ada improvisasi di set, karena improvisasi di set menurut Hitchcock terlalu riskan, karena segala elemen yang di improv bukan hanya mempengaruhi adegan itu sendiri, namun semua adegan yang ada di dalam film, dan untuk mempertimbangkan itu dibutuhkan waktu (dan Hitchcock tak punya waktu, karena dalam film, waktu butuh uang). Skenario Hitchcock (plus storyboard yang sinematografer 100% hanya mengikuti berdasarkan gambar itu) sudah matang di meja. Segalanya sudah dipertimbangkan dan solid. Karena kesolid-an itu dan ini adalah salah satu film propaganda Hitchcock tentang Perang Dunia II, saya bisa mencoba membahas film ini sedetil mungkin mengenai perspektif Hitchcock tentang PD II dari film ini. Sebagai awal, dalam film ini pertikaian antara Willi dengan kru yang lain adalah representasi perang antara Jerman dengan sekutu dalam PD II. Mungkin tidak banyak yang bisa dibahas, saya tidak tahu. Yang pasti film sudah mulai di depan saya...
1. Death of Mrs. Higley
Dalam film ini, kematian Mrs. Higley dan bayinya digunakan untuk menunjukkan kejamnya perang, dimana korban bukan hanya militer, namun rakyat sipil, wanita dan anak-anak. Mrs. Higley dan bayinya dibawa Joe, si pelayan, ke atas sekoci. Sesampainya di atas sekoci, Mrs. Higley selamat. Bayinya diperiksa oleh Mackenzie, wanita yang memiliki keahlian medis, dan menemukan bahwa bayi itu telah mati. Ia menoleh pada anggota yang lain, mengisyaratkan bahwa bayi itu telah mati. Mrs. Higley merebut kembali bayinya dari tangan Mackenzie, dan terlelap. Lalu salah satu karakter pria, Stanley, yang sempat berbicara dengan Mrs. Higley di atas kapal sebelum kapal dihancurkan bercerita mengenai Mrs. Higley,
“Her name is Higley. She was bombed out in Bristol. One of the shell shock cases sent to America. Her child was born in New York. She said to me on the ship, “I’m going home to show my husband the baby.”
“Namanya Higley. Anaknya lahir di New York. Dia bilang padaku di kapal, “Aku akan pulang untuk menunjukkan pada suamiku bayinya.”
Dia adalah rakyat sipil yang tidak bersalah. Dia tidak ingin menyerang Jerman, apalagi Amerika atau Inggris. Namun kenyataannya adalah bayinya mati sebagai korban pertikaian antara pihak-pihak itu. Padahal yang ia inginkan hanyalah membawa anaknya pulang pada suaminya. Dia hanyalah rakyat biasa. Ini ditekankan lebih frontal lagi oleh Hitchcock ketika para kru berdebat akan menerima Willi, sang Nazi, ke atas sekoci atau tidak. Kovac bertanya pada Connie, “Is that woman(Mrs. Higley) at war? Is her baby at war?”
2. Alasan Smith mati
Ketika mereka berdebat akan menerima Willi atau tidak, Smith berkata,
“Just for the record, I’m an American myself. And I’m in kind of a spot. My name is Schmidt, but I changed it to Smith. That’s what I got against these guys more than anything else. They make me ashamed of the name I was born with. I got a lot of relatives in Germany and for all I know this guy maybe one of them. I say throw him to the sharks.”
“Sebagai catatan, saya adalah orang Amerika. Namun saya di posisi yang sulit. Nama asliku Schmidt (nama Jerman), namun aku ganti menjadi Smith. Karena itu aku sangat benci mereka lebih dari apapun. Mereka membuatku malu akan nama yang kusandang sejak lahir. Aku punya banyak saudara di Jerman dan mungkin saja orang ini adalah salah-satunya. Menurutku lempar orang ini pada hiu-hiu di laut.”
Dalam dialog ini Smith mengungkapkan kebenciannya pada bangsa Jerman. Ia begitu benci dan dendam pada Jerman hingga bahkan bila Willi mungkin adalah salah-satu kerabat jauhnya, ia rela membuangnya ke laut.
