Friday, 10 August 2012

Advise & Consent (1962)


Judul: Advise & Consent
Tahun-rilis: 1962
Produser: Otto Preminger
Sutradara: Otto Preminger
Penulis-skenario: Allen Drury, Wendell Mayes
Sinematografer: Sam Leavitt
Pemain: Henry Fonda, Charles Laughton, Don Murray, Walter Pidgeon, Gene Tierney, Franchot Tone, Lew Ayres
Genre: Political-drama
Durasi: 139 menit

Mood: Like hell.

Sebelum menonton film ini, saya sudah membuat preasumsi bahwa filmnya bakalan kurang menarik bagi saya. Mungkin karena tema politik yang melibatkan banyak tokoh di filmnya, memberi kesan filmnya ribet, bakal agak sulit diikuti. Tapi nyatanya enggak. Mungkin sebenarnya ceritanya memang termasuk tidak mudah diikuti, tapi sanggup menarik perhatian begitu kuat menyingkirkan rasa bosan yang biasa mengganggu.

Bercerita tentang pencalonan Robert Leffingwell (plesetan Living Well ), diperankan Henry Fonda oleh presiden Amerika. Namun pengajuan ini tidak langsung diterima oleh senat. Di tahap inilah drama terjadi, dimana ada kubu pro dan oposisi ajuan presiden. Konflik bahkan hingga memakan korban, seorang senator bernama Brig Anderson, yang merasa terbebani dengan conviction(prinsip)nya dia, sehingga akhirnya ia bunuh diri. Pada akhirnya, semua konflik itu berakhir seolah semuanya terjadi adalah kesia-siaan, everybody suffer for nothing, die for nothing.

Henry Fonda ditulis sebagai main-star sepertinya hanya sebagai nilai jual saja. Ia hanya muncul dalam beberapa scene saja. Namu patut diakui bahwa performanya dalam adegan-adegan itu emang kelas-top—misalnya adegan ketika ia berdebat dengan rekan senator lain di depan sebuah komite yang dibentuk untuk menguji kualitas Robert Leffingwell.


Dalam bagian lain, film terasa lebih fokus pada karakter Brig Anderson, ketika ia menghadapi dilema mempertahankan keyakinannya, diterpa badai oleh seseorang yang mengancam membeberkan masa-lalunya sebagai seorang homosexual.


Dibagian lain, saya merasa cerita berfokus pada ketua partai mayoritas, Bob Munson (diperankan Walter Pidgeon). Sesaat film fokus pada seorang bernama-samaran James Morton, dan masa-lalunya dengan Robert Leffingwell yang sempat bergabung dengan sebuah kelompok komunis.

Meskipun begitu, ajaibnya cerita tidak terasa mencar-mencar. Kita masih bisa mengikuti ceritanya dan menikmatinya. Mungkin karena karakter utamanya sebenarnya adalah keadaan, yaitu balance antara oposisi dan pro, hiburan yang mungkin sama dirasakan ketika seseorang menyaksikan penghitungan voting. Mungkin juga memang karakternya Henry Fonda, meskipun hanya tampil sesaat saja, namun karismanya cukup untuk menimbulkan simpati pada karakternya—mungkin.

Filmnnya saya rasa suprisingly good, karena dugaan yang saya buat sebelum menonton, ditumpas habis 12 – 15 menit mengikuti alur ceritanya. Very good movie!

No comments:

Post a Comment