Sunday, 27 November 2011

2 buku baru saja tiba!!!

Mau pamer nih:),
baru dateng, buku Hitchcock-nya Truffaut dan Godard on Godard ditulis oleh Godard sendiri.
Gw baru baca beberapa halaman buku Hitchcock. Isinya tentang interview Truffaut dengan Hitchcock mengenai film-filmnya. Sejauh ini bukunya menarik.


Tuesday, 8 November 2011

Stories of His Life - versi teks Indonesia

Intro
Dan sebelum itu dimulai, kita akan mendengarkan Orson Welles berbicara mengenai prestasi terbesar yang pernah ia raih dan frustrasinya dalam dunia sinema/film.

V.O. (voice over)
Pada tahun 1944 Welles berumur 29 tahun. Dia akan berkarya selama 40 tahun. Di Las Vegas Orson menceritakan tentang kehidupannya, prestasi, dan kekecewaannya.

OW (Orson Welles)
Saya tidak mempunyai teman yang ingin melihat trik sulap. Tak seorangpun yang ingin melihat sulap. Karena itu saya melakukannya. Suatu hari saya datang ke ulang tahun Louie Meyer, dengan membawa seekor kelinci di celana saya untuk sulap yang akan saya pertunjukkan. Banyak orang terkenal datang, Judy Garland, Danny K, Danny Tomasson. Lalu Al Johnson bernyanyi selama 2 jam, sampai kelinci saya buang air! Hingga subuh, akhirnya semua orang pulang dan tak seorang pun meminta saya untuk melakukan trik sulap yang sudah saya siapkan.

LM (Lesley Megahey)
Lalu apa yang menjadi kunci menjadi seorang pesulap yang baik?

OW
Yang bisa mengeluarkan kelincinya tepat waktu.

LM
Saya tertarik dengan kata-kata yang anda gunakan ketika anda baru masuk Hollywood, kepercayaan-diri karena ketidak-tahuan. Bisa anda jelaskan?

OW
Seperti halnya ketika saya mulai karir di dunia teater, saya tidak tahu apapun tentang teater. Tak ada alasan untuk merasa takut. Anda tidak akan merasa takut bila bila anda tidak tahu bahwa anda berjalan di pinggir jurang, anda akan merasa santai dan percaya diri. Saya tidak mengetahui adanya jurang itu di teater sampai beberapa waktu setelah saya bergabung.

LM
Lalu apa yang terjadi ketika ketidak-tahuan berubah menjadi pengalaman/pengetahuan?

OW
Saat itulah kita harus berhati-hati untuk menutup telinga dari perkataan orang-lain. Kau harus terus mengingat ketidak-tahuanmu dan menuntut hal yang mustahil dengan kegembiraan yang sama ketika kamu masih belum tahu apa kesulitan darinya.

LM
Sepertinya anda selalu berupaya menganggap bahwa setiap film yang anda lakukan adalah hal baru.

OW
Aku suka itu. Saya rasa itu benar.

V.O.
Sejak tahun 40'an Welles telah banyak dirumorkan, sebagai seorang ahli sulap, seorang pelukis mahir, jenius musik, raja teater, dan objek penelitian psikolog. Banyak cerita mengenai dirinya yang dilebih-lebihkan. Namun tidak diragukan, ia adalah seorang anak yang berbakat.

LM
Apa anda telah memerankan King Lear pada umur 9 tahun?

OW
Tidak, tentu saja itu salah. Aku memerankan Maria, ibu Yesus ketika berumur 13. Namun aku belum memerankan King Lear lama setelah itu.

LM
Seberapa banyak kebenaran mengenai cerita 'anak-jenius' yang benar?

OW
Cerita mengenai musik itu benar. Aku dipaksa untuk bermain musik oleh ibuku. Ibuku seorang musikus. Ia meninggal ketika aku berumur 9 tahun, dan aku langsung berhenti setelah kematiannya. Saya rasa itu semacam campuran antara trauma, kemalasan, dan kegembiraan karena tidak harus bermain musik lagi. Itu memang takdirku.

LM
Bagaimana dengan dijadikan bahan penelitana oleh psikolog?

OW
Ya, itu benar. Saya dimanjakan dalam pengartian aneh ketika saya masih kecil. Semua orang, sejak saya mulai bisa mendengar, memuji segala hal yang aku lakukan. Tak pernah aku dicela. Ketika saya melukis, semua orang bilang, "Tak ada orang yang melukis seperti ini!" Ketika saya bermain musik semua bilang, "Tak ada orang yang bermain musik sepertimu!" Saya merasa kemampuan saya tidak ada batasnya.

V.O.
Ketika remaja, Welles memutuskan untuk meninggalkan Amerika, membawa serta kanvas dan kuasnya untuk menjadi seorang seniman. Hal ini ia ceritakan dalam filmnya, F for Fake, titik-balik dalam hidupnya.

LM
Saya memegang catatan tulisan Micheal MacLiammoir mengenai kedatangan anda di teater Gate di Dublin.

OW
Aku tahu cerita itu.

LM
(membaca)Kami bertemu seorang anak muda yang tinggi dengan wajah tembam, bibir yang tegas dan tebal, dan mata yang tajam. Gerakan seluruh tubuhnya indah. Ini adalah satu kesempatan, akhirnya, untuk melakukan sesuatu yang besar. Dia memiliki kepercayaan-diri yang begitu besar. Itulah rahasia dirinya. (selesai)

OW
Itu adalah cerita yang mengesankan namun ia berada di London ketika aku tiba di Dublin. Dan aku hanya berhubungan dengan Hilton ketika aku berperan di teater Gate dan ia tidak pernah melihat sendiri penampilanku. Namun itu tak masalah.

LM
Tapi anda berumur berapa, 18, 20 ?

OW
Ya, antara 18 dan 20 tahun. Aku tak tahu bagaimana saya bisa seterkenal itu. Saya ingin terlihat lebih tua, karena itu saya mulai memegang cigar. Saya merokok agar terlihat lebih tua. Tak ada peran untuk orang berwajah bayi.

LM
Anda juga memerankan tokoh lain dalam masa ini, yang juga tokoh orang-tua, dalam film pertama anda, The Hearts of Age.

OW
Itu bukanlah sebuah film. Itu hanyalah sebuah lelucon yang kami lakukan suatu hari.

V.O.
Lelucon yang Welles lakukan itu (di tahun 1934) setidaknya telah mengundang komentar dari beberapa kritikus bahwa film itu mengandung unsur yang nantinya akan terlihat dalam film Citizen Kane. Istri pertama Welles, Virginia Nicholson, memerankan seorang wanita tua. Welles juga tampil dalam film untuk pertama kalinya.

OW
Kami semua pernah menonton film surealis. Jadi kami memutuskan untuk membuatnya. Dari pukul 2 sampai 5 sore kami mengambil gambar-gambar konyol lalu menggabungkannya hanya untuk kesenangan kami.

LM
Anda bisa menulis buku tentangnya.

V.O.
Ketika ia baru meninggalkan masa remajanya, dia telah menjadi bintang besar di New York. Ketika berumur 23 tahun, ia menjadi kover majalah Time. Dia bergabung dengan produser John Housemen untuk membentuk salah satu grup teater terkenal Amerika, Mercury Theatre. Produksi pertamanya adalah versi modern dari Julius Caesar, dengan Welles memerankan Brutus. Pertunjukkan itu sukses besar. Lalu Welles mencengangkan Broadway dengan produksi besarnya, Macbeth, dengan menggunakan semua pemeran berkulit hitam.

OW
Aku ingin memberikan kesempatan pada pemeran kulit-hitam untuk memainkan skenario klasikal, tanpa harus berperan konyol, atau eksotis. Jadi saya menyutradarai mereka, yang belum sekalipun pernah melihat pertunjukkan Shakespeare. Dan efeknya luar biasa. Pertunjukkan itu adalah pertunjukkan paling sukses yang pernah saya buat. Pada malam pertunjukan, antrian berbaris sepanjang 5 blok dan mobil tidak bisa mendekat ke gedung teater karena jalanan macet-total. Dan pada akhir pertunjukkan, kami harus memakai korden ekstra karena kalau tidak penonton akan naik ke panggung untuk menghampiri para pemain. Itu sungguh luar-biasa.

V.O.
Namun ambisi besar mereka membawa meraka pada bencana. Welles harus berusaha keras untuk mendanai pertunjukan mereka.

OW
Saya mendanai pertunjukkan dari pendapatan stasiun radio saya. Saya menaruh ribuan dollar tiap minggunya agar pertunjukan bisa berjalan. Saya sering menggunakan ambulans untuk pergi dari stasiun radio satu ke yang lain karena tidak ada hukum yang melarang hal tersebut pada waktu itu. Jadi dengan ambulans saya pergi dari CBS ke NBC, lalu langsung diberi tahu peran yang harus saya mainkan. Saya bisa mendapatkan $1500 - $1800 tiap minggunya bekerja sebagai aktor-radio anonimous.

V.O.
Welles memainkan, tanpa membeberkan namanya, tokoh jagoan populer The Shadow hingga suatu hari namanya bocor dan ia menjadi semakin terkenal.

V.O.
Diberikan skenario yang membosankan berjudul War of the World, Welles mendapat ide. Penyerangan bangsa Mars akan dipresentasikan seperti sebuah berita aktual.

V.O.
Welles tidak mengira apa yang akan terjadi selanjutnya. Bahkan sebelum siaran tersebut selesai, jalanan dipenuhi mobil yang berlomba untuk naik ke bukit. Kepanikan terjadi. Ada yang melaporkan penyerangan oleh makhluk Mars, bahkan pemerkosaan. Esok harinya, nama Orson Welles tersiar ke seluruh Amerika.

OW
Hal yang memberi saya inspirasi adalah pada masa ini siaran radio kurang bisa dipercaya. Siaran radio digunakan untuk membentuk animo masyarakat. Masyarakat percaya apapun yang dikatakan di radio. Karena itu aku bepikir untuk membuat mereka percaya suatu cerita yang fiktif, dan pada akhir acara kita akan sampaikan bahwa siaran tersebut bohong, untuk membuka mata mereka bahwa yang disiarkan di radio belum tentu benar. Saat ini tentu saja kita tidak bisa lagi melakukan hal ini karena hukum dan sebagainya. Namun, pada masa itupun di negara lain orang yang melakukan hal yang sama di kirim ke penjara, sedangkan saya malah mendapat kontrak dengan Hollywood.

