Wednesday, 21 March 2012

The Informer (1935)



Judul: The Informer
Tahun-rilis: 1935
Produser: John Ford
Sutradara: John Ford
Penulis-skenario: Dudley Nichols
Sinematografer: Joseph H. August
Genre: Drama-noir
Durasi: 91 menit

The Informer diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama karangan Liam O’Flaherty. Film ini bercerita kisah seorang anggota gerakan kemerdekaan bawah-tanah Irlandia, Gypo Nolan, yang ‘menjual’ teman-karibnya kepada pemerintah untuk mendapatkan sejumlah uang.

Gypo Nolan mengikuti bisikan-hatinya untuk membocorkan keberadaan temannya, Frankie McPhillips, mengakibatkan kematian temannya tersebut. Gypo mendapatkan uang yang dijanjikan, namun dihantui perasaan menyesal dan bersalah akan tindakannya. Mencoba untuk melupakan penyesalannya dengan minuman-beralkohol, ia menjadi semakin ceroboh dan besar-mulut. Akhirnya ia ditangkap oleh teman-teman kelompoknya karena dianggap telah berkhianat.

Gypo saw an wanted-ad of his friend

Namun sebenarnya Gypo adalah karakter yang baik-hati. Hanya saja, meskipun badannya kuat, namun berpikir bukanlah keahliannya. Ia dimanfaatkan pihak lain sehingga melakukan kejahatan, sehingga kita lebih merasakan simpati daripada kebencian pada dirinya.

Sepanjang film diperlihatkan karakter Gypo yang terbuang dari kelompoknya. Pada bagian awal film, Gypo diperkenalkan dalam sebuah adegan gelap yang dingin. Sendirian ia berjalan menyusuri pinggiran gedung, sementara kabut menyelimuti sekitarnya. Film berlanjut hingga ia akhirnya mendapatkan uang dan mulai berpesta-pora. Namun bahkan di tengah keramaian pesta tersebut, Gypo hanya memiliki dirinya sendiri dan mencoba menutupi kesepiannya dengan berkali-kali berteriak namanya, “Gypo!”
Gypo's friend was shot and died

Film-nya benar-benar suram, hingga adegan pengampunan pada klimaks yang kental dengan kisah religius. Film sedari awal memang mengaitkan ceritanya dengan kisah pengkhianatan Yudas Iskariot. Seperti halnya Yudas, Gypo mendapatkan uang hasil pengkhianatannya, dan diburu dengan rasa bersalahnya sendiri. Namun pada akhirnya, Gypo mendapatkan pengampunan dan lepas dari kegelisahannya.

Ford menciptakan dunia yang suram dengan menggunakan semua aspek yang ada pada film. Film ini adalah dunia yang dikuasai kegelapan malam dan tiupan angin yang kesepian. Dinding - dinding kotanya yang gelap, dingin, dan besar. Lagunyapun mengalun lamban, dramatis, dan juga mengesankan unsur tragedi pada film. Penduduk kota dan aktifitas mereka juga membentuk kesan yang depresif dan gelap, mendukung proses kejiwaan Gypo yang, dibalik tawa mabuknya, semakin jatuh ke jurang kegelapan.

No comments:

Post a Comment