Saturday, 10 March 2012

Wild River (1960)

 
 
Wild River mengambil setting setelah musibah banjir besar yang memakan korban terjadi di negara-bagian Tennessee, Amerika Serikat, pada awal dekade 30’an. Film ini bercerita tentang usaha seorang pemuda bernama Charles Glover (Montgomery Clift) untuk memindahkan seorang perempuan-tua (Jo van Fleet) dari tempat-tinggalnya karena lokasi tersebut berada di daerah berbahaya yang akan dialiri air dari bendungan yang baru saja dibangun.

Kazan use of documentary of real event at the beginning of the picture.

Meskipun alur-utama film ini adalah mengenai usaha Charles membujuk Nona Ella Garth, nama wanita-tua itu, untuk menjual tanahnya, film ini lebih banyak membahas kisah-cinta Charles Glover dengan salah satu kemenakan dari Nona Ella Garth, Carol Baldwin Garth. Carol yang dulunya hanya mengamati konflik Charles dengan neneknya, ternyata menyembunyikan rasa kesepian yang lama ia rasakan semenjak kematian suaminya. Alhasil, ketika ia merasakan sedikit perhatian dari Charles, ia langsung terlena – hubungan seksual pun mereka lakukan, sesuatu yang lama tidak Carol dapatkan. Mereka akhirnya menjadi sepasang kekasih.

Three representatives from the town to reject black-people
 Film ini juga sering menyinggung masalah rasisme yang kali-itu masih pekat di negara-bagian Tennessee; para pekerja kulit-putih menolak bekerja bersama pekerja kulit-hitam; wakil masyarakat setempat yang menuntut agar para pekerja kulit-hitam mendapat upah yang lebih rendah dari para pekerja kulit-putih meskipun beban pekerjaan mereka yang sama. Film ini mengkritik masih terbelakangnya pola pikir masyarakat Tennessee pada saat itu dibandingkan dengan Charles, yang berasa dari negara-bagian daerah utara, yang merasa bahwa budaya masyarakat tersebut tidaklah masuk-akal.

Namun plot mencoba untuk seimbang dalam menilai masalah ini bahwa masyarakat negara-bagian utara pun memiliki kekurangan. Charles adalah representatif masyarakat utara yang independen. Dalam salah-satu adegan romantis antara Charles dan Carol, Carol bertanya pada Charles apakah ia pernah merasa benar-benar membutuhkan orang-lain. Charles hanya bisa terdiam, mengisyaratkan individualisme lingkungan masyarakat yang telah membesarkannya.
Montgomery Clift plays Charles Glover
Konflik kepentingan antara Charles dan Ella membuat orang pada akhirnya tidak memihak pihak manapun. Keduanya adalah protagonis bagi alasannya masing-masing. Charles memaksa untuk membeli tanah Ella demi keselamatan Ella sendiri karena ketika air dari bendungan yang baru saja dibangun dilepaskan, maka tanah tersebut akan terendam air. Charles juga beralasan bahwa banjir yang sebelumnya terjadi telah memakan korban, dan bila bendungan tidak dioperasikan, maka pada banjir berikutnya korban akan kembali berjatuhan. Di tambah lagi arus dari bendungan bisa menghasilkan listrik, sesuatu yang belum didapatkan oleh hampir seratus keluarga di kota tersebut. Ella tetap menolak untuk menjual tanahnya! Ia beralasan bahwa tanah itu digarap dengan tangan suaminya sendiri. Tanah yang dulunya berantakan, dengan mengerahkan seluruh tenaga dan keringat, berhasil dijinakkan sehingga menjadi layak untuk ditinggali. Suami Nona Ella berpesan agar jangan pernah meninggalkan atau menjual tanah tersebut, dan Ella memiliki kewajiban untuk memegang pesan suaminya itu. Selain itu Nona Ella telah hidup di tempat itu selama hampir 80 tahun; nona Ella juga sudah sangat tua, sehingga untuk pindah meninggalkan tanah yang begitu berharga baginya dan hidup di tanah yang asing hingga akhir hayatnya terdengar dingin.  Dengan kata lain, ini adalah konflik logika dan sentimen.

Antagonis utama di film ini bukanlah Ella maupun Charles, namun para penduduk kota yang anarkis, dipimpin oleh seorang pria bernama Hank Bailey. Pada awalnya ia mencoba mengintimidasi Charles karena Charles mendekati Carol disaat seorang penduduk lokal bernama Walter Clark juga mencintainya. Namun seiring berjalannya film, terlihat bahwa Bailey tidak membela siapapun. Dia hanyalah pengacau dengan mentalitas yang rusak.

Secara pribadi saya sangat tertarik dengan watak Carol Garth. Pada awal film ia digambarkan sebagai seorang wanita yang pendiam. Lalu Charles mulai berinteraksi dengannya. Pada malam hari pertama itu, mereka bercinta. Esoknya, sinar-sinar kehidupan sedikit bersinar dari wajah Carol. Ia mulai pindah dari rumah neneknya ke rumah lamanya yang dulu ia tinggali bersama suaminya, dan Charles mengunjunginya setiap malam. Carol selalu berusaha menghindar ketika Charles menyentuhnya, dan selalu akhirnya Carol takluk dan lagi-lagi bercinta dengannya. Setelah itu, perang-batinnya selesai. Ia menyerahkan dirinya pada Charles dan terang-terangan menginginkan Charles. Dalam satu adegan di dalam mobil, Carol dengan begitu erotis, sambil menciumi Charles, berkata, “Say that you need me! Say it!”

Carol Garth -- "You can't get enough of me! Say it!"

Saya merasa sedikit kasihan kepada Carol. Ia sepertinya begitu ingin orang-lain membutuhkan dirinya. Mungkin selama ini ia merasa tidak dibutuhkan atau di anak-tirikan. Ketika Charles mengatakan bahwa ketika ia pulang ia tidak akan membawa Carol, Carol dengan putus-asa mencoba meyakinkan bahwa Charles membutuhkan dirinya. Ia bahkan terkesan hingga rela menyembah-nyembah Charles sambil mencoba membujuknya agar membawa dirinya, menaruh harga dirinya di lantai, siap untuk diinjak-injak.

Judul: Wild River
Tahun-rilis: 1960
Produser: Elia Kazan
Sutradara: Elia Kazan
Penulis-skenario: Borden Deal (Novel), William Bradford Huie (Novel), Paul Osborn
Sinematografer: Ellsworth Fredricks
Pemain: Montgomery Clift, Lee Remick, Jo Van Fleet
Genre: Drama
Durasi: 110 menit

No comments:

Post a Comment