V.O.
Welles masuk Hollywood pada tahun 1040 ketika ia berumur 25 tahun, dan dia membuat kontrak berdasarkan keinginannya dengan RKO, menyatakan bahwa ia mendapatkan dana yang terbatas, namun otoritas artistik.

LM
Karena anda masih muda dan mendapatkan kontrak yang luar-biasa, apakah anda merasakan kebencian dari pihak lain di Hollywood?

OW
Oh, tentu saja. Seseorang memotong dasiku di sebuah restoran, lalu bertengkar di lapangan parkir. Saat ini semua aktor/aktris menyutradarai film mereka sendiri, bahkan pemain TV menyutradarai segmen mereka. Namun pada masa itu tak ada yang melakukannya sejak Von Stroheim. Tentu saja semua produser membenciku karena aku menyutradarai dan memproduksi filmku sendiri karena bila aku memproduksi filmku sendiri, apa gunanya mereka.

V.O.
Setahun setelah ia tiba di Hollywood, Welles mulai mengambil gambar untuk film pertamanya, Citizen Kane. Kameramennya adalah salah satu yang terbaik pada saat itu, Gregg Toland.

OW
Dia datang sendiri kepada saya. Suatu hari ia datang ke kantorku berkata bahwa ia ingin menjadi kameramenku. Kubilang, "Itu bagus! Kenapa? Aku awam mengenai film." Dia bilang justru karena itulah ia ingin membuat filmku. Ia bosan bekerja dengan orang yang sudah ahli, dan menurutnya dengan ketidak-tahuanku, kita akan membuat sesuatu yang baru.
Dia juga yang berkata mengenai...jadi suatu hari di minggu kedua pengambilan gambar, seseorang berkata kepadaku bahwa bukanlah tugas sutradara untuk mengatur pencahayaan. Sejak saat itu aku langsung mengambil alih pengaturan cahaya, setelah meminta-maaf pada Toland. Lalu di waktu lain terjadi hal yang buruk dimana saya tidak mengerti tentang pengarahan kamera. Hal itu karena aku belajar mengenai film dari menonton film Stagecoach setiap malam selama sebulan. Dalam film itu saya melihat para Indian menyerang tokoh utama dari sisi kanan dan kiri, semua aturan dilanggar. Karena itu ketika seseorang mengatakan aturan mengenai over-shoulder shot, aku tidak mau mendengarkan karena aku berpegang pada film itu. Lalu sekitar jam 2 siang aku pulang ke rumahku. Toland lalu menghampiriku dan mengajarkanku mengenai pengarahan kamera. Saya berkata, "Toland, banyak hal yang masih belum saya mengerti." Dia bilang, "Aku bisa mengajarkan segalanya dalam waktu 3 jam." Lalu pernyataan itu sekarang dibuat seolah saya adalah seorang jenius yang mengerti tentang film hanya dalam waktu 3 jam. Toland-lah yang berkata bahwa ia bisa mengarjarkannya kepadaku dalam 3 jam, ia juga bisa mengajarkannya pada orang lain dalam waktu 3 jam. Setelah itu, tergantung kemampuanmu.

V.O.
Welles dan Toland tidak pernah mengaku menemukan teknik baru. Mereka hanya mengumpulkan dan mengkombinasikan teknik-teknik yang ada. Film-set lengkap dengan atap, suara yang overlap, gambar deep-focus, dan pencahayaan ekspresionis. Bila ada yang meragukan kontribusi Welles pada film Kane, lihatlah teknik pencahayaan Welles dalam produksi teaternya, Julius Caesar, 3 tahun sebelum ia sampai di Hollywood.
Citizen Kane diceritakan secara padat dan urutan yang kompleks, sebuah investigasi mengenai hidup seseorang. Kane terlihat dalam berbagai umur dari muda hingga tua, diperankan oleh Welles yang masih berumur 25 tahun.

LM
Anda bilang ada unsur parodi karakter pada Kane. Saya tidak begitu mengerti pernyataan ini, apakah maksud anda bagaimana Kane anda perankan, atau penampilannya?

OW
Aku juga tidak tahu apa maksudnya. Mungkin pernyataan itu datang dari salah-satu interview negara asing dimana saya berpura-pura mengerti pertanyaan mereka.

V.O.
Yang diperkirakan oleh banyak orang tentang Kane, adalah refleksi dari seorang penguasa besar surat-kabar, William Randolph Hearst, salah satu orang terkuat di Amerika. Lihatlah deskripsi dari Xanadu pada bagian pembukaan film Citizen Kane.

Lalu lihatlah gambar-gambar ini. Ini adalah gambar tempat tinggal Hearst, diambil 8 tahun sebelum Kane.

Marion Davis, sang aktris, bagi Hearst sama halnya dengan Susan Alexander, sang penyanyi, bagi Kane. Akan tetapi perbedaannya adalah bahwa Hearst menemukan wanita yang setia padanya dan dipuja banyak orang akan talenta dan kecerdasannya.

OW
Saya kira kami sedikit tidak adil pada Marion Davis dan merasa telah melakukan kecurangan kotor padanya karena menciptakan tokoh yang sangat berbeda dengan dirinya mengisi posisi yang sama dengannya.

OW
Pada malam pembukaan Citizen Kane secara tidak sengaja saya bertemu dengan Hearst di sebuah elevator. Saya mengundangnya untuk datang, namun ia mengacuhkan saya. Hingga saat ini saya masih berpikir, bila Hearst adalah Kane, maka ia pasti datang ke pembukaan film saya.

LM
Anda terlihat lebih terbuka saat ini mengenai Hearst dibanding dulu...

OW
Hearst menyerang kami! Contohnya ketika suatu hari ia mencoba menjebak saya dengan mengirim seorang fotografer dan wanita-bawah-umur ke hotel saya. Saya bisa saja masuk penjara karena itu, dan ia mempunya anak buah di RKO untuk membakar negatif film saya sehingga film saya tidak bisa lagi diputar.

V.O.
Kontroversi mengenai Citizen Kane tidak berakhir di dekade 40'an. Pada tahun 1971, seorang kritikus wanita bernama Pauline Kael mempublikasikan catatannya mengenai penulisan Kane. Ia menuliskan bahwa Welles skenario Kane sama sekali bukanlah hasil karya Welles. Tuduhan lain dilontarkan, mengatakan bahwa Orson Welles mencoba untuk menyogok Mankiewicz, kolaborator Welles dalam penulisan Citizen Kane, agar Welles menjadi penulis tunggal dari film tersebut.

PB (Peter Bogdanovich)
Ini sungguh merupakan niat jahat! Mereka mencoba menghancurkan Orson dengan mengambil karyanya yang paling hebat, dimana orang-orang bilang bahwa Orson Welles membuat Citizen Kane, namun wanita ini berkata bahwa itu tidak benar.

V.O.
Bogdanovich menerbitkan tanggapannya pada pernyataan Kael dalam sebuah esai-pendek, mencoba menjelaskan dengan detil melawan pernyataan bahwa Welles sama sekali tidak memberi kontribusi pada skenario Citizen Kane.

PB
Aku menemui sektretaris yang mengetik naskah Kane yang ditulis Welles. Ia bilang bahwa ia tidak mencari tahu apa yang ia ketik, ia bahkan tidak pernah bertemu Welles secara langsung, dia juga merasa tidak penting untuk bertemu dengannya. Jikapun Welles ternyata memang tidak menulis skenario tersebut, toh dia menyutradarainya. Bila ternyata ia juga tidak menyutradarainya, ia ada di film itu.

V.O.
Bukti yang terakhir diterbitkan mengatakan bahwa Welles setidaknya menulish 3 adegan penting dalam film Kane. Kebanyakan kolaborator Welles dalam film tersebut, termasuk Toland, telah meninggal. Namun kami menemukan satu orang yang masih bekerja di Hollywood. Saat ini ia telah menjadi seorang sutradara ternama Hollywood, Robert Wise.

RW (Robert Wise)
Bekerja sama dengan Orson tidak pernah merasa datar, hanya ada 'tinggi' atau 'rendah'. Sangat menyenangkan, menyebalkan, mengesalkan. Suatu waktu Welles bisa menjadi seorang yang sangat menyebalkan yang membuatmu ingin meninggalkan film saat itu juga, namun disaat yang lain ia datang dengan ide yang brilian, sehingga kami tidak pernah meninggalkan dirinya.

LM
Apakah filmnya terjadi begitu saja ataukah kalian benar-benar merencanakannya secara matang?

RW
Tak ada film yang secara kebetulan menjadi sebuah film, segalanya direncanakan secara baik. Hubungan antar shot, long-dissolve, segalanya memang telah direncanakan, direncanakan dengan sangat baik.

LM
Apa itu termasuk strukturnya?

RW
Ya, kurasa begitu. Kami tidak mengubah sedikitpun mengenai hubungan antar shot. Sudah lebih dari 40-tahun sekarang, namun sejauh yang bisa kuingat tak ada perubahan.

LM
Ada 'legenda' lain mengenai diri anda bahwa anda adalah orang yang boros, anda selalu over-budget dan over-schedule?

OW
Aku tidak pernah over-budget atau over-schedule.

LM
Juga di film Citizen Kane?

OW
Tidak, bahkan kami under-budget dan under-schedule dalam film tersebut. Kami mulai mengambil gambar untuk Citizen Kane 10 hari lebih cepat dari rencana kami karena saya ingin mengadakan tes pengbilan-gambar. Setelah 10 hari, barulah kami melaporkan pada pihak studio bahwa kami telah mulai mengambil gambar. Yang pasti, kami tidak pernah over-schedule.

LM
Banyak sekali rumor tentang diri anda. Apakah anda sering merasa kesal karenanya, terutama yang mengatakan bahwa anda sering memperlakukan orang-lain dengan tidak hormat?