Smith adalah orang yang cacat sejak pertama ia muncul. Kakinya terluka, membusuk, dan akhirnya harus di amputasi. Kenapa ia cacat dari awal film dimulai? Kenyataannya adalah Smith bukan hanya cacat fisik, namun karakternya sebagai manusia pun cacat. Namun karakter yang cacat ini mendapat simpati saya, karena cacat itu akibat tekanan yang diberikan masyarakat padanya sebagai orang berdarah Jerman. Ia malu bernama Schmidt, menggantinya menjadi Smith. Ia malu menjadi orang berdarah Jerman, apakah ia bisa mengganti itu? Ia begitu membenci Jerman hingga bahkan bila Willi adalah saudaranya, ia tidak peduli. Ia begitu ingin membuang ke-Jerman-annya, namun tentu saja hal itu mustahil. Ia sangat membenci Jerman.
Namun satu waktu, amputasi harus dilakukan. Tak ada yang mampu melakukannya kecuali Willi. Willi membantunya, menyelamatkan nyawanya. Smith mulai, kasarnya, menyukai atau membuka-hatinya pada Willi. Apakah Willi membuka-hatinya pada Smith? Willi juga mendengar ketika Smith berbicara tentang kebenciannya dan malunya ia berdarah Jerman. Perkataan Smith itu mungkin saja melukai hati Willi. Apakah Willi memaafkan Smith? Tidak.
Smith harus mati karena ia adalah orang tidak memiliki pendirian, apakah ia benar-benar memusuhi Jerman, atau tidak. Kemana kebencian Smith ketika ia bilang ia tega membunuh Willi bahkan bila ia adalah kerabatnya sendiri? Pada momen-momen akhir sebelum Willi mendorong Smith ke laut, Smith mengobrol dengan Willi seolah mereka berteman. Ini pelanggaran ketetapan hatinya sendiri. Di adegan ketika ia harus memutuskan untuk mengamputasi kakinya, Smith juga menunjukkan lemahnya pendiriannya. Pada awalnya ia menolak untuk melakukan amputasi. Namun Connie membujuknya, dan ia takluk. Pesan Hitchcock adalah, disaat situasi genting, ketetapan-hati harus teguh. Sebelum Willi mendorong Smith ke laut, ia berkata pada Smith, “Ingatlah, namamu adalah Schmidt!” Ia adalah pengkhianat di mata Willi.
3. Mink coat or a baby
Mungkin ini terdengar klise, bahwa harta tidak ada artinya dibandingkan nyawa, terutama orang yang kita kasihi. Namun yang menarik untuk diperhatikan adalah cara Hitchcock menyampaikannya.
Mrs. Higley terbangun dari tidurnya. Ia tidak sadar bahwa mayat bayinya telah dibuang ke laut. Ia bangun dan mendapati dirinya diselimuti mink-coat milik Connie. Ia mulai memuji begitu mewah dan elegannya mink-coat. Ia mengatakan betapa inginnya ia memiliki mink coat. Setelah itu ia bertanya tentang bayinya. Ia lupa segalanya tentang mink coat. Bayinya, itu saja yang hanya ada di pikirannya. Kemana pikiran mengenai mink coat?
4. Joe dan Kematian
Dalam film ini Hitchcock juga menyentuh tentang bangsa kulit-hitam (terutama yang tinggal di Amerika karena film ini dibuat ketika Hitchcock sudah hijrah ke Hollywood). Bangsa kulit hitam adalah bangsa yang sudah terlalu sering dan lama menderita, kehilangan sanak-keluarga dan saudara.
Dalam satu adegan bernuansa khidmat mengiringi pelepasan mayat bayi Mrs. Higley. Mr. Ritt mencoba untuk membacakan doa yang biasa dibacakan dalam sebuah pemakaman, psalm 23:3. Dia mencoba berdoa, namun terbata-bata. Lalu Joe, si pelayan berkulit hitam, tiba-tiba melanjutkan doa Ritt, membacakannya dengan lancar dan penuh penjiwaan, padahal ia tidak membawa alkitab atau apapun. Doa itu sangat melekat pada dirinya.
