Tahun-rilis: 1929
Produser: King Vidor
Sutradara: King Vidor
Sinematografer: Gordon Avil
Pemain: Daniel Haynes, Nina Mae McKinney
Genre: Drama
Durasi: 90 menit
Another King Vidor’s cinema. Kalau Orson Welles pernah
menampilkan pertunjukkan teater yang semua pemainnya berkulit-hitam, King Vidor
melakukan hal yang sama pada media yang berbeda, film.
Tentang seorang pria, Ezekiel, yang memiliki kelemahan pada wanita,
sehingga digunakan setan untuk menggodanya melakukan dosa. Film bercerita
tentang usaha Ezekiel untuk lepas dari godaan tersebut.
Temanya bagi saya pribadi sangat menarik. Casting dan
karakterisasinya pun suprisingly
sangat bagus. Hanya saja ada beberapa kekurangan dari ceritanya. Pertama,
bagian awalnya terasa terlalu lamban. Tokoh antagonis, seorang wanita penggoda
bernama Chick yang akan terus mencoba untuk menarik Ezekiel ke liang dosa
dengan tipuan cinta, baru muncul sekitar 40 menit setelah film berlangsung.
Selain itu, endingnya pun mengecewakan. Dalam film Ezekiel melakukan banyak
pilihan yang salah. Namun pilihan tersebut serasa disingkirkan begitu saja demi
memenuhi tuntutan happy-ending (film
dibuat pada masa ketika film-noir belum booming).
Namun semua itu dibayar dobel dengan performa pemainnya yang
outstanding. Pemeran Ezekiel dan Chick serasa sangat menonjol dibanding pemeran
yang lain, sepertinya karena faktor fisik mereka. Ezekiel berbadan besar dan
berwajah tampan. Sedangkan Chick berkulit coklat-muda sehingga menonjol dari
yang lainnya, berbadan seksi, serta berwajah manis. Namun pemain yang lainnya
pun memberikan penampilan yang luar-biasa. Yang juga unik adalah tak ada
satupun pemain kulit-putih pada film (hanya seorang pria berpakaian putih, yang
sepertinya mengesankan sebagai petinggi dari para kulit-hitam. Namun ia berdiri
jauh sekali dari kamera sehingga kita hanya bisa menebak).
Ada satu shot yang mengingatkan saya shot mabuk JR (Harvey
Keitel) di Mean Streets-nya Scorsese, yaitu adegan ketika saudara Ezekiel,
Spunk mencoba mencari Ezekiel di red-district area, di mana kamera statis
menempel pada kereta-kuda yang melaju yang
dibawa Spunk, diiringi lagu pesta dansa yang satu nuansa dengan lagu yang
mengiringi mabuknya JR.
Secara umum filmnya jauh dari membosankan. Cukup terkejut
menyaksikan penampilan para pemain kulit-hitam dan heran mengapa nama mereka
tak pernah terdengar gaungnya.