OW
Sangat kesal! Teman-teman baikku berkata padaku agar saya mengacuhkannya namun hal itu sangat menggangguku. Mereka menyerang diriku, aku tidak masalah bila mereka mengatakan sesuatu tentang film-filmku. Aku tak tahu mengapa aku sangat sensitif tentang hal ini. Suatu hari aku makan di siang restoran Mr.Chow's di London. Aku suka makan siang maupun makan malam sendiri, aku selalu membawa sebuah buku. Di restoran itu ada seorang pelayan Italia. Pelayan itu bertanya padaku, "Apakah anda masih membuat film setelah Citizen Kane?" Pertanyaan itu muncul pada waktu yang kurang tepat karena aku baru saja dihina oleh Hue Weldon bahwa aku dipecat dari pekerjaan sutradara. Namun aku menjawab pertanyaan tersebut dengan sabat, kubilang, "Ya, setelah Kane aku membuat The Magnificent Ambersons..." dan aku mengatakan semua filmku. Namun 3 bulan setelah kejadian tersebut, John Didian, penulis di majalah Esquire menceritakan bagaimana situasi sunyi di dalam resotran, dan aku mempelajari bukuku, dan tiba-tiba kesunyiaan itu dipecahkan oleh diriku yang berkata, "Aku membuat Citizen Kane pada tahun 1940.." dan seterusnya. Dimana kesunyian kupecahkan dengan diriku membawakan sebuah monolog, membacakan credit-title filmku. Sudah 6 tahun aku selalu mengeluh tentang hal-hal seperti ini.

V.O.
Bukan John Didian yang menuliskan artikel tersebut, namun penjahatnya ialah Robert Allan.

LM
Setelah Citizen Kane, anda membuat The Magnificent Ambersons?

OW
Ya.

LM
Apa anda sengaja membuat sebuah film dimana anda tidak akan muncul di film tersebut?

OW
Ya. Aku sebelumnya membuat kesalahan. Dalam diriku masih ada keinginan untuk menjadi bintang besar. Namun bila ingin menjadi pemain, aku sebaiknya berhenti membuat film dan pindah ke teater. Aku sudah memutuskan bahwa predikatku adalah sutradara, bukan yang lain. Dan aku menyukai cerita The Magnificent Ambersons dan memang ingin membuat film darinya.

V.O.
The Magnificent Ambersons mungkin secara teknis tidak serumit Kane, namun film ini memiliki style-nya sendiri; lebih serius, sama baiknya dengan Kane. Lewat film ini Welles mencoba menggambarkan sebuah elegi tentang memudarnya budaya Amerika, menurunnya kualitas keluarga dan cara hidup mereka. Hancurnya sebuah dunia tradisional yang aman dan damai oleh perkembangan jaman dan mesin.

OW
Yang terutama ingin disampaikan dalam film tersebut adalah dimana semua hal baik dalam film itu pada akhirnya berubah menjadi hal buruk bagi Ambersons.

V.O.
Namun kita tidak akan pernah melihat bagian tersebut. 3 - 4 reels dari film tersebut hilang, dan film tersebut di edit ketika Welles tidak ada di tempat. Setidaknya 45 menit dari versi Welles telah hilang.

OW
Semua orang di Hollywood mengatakan bahwa film itu terlalu lamban. Padahal hal itu memang sengaja dilakukan.

LM
Welles mengekspresikan kesedihan mengenai pemotongan Ambersons...

RW
Itu tidak dapat dihindarkan. Dia berada di Brazil, membuat film dokumenter bagi pemerintah, ketika kami membutuhkannya untuk melakukan editing. Ketika kami melakukan pemutaran bagi audiens kami, tak ada yang betah, semua orang meninggalkan film itu, pemutaran itu sangatlah sebuah petaka. Dan pihak studio tentu saja marah, mereka telah menaruh banyak uang pada proyek film itu. Aku terhimpit diantara keinginan Welles dan studio. Kami memotong sekitar 30 menit dari versi awal dan membuat beberapa adegan-jembatan dan membuat ending yang baru bagi film itu. Setelah 4 kali dilakukan pemutaran, studio akhirnya siap untuk mengedarkan film tersebut. Setidaknya film itu tidak ditertawakan dan penonton tidak meninggalkan bioskop. Yang bisa kukatakan hanyalah kami mencoba melakukan yang terbaik bagi film tersebut.

V.O.
Salah satu solusi mereka adalah membuat ending baru bagi film tersebut, di sebuah koridor rumah-sakit, dimana Joseph Cotten dan Agnes Moorehead terlihat seolah berjalan menuju matahari-terbit.
Jauh dari style Welles, dan pastinya bukan yang ingin ia sampaikan.

OW
Tak ada adegan di rumah-sakit! Itu tidak pernah terjadi dalam cerita aslinya. Dan adegan panjang yang hebat, dimana Agnes menginap disebuah penginapan murah, dan Joe Cotten menjenguknya, itu adalah adegan luar-biasa, dan adegan itu adalah adegan-utama dari film tersebut.

PB (Peter Bogdanovich)
Ada penonton yang bereaksi buruk terhadap film tersebut sampai berkata sebaiknya para pembuatnya digantung. Namun ada juga yang berkata bahwa film tersebut salah satu film terbaik sepanjang masa. Kurasa pendapat ini yang lebih benar. Menurutku film ini adalah salah satu dari 5 film paling penting Amerika sepanjang masa. Dan film ini juga merupakan salah satu tragedi pembuatan film terbesar, dimana kita hampir tidak merasakan ciri-khas Welles dalam film ini karena pemotongan yang berlebihan.

LM
Apakah proses editing masih dianggap kurang penting pada masa itu? Karena setahuku Robert Wise dan Joe Cotten memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Welles.

PB
Cotten, setahuku, merasa tidak enak melakukan hal tersebut, namun ia juga menulis surat pada Orson mencoba meyakinkannya bahwa itulah yang terbaik. Anda akan merasa kasihan ketika anda membaca surat tersebut karena bisa dibilang Cotten mengkhianati Orson dengan surat itu, namun Cotten sendiri tidak menyadarinya. Itu sangat menyedihkan. Tak ada yang merasa puas dalam kejadian itu.

RW (Robert Wise)
Dari sudut pandang artistik, versi Orson jauh lebih bagus dari versi Hollywood. Namun kenyataannya memaksa kami melakukan hal tersebut.

OW
Itu sudah hancur! Plotnya dirubah! Ketika Ambersons diambang kematian, ceritanya beralih ke sebuah cerita yang benar-benar lain.

LM
Apakah anda bisa melupakan kejadian itu?

OW
Tidak. Aku dikirim oleh Jack Whitney dan Rockefeller, mereka bilang adalah tugasku sebagai warga-negara untuk pergi ke Brazil dan merekam karnival di Rio, Brazil. Aku tak pernah suka karnival, namun mereka bilang hal itu akan sangat membantu hubungan antara Amerika dan negara Latin. Tanpa dibayar namun dibekali uang 1 juta dollar, aku dikirim ke sana untuk merekamnya. Namun disaat yang sama, RKO berganti administrasi. RKO lalu memintaku untuk menjelaskan apa yang aku lakukan di Brazil. Setelah mereka melihat rekamanku, mereka mengira aku merekam hal yang tidak penting. Mereka bahkan tidak mendengar bunyi musik yang ada karena film tersebut belum di sinkronisasi.

V.O.
Para pemimpin RKO mengharapkan Orson sedang melakukan semacam public-relations dengan Brazil. Namun yang mereka dapatkan adalah gambar ribuan orang berdansa di jalanan, kulit-hitam dan kulit-putih bersama-sama, hal yang berbahaya bagi pihak studio pada dekade 40an. Mereka merasa Welles tidak terkontrol lagi, dimana Welles mengacuhkan panggilan mereka, namun masih mengharapkan mereka untuk membayar keperluan hidupnya di Brazil.

OW
Lalu aku dipecat dari RKO. Mereka memberi alasan karena aku pergi ke Brazil tanpa membawa skenario dan menghamburkan uang mereka. Aku tak pernah pulih dari serangan itu. Padahal seharusnya, mereka sudah berjanji bahwa mereka akan mengirimkanku filmku dan moviola agar aku bisa menyelesaikan editing Ambersons di sana, namun mereka tak pernah mengirimkannya. Mereka mengeditnya sendiri! Mereka menghancurkan Ambersons! Selama beberapa tahun setelah itu, aku tak pernah mendapatkan pekerjaan sebagai sutradara. Dalam kurun waktu itu, aku bermain dalam film Jane Eyre.

V.O.
Joan Fontaine bermain dengan Orson Welles dalam film yang disutradarai Robert Stevenson, Jane Eyre, di tahun 1944. Ini adalah pertama kalinya Orson bekerja sebagai pemain di bawah penyutradaraan orang lain.

LM
Apakah anda merasakan kelegaan pihak studio?

OW
Ya. RKO menyebarkan slogan pada tahun itu, "Hiburan daripada jenius." Dengan kata lain, anda harus menonton film RKO karena di situ tidak ada Orson Welles. Kata-kata jenius muncul dari, tak ada yang benar-benar mengatakan bahwa aku adalah jenius, tidak pada masa itu, tapi ada yang pernah menulis bahwa aku 'calon-jenius', ia adalah salah satu penulis Hearst, dan ia menulisnya berkali-kali sehingga predikat ini melekat padaku. Jadi slogan mereka itu adalah nilai-jual utama mereka pada saat itu, bahwa aku tidak ada lagi di RKO. Film selanjutnya yang kusutradarai adalah The Stranger. Aku membuat film ini untuk menunjukkan pada masyarakat bahwa aku hanyalah orang biasa, sama seperti sutradara lainnya.

V.O.
The Stranger disutradarai Orson pada tahun 1946, dimainkan oleh Edward G. Robinson sebagai seorang pemburu Nazi, yang mengikuti buruannya hingga ke Amerika. Welles memerankan anggota Nazi, Kindler, berindung di bawah nama-samaran, dan Loretta Young sebagai istrinya.
Welles pada awalnya mengusulkan bahwa ia ingin pemeran-wanita, Agnes Moorehead, sebagai pemburu Nazi.

OW
Menurutku itu akan lebih menarik. Namun mereka tidak setuju.

LM
Dan Robinson bukanlah salah satu anggota kelompokmu, ya?

OW
Aku tidak begitu mengenal dia. Kami mengalami sedikit masalah pada minggu-pertama. Aku tidak mengerti apa maksudnya, ia berkata bahwa aku terus mengambil wajahnya dari sudut yang jelek. Padahal aku mengambil gambarnya sedemikian rupa karena ada Loretta Young di sudut yang lain. Jadi kubilang pada Loretta dan ia berkata, "Baiklah, ambil gambarku dari sudut yang jelek. Buat ia senang." Lepas dari itu ia adalah aktor yang sangat efektif dan terlihat sangat baik di film.