Joe membacakan doa untuk bayi Mrs. Higley |
Joe lancar membacakan doa itu karena ia sudah terlalu sering membacakan atau mendengar doa itu, ia sudah terlalu sering kehilangan dan menderita(mungkin dikaitkan dengan sejarah gelap Amerika tentang perbudakan kulit-hitam). Dan kalau diperhatikan kembali, Joe memang yang terlihat paling pasif dan tenang dibandingkan kru-kru yang lain. Contoh paling jelas adalah ketika kru yang lain menghabisi Willi, Joe hanya berdiri di belakang mereka sendirian, bahkan berusaha menghentikan mereka. Mungkin karena memang hidupnya sudah terbiasa dengan kesulitan, ia terbiasa tidak bereaksi berlebihan pada apapun.
5. Jerman mencoba untuk rasional tentang segalanya
Saya rasa kalau yang ini kalau pernah nonton filmnya pasti tau karena disampaikan secara langsung.
Dialog ini adalah ketika Connie meminta tolong Willi untuk memperbaiki gelangnya yang rusak.
Willi berkata, “Looks like bit of ice.” Connie menjawab, “I wish they were.” Willi melanjutkan, “They’re really nothing but a few pieces of carbon crystallized under high pressure at great heat. Connie menjawab, “Quite so, if you want to be scientific about it.”
Willi menjawab, “I’m a great believer in science.” Connie melanjutkan, “Like tears, for instance. They are nothing but H2O with a trace of sodium chloride.”
Dari perkataan ini, saya menyimpulkan bahwa orang Jerman adalah orang praktis, anti-sentimentalist, melihat segalanya memakai kepalanya, bukan hati. Karena itu mereka mampu melakukan genosida terbesar abad ini pada kaum Yahudi.
Saya tambahkan kata mencoba karena setelah berkata demikian, Willi melanjutkan berbicara tentang bagaimana ia melihat bahwa Kovac menyukai Connie. Bila memang Jerman anti-sentimentalist, monster dan bukannya manusia, tentunya ini tidak akan terlihat oleh Willi. Namun ia bisa merasakannya, ia memiliki rasa. Hanya saja mereka berpura-pura kuat ketika mereka membunuh.
6. Jerman bisa dengan mudah dikalahkan, asal...
Dari adegan ketika para kru membunuh Willi dengan menyeburkannya ke laut lalu memukulinya, terlihat bahwa sebenarnya Willi bukanlah musuh yang kuat, apalagi bila semua kru bersatu (jika diperhatikan posisi ketika mereka menyerang Willi, Mr. Ritt berada di belakang seolah memberikan dorongan. Mr. Ritt adalah pengusaha kaya-raya. Ini juga bisa diartikan sesuatu). Pesan Hitchcock adalah Jerman sebenarnya adalah bangsa yang dikasihani sekutu, yang sebenarnya kapanpun sekutu mau, Jerman bisa saja dikalahkan.
7. Hitchcock tidak anti-perang.
Ada yang bilang bahwa lewat film ini Hitchcock menolak perang dengan Jerman. Ini disimpulkan dari kata-kata Willi dalam adegan ketika sekoci mereka terkena badai. Ia berteriak, “Stop thinking about yourself! Think of the boat!” The boat di sini maksudnya adalah bumi. Jadi orang mengira bahwa Hitchcock mengatakan lewat filmnya agar kita berpikir lebih luas, bahwa sementara kita berperang di dunia, tempat ini semakin hancur dan bila dunia hancur, semuanya akan musnah, jadi berhentilah berperang.
