Judul: Little Caesar
Tahun-rilis: 1931
Produser: Darryl F. Zanuck, Hal B. Wallis
Sutradara: Mervyn LeRoy
Pemain: Edward G. Robinson, Douglas Fairbanks Jr., Glenda Farrell
Genre: Gangster
Durasi: 79 menit
Kemarin saya menonton film berjudul Little Caesar. Film
disutradarai oleh seorang sutradara bernama Mervyn LeRoy, nama yang cukup asing
bagi saya. Namun yang pasti dikenal adalah pemeran utama tokoh dalam film ini,
Edward G. Robinson.
Bercerita tentang seorang penjahat kampung, Rico Bandello
(diperankan Edward G. Robinson), yang merasa kurang puas sebagai perampok.
Bercita-cita menjadi orang-besar di dunia-hitam, ia pergi ke New York dan masuk
dunia-gangster kota tersebut. Pada akhirnya, ia berhasil meraih impiannya.
Namun impiannya tersebut juga membawa kehancuran bagi dia.
Bagi saya yang paling berkesan dari film ini adalah
ceritanya. Ceritanya menarik, ada drama, action, suspense, dengan ‘aroma’ noir.
Karakterisasi nya juga sangat baik, menciptakan konflik yang menarik. Misalnya,
selain cerita Rico Bandello, kita juga dikenalkan sobat-lama Rico, Joe Massara.
Joe dulunya adalah partner-in-crime nya Rico. Meskipun keduanya memutuskan
untuk berangkat ke New York dan berangkat bersama-sama, Joe memutuskan untuk
keluar dari dunia gangster. Iapun menjadi penari. Namun Rico terus mencoba
menariknya kembali masuk ke Joe. Rico akhirnya mengancam akan membunuh Joe bila
ia masih menolak. Namun, pada momen yang menentukan, Rico tak mampu membunuh
teman lamanya. Kebaikan Rico itu malah menyudutkan posisi Rico karena Joe
memegang banyak informasi kunci kejahatan Rico.
Cerita kurang-lebih bersumbu mengenai hubungan Rico dan
dunia-gangster, usaha dia dari bawah hingga akhirnya menjadi gangster ternama
di New York. Pada konflik ini sendiri, menjadi daya tarik yang kuat untuk
filmnya, dimana Rico yang bukan-siapa-siapa maju melewati rintangan yang
menghalangi ia dari kekuasaan yang ia inginkan. Ia memang seorang penjahat,
namun perspektif penonton pada bagian itu adalah memihak pada Rico, with his struggle from nobody to be
somebody.
Selain itu, durasi filmnya saya rasa menjadi nilai plus dari
film ini. Durasinya pas, hanya satu jam lebih sedikit.
Mervyn LeRoy memang sebelumnya bukan siapa-siapa. Namun after
seeing this, I’m looking forward to see his other films.
No comments:
Post a Comment