LM
Dan itu adalah pertama kalinya anda...

OW
Ya. Aku bekerja dengan 2 bintang, aku harus membuat keputusan. Kau tahu, ketika kau bekerja dengan bintang, kamu harus 'bercinta' dengannya. Itu semacam tugas sutradara untuk terus merayu dengan para pemainmu yang akan muncul di depan kamera. Dan ketika kamu berurusan dengan bintang-besar, kamu harus benar-benar 'bercinta'. Dan aku cukup pandai merayu. Ada sedikit kecemburuan di sana, antara Eddy dan..., dan khususnya karena Young membolehkan diriku memegang tangannya. Ada adegan di mana aku memegang tangannya dan Young menggantung setinggi 5 lantai, dia benar-benar tergantung setinggi itu, aku memegang tangannya. Namun Eddy ketakutan, bahkan untuk berdiri dekat tempat itu. Jadi banyak ketidak-sukaan. Dan Eddy, kami tak punya pilihan lain selain menggunakan double.

LM
Anda benar-benar mengambil gambar di sebuah menara-jam?

OW
Ya, kami membangun menara-jam itu, dimana saat ini sudah dibangun gedung bertingkat.
Dalam film itu ada adegan dimana kami harus menggantung John Russel di tiang bendera memegang kamera. Shotnya tidak bisa dilakukan 2 kali karena kami membayar stuntman begitu mahal untuk melakukannya. Hari berikutnya di studio, kami mengerjai Russel dengan memasang sound-effect di film hitam, agar ia mengira semua hasil shot-nya gagal (tertawa). Hal iseng seperti itu biasa terjadi pada masa-masa itu. Dan ia sangat pemaaf. Kami bilang tidak apa-apa. Kami akan melakukannya lagi esoknya. Dia begitu ketakutan.

V.O.
Tahun 1943, Welles dan Cotten menulis dan memainkan sebuah film thriller, Journey into Fear. Kabarnya, Welles ingin sekali menyutradarai film tersebut.

OW
Buku yang menuliskan tentangku yang memberikanku kredit pada film itu salah karena film itu benar-benar film karya Norman Foster, dan dia layak mendapatkan segala pujian akan film itu. Dan bila kamu melihat film itu sebelum pihak studio meng-editnya, kamu akan melihat begitu bagusnya film itu. Peran yang kulakukan terlihat buruk, tapi memang direncanakan seperti itu.

V.O.
Pada tahun 1947, Welles membuat Lady from Shanghai, sebuah film yang penuh petualangan, kehidupan mewah, namun digambarkan dengan ciri-khas Welles akan parody dan surealisme.
Saat pertama kali melihat skenario, Harry Cohn sang produser menantang siapapun yang ada di ruangan pada saat itu untuk menjelaskan skenario tersebut dan akan dihadiahi $1000. Bahkan Welles tidak menanggapinya. Majalah gosip menyebarkan rumor bahwa alasannya adalah karena pemeran utama dalam film tersebut adalah mantan-istri Welles yang baru saja bercerai, Rita Haysworth. Dan situasi pembuatan filmnya pun tak kalah aneh dengan cerita dalam film itu. Welles meninggalkan pembuatan film tersebut selama setahun, dan kehilangan sejumlah besar uang dalam sebuah produksi teater, Around the World in 80 Days.

OW
Aku menggunakan seluruh uangku. Sebelum pembukaan di Boston, kostum yang akan digunakan masih tertinggal di sebuah stasiun kereta dan untuk membawanya ke tempatku aku harus membayar $55.000 atau barang itu tidak akan sampai pada malam itu. Aku berpikir siapa yang bisa meminjamkanku $55.000 dalam 3 jam ke depan, Harry Cohn, orang yang berani melakukannya. Aku menelponnya, kubilang, "Harry, aku baru saja membaca sebuah buku yang luar-biasa!" Lalu kulihat seorang gadis sedang membaca sebuah novel tak jauh dariku Kulihat buku itu, judulnya, "The Man I Killed". Lalu kukatakan padanya, "Judulnya, 'The Man I Killed'. Kau kirimkan padaku $55.000 dalam waktu 2 jam, dan aku akan membuat film itu, menyutradarainya, menulis skenarionya, dan bermain di dalamnya, untukmu." Lalu ia mengirimkan uangnya padaku. Teater itu luar-biasa, namun orang-orang tidak menyukainya. Dan aku baru saja bercerai dengan Rita (Hayworth). Lalu tiba-tiba Rita berkata padaku ia ingin bermain dalam filmku. Harry berkata padaku untuk melakukannya demi Rita.
Plot untuk film itu langsung diambil dari bukunya, yang bahkan pada waktu itu belum pernah kubaca. Jadi rumor yang sudah sering-kali dituliskan bahwa film itu aku gunakan sebagai ajang untuk membalas dendam pada Rita adalah tidak masuk akal. Rita telah membacanya, dan Rita yang memilih ceritanya.

LM
Kau mengembangkan dirinya...

OW
Ya, tentu. Dan pada akhir film aku membuang dirinya.

LM
Anda terkesan bagiku ingin menyeimbangkan antara drama, melodrama, dan parodi...

OW
Aku bosan dengan cerita yang tidak mencoba untuk menyeimbangkan unsur-unsurnya, seperti halnya berjalan di sebuah jalan tol daripada berjalan di atas tali. Aku tidak suka.

LM
Apa kau juga ada maksud untuk mengkritik pihak studio karena tokoh utamamu dalam film itu cukup bodoh untuk mengalami masalahnya, dan anda menggunakan seorang wanita elegan (Rita Hayworth) bermain dalam hampir sebuah parodi

OW
Ya, ada unsur itu.

V.O.
Kecintaan Welles pada adegan klasik melodramatis terekspresikan dalam Lady from Shanghai. Dan dalam salah satu set yang paling mengangumkan, Welles memaksimalkan adegan tembak-menembak yang terinspirasi dari film low-budget.
Dan film ini bagi pihak studio, bahkan bagi beberapa teman Welles, adalah hal terburuk yang pernah ia lakukan. Welles telah meyakinkan orang-orang sekitarnya sebagai seorang sutradara pemberontak, seseorang yang tak bisa dikontrol yang tidak cocok pada sistem studio saat itu. Perbedaannya sangat besar sehingga seolah terlihat studio tidak akan pernah mau berurusan dengannya lagi, dan reputasi ini akan terus melekat pada Welles.

LM
Saya tidak pernah mendengar atau membaca anda berkeluh-kesah tentang Hollywood?

OW
Saya tidak pernah melakukan itu karena itu tidak masuk akal. Siapapun yang masuk ke Hollywood akan langsung melihat seberapa megahnya mereka, memang lebih menantang pada jaman awal karir saya di Hollywood untuk meyakinkan para pemilik dana. Namun Hollywood tetaplah Hollywood. Apapun yang kau katakan tentang Hollywood pasti benar, entah baik atau buruk. Dan bila anda masuk ke dalam industri itu, anda tak punya hak untuk mengeluh tentangnya. Anda sendirilah yang memutuskan untuk ikut bermain. Akan tetapi orang-orang yang karirnya mulus di sistem ini adalah orang-orang yang memiliki insting, kemauan untuk membuat film yang ingin dibuat oleh para produser. Orang-orang yang gagal, yang mengalami hari-hari berat dalam industri ini adalah orang-orang yang tidak mau membuat film yang diinginkan produser, seperti Renoir yang menurutku adalah salah satu sutradara terbaik. Para produser menolak membiayai film-film Renoir meskipun film tersebut akan sukses. Masyarakat tidak tahu bahwa tak ada yang tertarik akan uang di Hollywood. Masyarakat mengira Hollywood adalah tentang uang karena mereka memang selalu berbicara tentang uang. Mereka juga sering berbicara tentang seks, namun mereka tidak banyak melakukannya. Segalanya adalah tentang ego. Mereka tertarik pada nama, gelar, kekuasaan, status, karena telah memproduksi film ini-itu. Kalau mereka tertarik pada uang, mereka akan mencari industri yang lebih banyak dan lebih cepat menghasilkan. Jadi itulah Hollywood. Dan film-filmku kebetulan bukanlah yang ingin para produser itu buat, terutama produser Hollywood modern.

V.O.
Proyek lain yang tidak disenangi Hollywood adalah Macbeth pada tahun 1948. Republic Pictures menerima proyek itu, namun mereka hanya memberikan ia waktu 21 hari untuk mengambil gambar dan dana yang sangat kecil.

OW
Kukira aku akan sangat sukses dengan film itu, dan aku akan diizinkan untuk melakukan segalanya asalkan murah. Namun Majalah Life terbit, menuliskan bahwa aku telah 'membunuh' Macbeth. Film itu gagal besar. Itu adalah film paling gagal-finansial yang pernah kubuat.

LM
Anda bilang kemunculan anda di layar membuat suatu masalah karena keberadaan personaliti anda?

OW
Ya, jauh lebih bermasalah dibanding di teater. Saya memiliki personaliti yang mengharuskanku memainkan peran tertentu. Ini sebuah kekurangan. Ada golongan orang yang disebuah 'aktor-raja'. Bukan berarti mereka adalah yang tebaik, namun mereka adalah pemain yang cocok memerankan seorang raja. Dan aku adalah 'aktor-raja', mungkin yang buruk, namun itulah aku, aku harus memerankan peran seorang yang memiliki kekuasaan. Truffaut benar ketika ia berkata bahwa aku selalu mengesankan sisi rapuh dari seorang penguasa, dan itulah yang sering kulakukan.

V.O.
Bila Welles telah melakukan keajaiban dengan mengambil gambar Macbeth dalam kurun yang sangat singkat, petualangan Welles membuat film setelah itu adalah petualangan paling berat dan menantang yang ia alami.

OW
Kami tiba di Mogador, Afrika Barat untuk mulai mengambil gambar Othello. Sesaat setelah kami tiba, datang kabar bahwa perusahaan yang membiayai kami, Scalera, perusahaan film Italia terbesar, jatuh bangkrut. Jadi kami tidak memiliki uang, kami sudah tiba di Afrika, kami tak punya kostum, kami tak punya apapun.