Namun itu salah. Hitchcock memang menolak perang, bila mungkin. Dalam bagian akhir film Ritt berkata,
"You fool, stop thinking about yourself!Think of the boat!" |
“To my dying day I’ll never understand Willi, or what he did. First, he tried to kill us all with his torpedoes. Nevertheless, we fished him out of the sea, took him aboard, share what we had with him. You would’ve thought he’d been grateful. All he could do is to plot against us. Then he let poor old Gus die of thirst. What do you do with people like that?”
Di sini Ritt secara tidak langsung mengatakan tak adanya pilihan lain dan Willi memang pantas mati, namun dengan nada irony. Willi telah dibantu, meskipun sebenarnya ia adalah musuh dan adalah orang yang membawa petaka bagi mereka dengan menenggelamkan kapal mereka. Namun bukannya bersyukur, Willi malah mencelakakan orang yang telah membantunya. Apa yang bisa dilakukan untuk orang yang memang bertujuan untuk mencelakakan yang lain, selain memepertahankan diri dengan membasminya lebih dulu?
Mr. Rittenhouse (Ritt) dibagian akhir setelah Willi mati. |
Dari awal Willi memang bertingkah seperti ular yang licik. Ia terlihat baik hati, namun dibalik topeng itu adalah seorang yang dingin dan jahat. Misalkan, pada adegan awal ketika bayi Mrs. Higley jatuh dari pangkuannya, Willi menangkap bayi itu. Dari gestur itu, para kru mengira bahwa ia peduli akan situasi menyedihkan Mrs. Higley dan bayinya. Namun, ketika Mrs. Higley mencoba menceburkan dirinya ke laut, sementara kru yang lain berusaha menghentikan Mrs. Higley, Willi acuh sambil menguap, lalu tidur. Di kesempatan lain, ia membantu Smith mengamputasi kaki Smith yang terkena gangrene. Para kru, dan termasuk Smith, berterima-kasih padanya. Namun diam-diam ia punya niat jahat. Ketika akan dioperasi, Smith bertanya apakah boleh meminum minuman alkohol. Willi berkata, boleh. Mackenzie mencoba memperingatkan bahwa sepengetahuannya sebaiknya tidak terlalu banyak meminum alkohol, namun ia diacuhkan. Lalu Smith bertanya seberapa banyak ia boleh meminumnya. Willi bilang boleh dihabiskan. Memang di film tidak dijelaskan efek minuman-alkohol secara langsung, namun barusan saya cek google, ternyata minuman beralkohol mempercepat dehidrasi! Dan tak ada yang tahu pasti tentang ini, kecuali Willi tentunya. Di saat lain, ketika keadaan semakin kritis buat Smith karena dehidrasi, ia melihat Smith mencoba untuk meminum air laut. Namun Willi membiarkannya. Untungnya Mackenzie datang untuk mencegahnya. Seperti itulah Hitchcock menilai Jerman, bangsa yang licik.
Ritt pada awal film ketika mereka masih berdebat tentang diterima atau tidaknya Willi berkata bahwa ada dua pilihan, menerlantarkan Willi sehingga mereka melakukan kejahatan yang sama seperti yang dilakukan Jerman, atau memperlakukannya dengan kebaikan berharap ia akan mengerti cara berpikir lawan perangnya. Akhirnya mereka menerima Willi. Ritt berkali-kali mencoba mendukung Willi dalam adu argumen, terutama dengan Kovac yang begitu anti-Jerman. Ketika akhirnya mereka menemukan Willi mampu berbahasa Inggris, Ritt terlihat cukup dekat dengan Willi dengan bermain musik dengannya. Namun, di akhir film ia begitu kecewa dengan apa yang dilakukan Willi.
Dalam situs filmcritic.com, Christopher Null menuliskan bahwa pesan utama dari film ini adalah kata-kata Willi, “Stop thinking about yourself! Think of the boat!” Namun menurut saya pesan dari film ini adalah, “To my dying day I’ll never understand Willi. What do you do with people like that?”
Itulah yang bisa saya tangkap mengenai perspektif Hitchcock dari film ini. Mungkin saya salah, tolong dibenarkan. Bila saya melewatkan sesuatu, saya akan senang menerima pandangan lain.
No comments:
Post a Comment