V.O.
Namun Welles menolak untuk menyerah. Dia menaruh uang milik pribadi pada film itu. Ia memanggil Suzanne Cloutier dari Paris, bos lamanya MacLiammoire dari Dublin. Welles berkali-kali meninggalkan mereka, dan kembali dengan membawa uang untuk mengambil gambar.

LM
Cerita yang sering terdengar adalah anda menelantarkan mereka di Afrika...

OW
Ya, mereka suka menceritakan cerita itu. Tentu saja mereka aku terlantarkan, namun yang tidak mereka katakan adalah mereka aku terlantarkan di hotel bintang-empat, mewah. Itu karena aku tidak mau mereka berpencar. Jadi aku selalu menyatukan mereka, dan aku pergi untuk mencari uang, menelantarkan mereka dalam kehidupan yang mewah.

V.O.
Selama 2 tahun pembuatan Othello, Welles mendapat pengalaman apa yang ia sebut kecelakaan-menguntungkan. Sekuens pertama yang diambil adalah pembunuhan Rodrigo. Mereka mempunyai ide-visual untuk mengambilnya di sebuah pemandian air panas. Namun sebenarnya itu dilakukan karena kostum mereka belum tiba dan hanya Iago yang mempunyai kostum. Jadi Welles memutuskan untuk mengambil gambar di pemandian, dimana para pemain tidak membutuhkan kostum.

OW
Aku berkolaborasi dengan art-director jenius dalam film itu, Trauner, salah satu yang terbaik sepanjang sejarah. Namun dikarenakan kekurangan dana, kami lebih sering mengambil gambar di lokasi langsung, sehingga ia tidak banyak bekerja. Namun ia membuat desain Othello yang sempurna, yang menurutku harus digunakan suatu saat nanti oleh orang lain.

V.O.
Perjalanan mereka membawa mereka mengelilingi Eropa, dengan Welles 'sambil-jalan' mengatur tata-artistik film dan menghasilkan adegan-adegan luar-biasa seperti adegan pertempuran di saluran-air di Portugal. Jadwal panjang juga berakibat lain pada produksi film. Welles sering kali harus membuat shot tambahan dari tempat yang berbeda. Sebuah perkelahian dimulai di Maroko, di akhiri di Itali.

LM
Menurutku cutting pada bagian awal film agak membingungkan...

OW
Menurutku juga begitu. Aku tidak menyukai beberapa bagian di Venice itu. Menurutku shooting di Venice adalah hasil yang terburuk.

LM
Apa anda setuju dengan pendapat masyarakat bahwa film itu adalah karya besar yang tercoreng, karena disamping film tersebut memiliki kualitas gambar yang luar-biasa, kualitas suara yang buruk...

OW
Aku tak tahu apa yang terjadi pada suaranya, suara itu baik-baik saja ketika kami memutarnya, mungkin itu kesalahan pada tahap pengkopian master. Namun film yang kami lakukan tak bermasalah, dengan musik yang sangat indah. Aku tak mengerti tentang penilaian sebuah masterpiece. Aku bisa menyebutkan semua hal yang kusukai pada filmku. Bila itu membuatnya tercoreng, ya begitulah. Kurasa aku tak pernah membuat sebuah masterpiece.

V.O.
Namun banyak hal yang luar-biasa dalam film Othello, penggabungan unsur film dan teater, penggunaan lokasi-langsung, dan para pemaiannya sendiri.

OW
Aku mengerti bahwa Othello bukanlah salah satu kesukaanmu. Setelah pertanyaan, "masterpiece yang tercoreng." itu, kami diam sebentar, lalu kau ingin kita mengganti topik.

LM
Bisa kita lanjut ke topik selanjutnya?

OW
Sebaiknya begitu.

LM
Mr.Arkadin?

OW
Itulah yang benar-benar tercoreng. Film itu sebuah kehancuran.

V.O.
Mr.Arkadin menceritakan tentang sebuah investigasi masa lalu seorang pria. Seorang pria kaya misterius mempekerjakan seorang investigator biasa untuk mencari tahu masa lalunya. Namun tujuan rahasia pria kaya itu sebenarnya adalah untuk menghilangkan jejaknya dengan cara membunuh orang-orang yang mengenalnya. Welles berperan sebagai Arkadin.

OW
Film itu diambil alih oleh pihak studio dan 'hancur' dalam tahap cutting. Itu adalah malapetaka dalam hidupku. Mr. Arkadin adalah film yang 'tercoreng' yang sebenarnya, aku benci mengingatnya.

V.O.
Salah satu shot pembuka  paling spektakuler yang dilakukan Welles sepanjang 3 menit 20 detik. Welles telah bekerja sendirian di Eropa selama 10 tahun terakhir. Ia hampir secara tak sengaja membuat film yang tidak akan terlupakan, dan salah satu film crime terbaik sepanjang masa ketika ia kembali ke Hollywood pada tahun 1958. Skenario pada awalnya di kirim oleh pihak studio kepada Charlton Heston dengan judul Badge of Evil.

Charlton Heston (CH)
Itu adalah sebuah cerita klise. Jadi kupikir sutradara adalah faktor yang sangat menentukan. Saya bertanya pada mereka siapa yang akan menyutradari film ini. Mereka bilang mereka belum menentukan, namun Orson akan memainkan salah satu karakter dalam film. Lalu aku mengusulkan agar Orson menyutradarai film itu. Ada keheningan sejenak ketika aku mengusulkan itu seolah aku baru saja mengusulkan ibuku untuk menyutradarai filmnya. Setelah sesaat, mereka setuju.

OW
Lalu mereka tiba-tiba menelponku lagi berkata bila aku mau menyutradarainya tanpa bayaran. Aku bilang itu tak masalah asalkan aku menyutradarai film itu dan  aku yang akan menulis ulang skenarionya, setiap kalimat dalam tulisan itu. Mereka setuju. Aku memiliki waktu 3 minggu sebelum mereka memulai pengambilan gambar. Aku mempekerjakan 12 sekretaris yang bekerja non-stop untuk menulis ulang skenario tersebut.



CH
Orson menulis ulang segalanya dalam waktu 10 hari, membuat perubahan besar dalam skenario tersebut seperti yang kuperkirakan. Touch of Evil bercerita mengenai jatuhnya Captain Quinlan, dan karakterku, Vargas, berfungsi sebagai saksi.

LM
Fisik karakternya(Capt. Quinlan) sangatlah aneh...

OW
Ya, sangat aneh. Dan aku mengadakan sebuah jamuan tak lama setelah kami mulai pengambilan gambar dengan banyak produser, teman, selebritis, para penguasa Hollywood. Aku datang agak terlambat, jadi mereka sudah duduk dan bersantai. Lalu aku datang mereka menyapaku, "Bagaimana kabarmu, Orson? Kau terlihat sehat" padahal aku terlihat seperti monster.

OW
Aku melihat Marlene Dietrich di sebuah film. Kutelpon dia untuk kuajak bermain dalam filmku. Kutanya berapa bayaranmu. Ia bilang minimum adalah tidak menuliskan namaku di film.  Kalau kau berniat menulis namaku, hubungi manajerku. Jadi kami menelpon manajer Marlene, dan segalanya berjalan lancar, begitupun proses produksi. Hingga akhirnya , aku masih belum mengerti hingga saat ini mengapa, mereka mendepakku.

V.O.
Sekali lagi Welles dijauhkan dari proses paska-produksi oleh pihak studio.

LM
Mengapa dalam film ini anda juga dijauhkan dari proses pasca-produksi?

OW
Aku tak tahu, mereka tidak pernah menjelaskannya. Setiap hari kepala studio datang ke kantorku memohon agar aku datang ke kantor mereka untuk menandatangani kontrak kerja untuk beberapa film dengan cerita yang luar-biasa. Namun ketika mereka melihat hasil rough-cut ku, mereka langsung panik dan menjauhkanku dari proses tersebut. Mereka tak pernah menjelaskan apa yang membuat mereka panik. Heston memenangkan Oscar. Mereka mendistribusikan film tersebut tanpa menuliskan bahwa film tersebut adalah film low-budget. Lalu film tersebut diputar di Festival Film di Brussel dan memenangkan Best Picture of the Year. Namun orang yang merilis film tersebut agar dikirim ke film festival itu yang telah bekerja pada pihak studio selama 20 tahun langsung dipecat. Ini seolah pihak studio dengan kekesalan mereka menghindari kesuksesan bagi film tersebut. Heston tidak tahu-menahu alasan mereka, mereka tidak memberi tahu dirinya. Tentunya mereka tidak memberitahuku. Mungkin film itu terlalu 'gelap' bagi mereka, mereka tidak mengerti bentuk film itu, terlalu tangguh, terlalu hitam, namun itu hanya dugaanku.

CH
Orson, menurutku, hanya ingin mengerjakannya.  Di saat yang sama ada kecenderungan dalam diri Orson untuk menyingkirkan para investor. Mungkin ada sebuah kekuatan bawah-sadar dalam dirinya untuk melindungi diri, tidak seperti pelukis yang bisa membeli peralatan mereka sendiri lalu menggambar apapun yang mereka mau, seorang sutradara tidak bisa melakukan hal itu.  Dia harus entah bagaimana meyakinkan pihak studio untuk melakukan apa yang ia mau. Dan menurutku ia tidak menyadari kecenderungannya ini. Namun tetap saja Orson bahkan tanpa bantuan dana yang besar adalah seorang sutradara sukses yang besar. Ada mitos dalam industri kami bahwa Orson adalah sutradara yang tidak bisa dipercaya. Tanpa bermaksud mencela, Orson bahkan tidak mengeluarkan jumlah uang yang lebih besar bagi semua filmnya dibandingkan sutradara seperti Mike Nichols, Spielberg, Coppola, Cimino habiskan dalam satu film. Ini adalah fakta! Touch of Evil bukanlah sebuah film yang luar-biasa namun jelas adalah film yang memiliki sentuhan brilian, dengan jadwal yang paling singkat yang pernah kurasakan, dan sedikit over-budget. Namun budgetnya hanya 1 juta dollar.

LM
Dalam shot pembuka, apakah ia mengambilnya sendiri?

CH
Tidak. Kami menghabiskan waktu semalaman untuk pengambilan gambar adegan itu. Bila anda perhatikan, anda bisa melihat langit datangnya fajar di kejauhan, itu adalah shot yang hilang dari film ini.

LM
Apakah Welles menggunakan shot itu?

CH
Ya. Yang sulit dari bagian tersebut adalah peran kecil yang seorang inspektur-imigrasi di bagian akhir shot. Dia terus-menerus gagal menyampaikan bagiannya. Namun kami bisa mengerti kegugupannya melihat shot sudah dimulai jauh sebelum dirinya. Akhirnya Orson berkata padanya, "Aku tidak peduli bila kau lupa dialogmu. Gerakkan saja bibirmu. Kumohon! Yang pasti jangan sekali lagi meminta maaf padaku." Namun shot ini adalah salah satu goresan hebat dalam film ini.

OW
Ada yang berkata bahwa Touch of Evil terkesan tidak-nyata, namun nyata. Biarkan aku meluruskan perkataan tersebut. Yang aku lakukan adalah menggambarkannya secara tidak-nyata, namun adalah suatu kebenaran. Menurutku itulah bentuk terbaik dari sebuah karya teater, dan itu adalah bentuk yang juga bisa ditampilkan dalam media film. Apa yang lebih tidak-nyata dan flamboyan dari Cagney?  Tak ada manusia yang berperilaku seperti aksi dia di kamera. Namun semua performanya dalam film adalah kebenaran, tak ada satu momenpun yang bukan kebenaran. Jelas bahwa performanya lebih-besar dari kehidupan nyata. Dia melakukan hal-hal yang terlampau berbahaya. Namun secara sinematis yang ia lakukan adalah kebenaran, disaat yang sama juga merupakan khayalan. Menurutku itulah perbedaannya.

LM
Para penonton merasakan adanya dualisme moral dari Quinlan.

OW
Ya. Seperti kata Renoir, semua orang memiliki alasannya masing-masing. Dan itu sangatlah menyimpulkan segalanya. Tak ada tokoh-jahat yang tidak memiliki alasan. Dan semakin besar tokoh-jahat tersebut, maka semakin menariklah ia ketika memaparkan karakternya, bukan secara psikis seperti karena ibunya tidak mencintainya, namun kita mencoba untuk memanusiakan tokoh tersebut. Semakin kita memanusiakan tokoh-jahat tersebut, maka semakin menariklah ceritanya.

LM
Dan juga insting Quinlan terbukti benar, meskipun cara yang pakai salah.

OW
Benar. Metodenya salah. Dan Quinlan dari sisi politis dan moral secara pribadi menurutku salah. Aku lebih mendukung Heston. Namun itu adalah diriku. Namun berperan sebagai Quinlan, aku harus bisa menghidupkan karakter tersebut, seorang polisi sukses dengan cara yang kontradiksi dengan nilai yang kita pegang dalam dunia demokratis. Dia adalah bentuk manusia dari segalanya yang kita benci. Namun bukan dirinyalah yang kita benci. Banyak orang yang tidak akan dipenjara bila ia tidak melakukan kejahatannya sendiri. Keambiguan itu memberika ketegangan dalam cerita.

LM
Anda juga membuat sebuah penghormatan baginya pada bagian akhir film.

OW
Ya. Dia (Marlene Dietrich) cocok untuk melakukan hal itu.

LM
Ya. Dia orang yang unik (meniru kata-kata Quinlan dalam film)

OW
Ya. Itu adalah pertunjukan hebatnya yang terakhir. Tak diragukan lagi. Ada masterpiece-yang tercoreng lainnya?

V.O.
Sejah 1949 ketika Orson menciptakan karakter Harry Lime dalam film The Third Man yang disutradarai Carol Reed, Welles lebih merasa nyaman dengan dunia film Eropa. Dan film-film yang ia buat selama 25 tahun terakhir dalam hidupnya dibuat di luar Hollywood, termasuk satu film yang menurut Orson adalah masterpiece-nya, Chimes at Midnight. Welles menceritakan pengalamannya selama di Eropa.  Namun meninggalkan Amerika juga berarti ia meninggalkan salah satu kegiatan yang dekat dengan hatinya. Welles selalu menutupi referensi kehidupannya dalam film-filmnya. Namun ada satu bagian dalam film Citizen Kane yang adalah salah satu ambisi hidupnya. Selama tahun-tahunnya di Hollywood, Welles juga aktif di dunia politik.

OW
Aku tidak mencalonkan diri untuk senat karena beberapa alasan. Alasan utamanya adalah fakta bahwa siapapun yang mencalonkan dirinya untuk senat, dalam hati mereka pasti ada keinginan untuk menguasai gedung putih, itu pasti. Aku berpikir bahwa seseorang yang pernah bercerai dan berasal dari dunia film tidak akan pernah dipilih sebagai presiden. Namun ternyata aku salah (tertawa). Yang aku sadari saat itu adalah, Roosevelt sangat menginginkan diriku untuk mencalonkan diri, dan telah dilakukan survey bahwa diriku hanya menguasai California utara. Jadi kami memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai wakil Wisconsin, tempat lahirku. Lalu kami menemukan bahwa orang yang harus kulawan adalah orang yang sangat kuat dan pastinya aku akan kalah kecuali aku adalah pengkampanye yang paling hebat. Namun bila memisalkan bahwa aku mencalonkan diri, maka takkan ada nama Joe McCarthy. Dia adalah kandidat dari partai Republik.  Aku terkadang memikirkan kemungkinan itu, bahwa bila aku maju, maka McCarthy takkan ada.

LM
Apa yang terjadi dengan aktifitas politik itu?

OW
Aktifitas itu berhenti ketika aku pindah ke Eropa.

V.O.
Pada tahun 1962, ketika Welles di Eropa ia ditawarkan untuk membuat film apapun keinginannya. Ia memilih sebuah novel yang ditulis Kafka, The Trial. Anthony Perkins memainkan Josef K., seorang pekerja yang dikenakan hukuman atas sesuatu yang tidak ia lakukan. Film ini dilihat banyak kritik sebagai kompetisi antara Kafka dan Welles, akhirnya Kafka berada di urutan kedua.

Anthony Perkins (AP)
Tak butuh waktu lama untuk melihat bahwa Welles memiliki perspektif berbeda dengan masyarakat pada umumnya tentang Josef K. sebagai korban atas ketidak adilan seperti yang digambarkan Kafka.  Dalam versi Orson aku bisa mendengar suaranya yang menggelegar, "Josef bersalah!!" Kutanya kenapa. Ia jawab karena segalanya. Dia memiliki pandangan yang berbeda tentang Josef K. dan itu membuatnya sedikit lebih sulit untuk memerankannya. Kukatakan kepadanya bahwa itu bukanlah pandangan masyarakat pada umumnya. Namun aku bisa melihat bahwa Orson tidak bisa diubah lagi. Jadi aku mengikuti apa yang ia katakan.

OW
Bila anda akan membuat Othello, bila Verde yang menulisnya maka ia akan menulis sesuatu yang luar-biasa, bila Bellini ia akan menuliskan sesuatu yang bagus, dan bila Jack menulisnya maka ia membuatnya menjadi buruk.  Namun anda selalu bisa menuliskan skenario baru dari karya-karya mereka, begitu pula dengan film. Aku tidak setuju dengan adaptasi yang harus sama dengan orisinilnya. Hubungan itu lebih seperti kolaborasi. Aku tidak harus memiliki pendapat yang sama dengan Kafka dalam segala aspek.  Menurutku penting untuk menggambarkan atmosfer-Kafka yang kurasakan ketika aku membaca novel itu. Aku melihatnya sebagai sebuah cerita Eropa, penuh dengan hal-hal yang bersifat Eropa, dengan teknologi canggih terlihat di background. Seperti itulah aku ingin menggambarkannya.

Peter Bogdanovich (PB)
Itu adalah sebuah film yang aneh, tidak-nyaman untuk disaksikan. Yang kuingat dari film itu adalah ketika pemutaran film itu aku duduk di sebelah Orson, kami disebuah acara penghargaan di Paris. Jeanne Mureau juga di sana, ia memberikanku penghargaan. Lalu film Orson mulai diputar. Para penonton yang hadir di sana adalah kalangan atas yang ingin menikmati seni. Tiba-tiba Orson tertawa terbahak-bahak.  Bagiku itu lucu, sehingga akupun ikut tertawa. Seluruh penonton yang lain yang sedang menonton film Orson memperhatikan kami, berpikir bahwa kami semacam orang udik yang tak bisa menghargai film seni itu. Sungguh sempurna.

LM
Humor lisan yang terjadi pada awal film...

OW
Itu adalah ideku. Kau takkan menemukannya di Kafka. Mungkin itu lucu bagi orang Jerman, namun jelas tidak lucu dalam bahasa Inggris.

LM
Pada sekuens awal, contohnya, adalah satu shot yang sangat panjang. Apakah itu membutuhkan pelatihan yang lama?

AP
Orson datang pukul 3 pagi dengan sebuah mobil yang tadi anda gunakan. Kami tidak memiliki kamar-ganti. Dia berkata padaku, "Dengar, kita hanya memiliki cukup stok untuk dua kali pengambilan gambar. Kamu harus melakukannya dengan benar. Kau harus sempurna!" Dia adalah seorang pemimpin-lapangan, dia menularkan kasih-sayang diantara para kru dan pemain. Dia seorang manipulator yang hebat, memanipulasi secara sehat tentunya, menemukan titik kelemahan mereka agar melakukan apa yang ia inginkan.

V.O.
Welles sebagai Falstaff. Mungkin ini adalah pemeranannya yang terbaik. Pastinya ini adalah salah satu film terbaiknya, Chimes at Midnight.

Jeanne Mureau (JM)
Aku memiliki satu adegan dengan Orson. Aku menunggunya selama 4 hari dan selama itu ia selalu datang pada malam harinya mengajakku untuk makan malam dan kami mengobrol tentang segalanya kecuali film. Akhirnya aku bertanya kepadanya, "Apa ada masalah, Orson?" Ia menjawab, "Maaf, sayang . Aku belum bisa melakukannya. Kotak make-up ku hilang." Kubilang, "Kau yakin?" Ia bilang ,"Tentu aku yakin! Jadi besok mungkin kita akan mengambil reverse-shot untuk adegan itu kamu sendiri tanpa diriku." Kubilang, "Oh, Orson, itu sulit. Kita baru saja mulai dan kamu langsung memulainya dengan close-up diriku." Lalu ia berkata, "Apa yang bisa kulakukan? Kau pasti bisa mengatasinya, aku yakin!" Esoknya aku tiba di studio. Seseorang memanggilku, katanya sekretaris Orson menyuruhku untuk datang karena ia memiliki dialog baru untukku. Jadi aku masuk ke kamar Orson mencari kertas itu. Aku duduk di lantai dan menemukan kotak make-up Orson tersembunyi di bawah kasur.  Ternyata Orson ketakutan, dan ia berpura-pura kehilangan kotak make-upnya. Lalu kukatakan kepadanya bahwa aku telah mengetahui semuanya dan telah menemukan kotak make-up miliknya. Orson masih berusaha mengelak dengan mengatakan bahwa butuh waktu 2 jam untuk mempersiapkan make-upnya. Kubilang bahwa kita punya banyak waktu, dan kita akan melakukan adegan itu berdua. Itu adalah adegan terkenal dimana Doll Tearsheet melompat ke pelukan Falstaff. Akhirnya kami siap dan mulai latihan, aku melompat ke atas sofa. Ketika shooting dimulai, aku melompat ke perut Falstaff, dan dia terhimpit. Dia bilang, "Cut! Kau memukul hidungku! Kita tak bisa melakukannya hari ini!"

V.O.
Welles memainkan Falstaff yang berbeda dengan pandangan pada umumnya, karakter 'badut' yang selalu mabuk. Dia menciptakan karakter yang tidak-sempurna sebagai manusia dan manja, namun juga cerdik dan manusiawi. Dan adegan terakhir menjadi lebih menarik karena sifat-sifat itu.

OW
Falstaff menurutku adalah figur yang paling aneh dalam dunia fiksi. Dia hampir sepenuhnya orang-baik. Jarang sekali karakter-baik yang berperawakan gemuk dalam dunia fiksi. Karakter gemuk selalu cacat dan kecacatan-karakter itu yang membuatnya menarik, namun Falstaff,...Ada yang bilang bahwa Falstaff adalah Hamlet yang menetap di Inggris dan menjadi gemuk, ide yang menarik. Namun menurutku itu tidak benar karena Hamlet bukanlah karakter baik. Jarang sekali ada karakter yang baik dalam drama literatur yang mendominasi cerita. Menurutku Shakespeare sangat terpengaruh, sepertiku, akan hilangnya kemurnian manusia. Selalu ada Inggris, Inggris di masa lalu, yang lebih manis dan murni dimana kabut terasa lebih baik, musim-semi sepanjang tahun, angin yang lembut dan hangat. Kamu merasakan itu dalam semua drama Shakespeare. Dan menurutku dia menentang modernisasi, seperti juga diriku. Aku menentang modernisasi jamanku, ia menentang modernisasi jamannya. Dan menurutku karakter-jahat dalam Shakespeare adalah orang-orang modern, biasanya adalah pendatang dari benua lain, dari tempat lain, dan mereka merepresentasikan dunia modern seperti seorang anak yang tidak-tahu terima kasih pada ayahnya, dan lainnya. Dan kemurnian adalah Falstaff. Dia semacam pengungsi dari dunia modern itu. Dan dia selalu mempertaruhkan hidupnya, ia selalu berusaha membuat yang lain tertawa. Dia tidak bisa mendapatkan tempat tidur bila ia tidak mendapat tawa dari penontonnya. Jadi ia hidup dalam dunia modern yang keras. Namun anda harus melihat matanya, ini adalah salah satu alasan mengapa aku sangat gembira melakukannya dalam hitam-putih karena bila aku mengambil gambar berwarna, maka matanya akan berwarna biru.  Anda harus melihat wajahnya, yang merupakan refleksi dari ingatan masa lalu dalam semua literasi Inggris.

LM
Lalu dunia modern itu meledak dalam salah satu peperangan paling keras...

OW
Adegan perang yang kejam, ya. Itu untuk menunjukkan akhir dari tata-cara feodal, dan permulaan  sesuatu yang baru.

LM
Bahkan adegan lucu dimana Falstaff berlari dalam jubah besinya. Namun adegan itu bukan lucu yang sehat, lucu yang menghinakan.

OW
Ya.

LM
Sepertinya Chimes of Midnight sangat berkesan bagi diri anda?

OW
Itu adalah film favoritku. Bila aku ingin gambaran surga sesuai idealisme film-filmku, aku ingin surga seperti dalam film itu. Karena bagiku film itu adalah yang paling tidak-cacat. Aku lebih sukses, dari pandanganku, dalam film itu dibanding film-filmku yang lain.

V.O.
Dua tahun setelah Chimes of Midnight, Jeanne Moreau kembali bermain dalam film Welles, The Immortal Story, memainkan wanita yang ingin menghidupkan cerita fiksi di dunia nyata. Welles memainkan Mr.Clay, seorang kaya namun kesepian terobsesi dengan sebuah cerita mitos para pelaut, cerita tentang seorang pemuda miskin yang membayar sejumlah uang untuk tidur dengan wanita yang tidak ia kenal. Mr. Clay tidak percaya bahwa cerita itu tidak pernah benar-benar terjadi.  Lalu ia berusaha untuk menjadikan cerita itu kenyataan.

LM
Menurut saya Mr. Clay sangat memberi kesan akan peran seorang sutradara begitu...

OW
Peran seorang sutradara? Ya, ia sangat memberi kesan betapa tidak bergunanya peran seorang sutradara.

LM
Apa menurut anda sutradara adalah salah satu profesi yang terlalu dilebih-lebihkan?

OW
Oh, tentu. Namun ada pengecualian untuk beberapa sutradara, yang jumlahnya hanya sedikit hingga saat ini. Namun kontribusi seorang sutradara pada 99% film yang ada sangatlah kecil. Itu adalah tugas yang paling mudah.

V.O.
Pada tahun 1949, Welles bermain dalam salah satu film sutradara Inggris, Carol Reed. Welles menciptakan salah satu karakter anti-hero yang paling dikenang sampai saat ini, si penjahat Harry Lime, The Third Man. Karakter ini mendominasi film meskipun ia muncul tidak lebih dari 10 menit sepanjang film. Dia bahkan tidak muncul hingga reel ke-empat. Namun ketika ia muncul, itu adalah momen paling berkesan dalam sejarah film.

OW
Tadi anda menyinggung tentang begitu sedikitnya jumlah sutradara yang mencintai seni-peran dan aktor/aktris. Carol Reed adalah salah satu sutradara yang sangat mencintai seni-peran. Mengenai dia, aku bisa bilang tak ada yang lebih mencintai seni-peran dari dirinya. Dia sangat tertarik pada para pemainnya, namun tetap menghindari mempengaruhi sedikitpun proses pembentukan karakter dari para aktor, menghindari pengaruh bagaimana karakter dalam filmnya menurut apa yang ia inginkan. Kesenangannya adalah dalam karyamu, bukan melihat perealisasian visinya sendiri.

LM
Apakah ia meminta kolaborasimu?

OW
Ya, dia meminta kolaborasi dari siapapun, seperti halnya diriku. Karena itu aku suka bekerja untuknya, cara ia bekerja begitu mirip dengan saya. Akupun selalu meminta masukan dari siapapun. Bukan berarti usul itu akan muncul di layar, namun bila usul itu bagus, maka akan diterima.  Dulu saya pernah diwawancara oleh reporter asing dan saya memberi kesan saya menyutradarai sendiri adegan saya, itu tidak benar. Aku tak pernah bermaksud berkata atau mengimplikasikan itu. Namun aku memang menulis beberapa dialog-ku agar masuk-akal buatku, termasuk kata-kata 'the cuckoo-clock'.

Begitulah aku bila disutradarai yang lain. Aku tak pernah berdebat mengenai penyutradaraannya. Namun aku terkadang mengusulkan dialog yang telah kutulis ulang. Bila mereka menolaknya, aku akan pulang dan menulis untuk dialogku esok harinya, berharap mereka menerimanya lain waktu. Namun aku tak pernah mendikte sutradara untuk bagaimana melakukan sesuatu, kecuali bila mereka memintaku.

LM
Apakah para sutradara itu sering memberimu instruksi bagaimana melakukan peranmu?

OW
Tentu. Aku pernah disutradarai oleh sutradara Inggris. Dia orang yang luar-biasa. Dia selalu memberikan ekspresi kecewa setiap kali dia berkata 'Cut!'. Aku tak tahu apa yang membuatnya begitu menderita. Begitulah sutradara.  Rene Clement adalah sutradara yang luar-biasa. Sangat menarik melihat dirinya memberikan instruksi bagaimana melakukan gerakan tertentu seperti cara duduk dan sebagainya. Houston adalah yang paling menarik karena ia begitu tegas dan keras, disaat yang sama mempesona dan menginspirasi. Aku membuat banyak film dengannya, dia menyutradari 5 film denganku, dan aku menyutradarainya dalam film lainnya. Dalam salah satu film terakhir kami, aku sedang melatih adeganku. Tiba-tiba suasana menjadi hening, kami tahu bahwa John telah tiba di set. Lalu ia akan bersuara, "Baiklah, action!" Lalu Cut! Dan dia kembali ke dalam kegelapan. Semuanya terdiam. Dia bisa melakukan hal paling gila yang bisa kau bayangkang, karena ia adalah seorang sutradara master.

V.O.
Welles berperan untuk pertama kalinya dalam film Huston memainkan Pater Maple di film Moby Dick, film yang dulunya ingin Welles sutradarai.

John Huston (JH)
Saya mengalami kesulitan menuliskan Pater Maple ke dalam skenario, menjadi sebuah hambatan besar buatku. Aku mencoba berkali-kali menuliskannya, namun aku tetap tidak puas. Aku lalu bertemu Orson dan dia bilang dia akan mencobanya. Orson adalah penulis yang hebat. Lalu kami mulai pengambilan gambar. Saat itu ia berkata, "John, aku belum pernah merasa segugup ini. Bisakah aku minta minuman?" Kubilang, "Tentu, apa yang kau inginkan? Brandy?" Lalu aku mengambilkan ia minum. Ia meneguk 3 - 4 kali lalu aku bertanya, "Apakah kita akan latihan lagi?" Ia bilang, "Tidak perlu. Ayo kita langsung coba untuk men-shootnya."Lalu kami langsung mulai memutar kamera, dan Orson menampilkan performa yang luar-biasa, ia menghabiskan 6 halaman dialog pada momen itu.

LM
Apakah anda pernah menolak peran besar karena profesi anda sebagai sutradara?

OW
Tidak pernah. Aku mau melakukan apapun untuk bermain di The Godfather. Namun mereka hanya menawarkannya padaku.

LM
Mengapa anda sering bermain dalam film yang buruk?

OW
Untuk hidup. Bila anda membiayai filmmu sendiri dan harus hidup, anda butuh uang. Mayoritas film yang kumainkan adalah film yang tidak aku sukai. Namun aku tak pernah bermain dalam film yang secara moral aku tidak setuju. Peran terakhir yang ditawarkan padaku adalah film ber-budget 8 juta dollar, namun aku langsung menolaknya karena aku tidak setuju pada nilai moral film itu. Namun tak ada peran yang hebat. Selama hidupku hanya sedikit peran besar yang ditawarkan padaku. Mereka memanggilku bila mereka memegang sebuah film yang sangat buruk, dan mereka menginginkan cameo-ku untuk memberi film itu sedikit kelas. Sehingga setiap kali aku disuruh memainkan peran seperti itu, aku selalu meminta bayaran ekstra. Itu semacam penjualan aset buatku, karena itu aku mencoba untuk menghindarinya. Aku memainkan karakter hebat hanya jika bila aku sendiri yang menulisnya. Aku kata-kata bijak, "Bintangnya adalah sang pemilik toko." Tokoku memang kecil, namun aku adalah bintangnya karena pemiliknya adalah aku.

V.O.
Ditahun-tahun terakhir hidupnya, nilai-jual Welles adalah adalah dirinya sendiri, kepribadiannya, dan keahliannya sebagai seorang pencerita.

LM
Dalam F for Fake anda menyatakan diri anda sebagai seorang chariatan.

OW
Aku berkata begitu karena, itu adalah sebuah muslihat karena aku tidak pernah menganggap diriku seorang chariatan. Aku berkata demikian agar aku tidak terkesan menggurui dan meninggikan-diriku dalam film itu ketika berbicara tentang semua chariatan yang ada di film tersebut. Aku kira dengan berkata seperti itu aku tidak akan terlihat seperti seorang hakim-moral yang superior dari yang lain.

LM
Film itu juga memiliki kualitas film. Maksudku apakah anda mendapatkan semua footage itu dari tempat lain?

OW
Ya. BBC.
Aku langsung pergi ke BBC, mengeceknya, dan membeli semua film itu. Ketika aku selesai dengan film itu, kukira aku menemukan bentuk baru film dan aku langsung memutuskan itu adalah jenis film yang akan aku dalami selama sisa hidupku. Dan kegagalan film F for Fake baik di Amerika maupun Inggris adalah pukulan berat buatku, karena kukira aku telah menemukan sesuatu.

LM
Dalam film F for Fake anda hadir sebagai diri anda sendiri dan andalah penceritanya. Menurutku, apakah itu karena Don Quixote juga berperan sebagai pencerita?

OW
Ya. Sangat menarik karena Cervantes pada awalnya hanya ingin menulis sebuah cerita pendek. Kebetulan, aku juga sedang berencana membuat sebuah film pendek. Namun figur Quixote sangat berkesan bagiku,  selalu hingga saat ini. Cervantes membuat karakter yang menjadi gila karena membaca terlalu banyak cerita cinta. Lalu ia menulis cerita tentang seorang ksatria, ksatria yang sesungguhnya. Ketika ia selesai menulis ceritanya, ia adalah satu-satunya ksatria yang pernah berhadapan dengan seekor naga. Aku ingin membuat filmnya karena biayanya tidak akan besar dan akan menyenangkan membuatnya. Dan anda tahu apa judul filmnya, "When are you going to finish Don Quixote?" Itulah judulnya.

LM
Itu karena anda terlalu sering ditanya mengenai film itu?

OW
Ya. Sangat sering. Padahal itu adalah film kecil pribadiku dan aku menggunakan uangku sendiri. Aku tak tahu mengapa mereka tidak menanyakan hal yang sama pada para penulis novel besar, "Kapan anda akan menyelesaikan Nelly, novel yang anda mulai 10 tahun lalu?" Itu urusanku sendiri.

V.O.
Welles tak pernah menyelesaikan Don Quixote. Dan dia tak pernah mengijinkan siapapun untuk melihat shot yang telah ia ambil.

JM
Terkadang aku membayangkan Orson memiliki kamar tidur yang berbeda-beda di bermacam hotel dan motel. dan pintu kamar-kamar ini tertutup, dan di bawah tempat-tidur dari kamar-kamar ini, mungkin karena pengalamanku dengannya, adalah tumpukan box film-film yang belum pernah ia sebarkan.

V.O
Jeanne Moreau memainkan peran utama dalam film Welles yang tidak dipublikasikan lainnya, The Deep, yang selesai pada tahun 1969, dan tak pernah diputar. John Huston juga bermain dalam film Welles lainnya yang juga tidak pernah diedarkan, namun film ini dikarenakan sengketa hukum. Judulnya The Other Side of the Wind, cerita mengenai seorang sutradara besar yang sudah berumur, dikelilingi penggemar, namun dibumbui ironi Orson, ia masih harus mengumpulkan dana untuk proyek film selanjutnya.

PB
Orson bahkan tidak sampai membuat setengah dari jumlah film yang ingin ia lakukan, atau yang bisa ia lakukan. Seharusnya Orson memiliki orang yang selalu siap untuk membiayai dirinya. Ia tidak pernah ahli dalam mengumpulkan dana, padahal ia hanya perlu melakukan itu. Karena itu hampir setiap saat ia selalu menggunakan uangnya sendiri, ia tidak mau repot-repot meminta uang pada orang lain. Padahal ia memiliki keinginan yang besar untuk membuat film.

OW
Kurasa aku telah membuat kesalahan memutuskan terjun ke dunia film. Ini adalah kesalahan yang tidak bisa disesali karena menyesalinya sama dengan menyesali telah menikah dengan wanita pilihanmu sendiri. Aku bisa lebih sukses bila aku meninggalkan dunia film, bekerja di dunia teater, dunia politik, atau menulis. Aku telah membuang banyak waktuku untuk mencari dana untuk filmku. Dan aku juga terlalu banyak membuang energi ku untuk hal yang tidak ada kaitannya dengan film. Proporsinya 2% untuk film, 98% tidak-jelas, itu bukan cara hidup yang baik.

LM
Apa menurutmu itu akan terus berlanjut?

OW
Tentu, aku setia pada film, aku mencintai film. Aku begitu cinta membuat-film hingga aku tidak lagi mencintai teater. Aku sangat suka membuat film, bukan menonton film, aku jarang pergi ke bioskop. Menurutku sangat merusak bagi pembuat-film untuk melihat film orang-lain karena kamu akan meniru film-film itu, atau kau akan khawatir dicap meniru. Anda harus membuat film dengan murni, seperti ketika Adam memberikan nama pada hewan-hewan untuk pertama kalinya. Setiap saat aku menonton film, aku kehilangan sesuatu, aku tidak mendapat apapun. Aku tak pernah mengerti maksud para sutradara generasi muda sekarang ketika mereka berkata telah belajar dari filmku. Aku tidak setuju itu. Kita seharusnya belajar dari visi-interior kita sendiri, seolah belum pernah ada D.W. Griffith, Eisenstein, Renoir, dan lainnya.

V.O.
Jean-Luc Godard menuliskan tentang Orson, "Kita akan terkutuk bila untuk satu detik saja kita lupa bahwa dia, bersama dengan Griffith, satu dalam masa film-bisu, satu di masa film-suara, mampu menggerakkan kereta-listrik kecil itu. Kita semua, selalu, berhutang pada mereka."

JM
Orson bagiku seperti seorang raja yang terbuang. Terbuang bukan karena dia dikucilkan dari kerajaannya, namun di dunia ini tidak ada kerajaan yang pantas bagi Orson, begitulah menurutku.

Monday, 7 November 2011

Orson Welles interview oleh Leslie Megahy - Stories of His Life - part16 (final)


(F for Fake's playing)

LM
In F for Fake you appears as Orson Welles and you're the story-teller. I think is it because Don Quixote to appear as the story-teller?

OW
Yes. It's very interesting that Cervantes set out to write a short story. Just by coincidence I set out to make a short film. But the figure of Quixote ceases you, carries you forever, there's no end to it. They have became ghostly, starting to fade like a piece of old movie film. That's why I'll have to make...We were talking about essay-film. I haven't said that I'd like to do take another shot at at this time on the subject of Spain, Spain and the Spanish virtues and vices, especially virtues. Cervantes wrote a figure there about a man who had gone mad reading old romances. And he ended up writing a story about a knight, the real one. When he finished up with Quixote, he's the most knight who ever rode out against the dragon. It has taken tourism in modern-communication, and maybe even democracy to destroy this, if not destroy at least to deemed, this extraordinary Spanish thing. That'd be the subject of my essay on Quixote and Spain when I finish it. I'm going to because it won't cost much money and it'd be very pleasure to do. And you know the title, "When are you going to finish Don Quixote?" that's what it's gotta be called.

LM
Because you've been asked that many times before?

OW
Yes. So many times. Since it's my own little picture where I put my own money on. I don't know why they don't bug authors and say, "When are you gonna finish Nelly the novel you started about 10 years ago?" You know, it's my business.

v.o.
Welles never did finish Don Quixote. And he never allowed anyone to see what he already shot. Sometimes he joke that he wasn't altogether shown with the various bits of it really were.

JM (Jeanne Moreau)
Sometimes I tried to imagine Orson having different bedrooms in different hotels and motels. And the doors to these rooms are locked, and under the bed, maybe because the make-up kit time discovery, hidden boxes and boxes of films, who knows.

v.o.
Jeanne Moreau starred in another Welles film that remained unseen, The Deep, completed in 1969 and never release. And John Huston acted in another unfinished project, this one held up by complicated legal tangles. It's called The Other Side of the Winds, the story of an aging and respected film director, surrounded by admirers, but with the typical Welles's irony unable to find the money for his next picture.

PB (Peter Bogdanovich)
Orson hasn't made half as many movies he wanted to and could have. But Orson of anybody that I've known should have been subsidized, he should have a patron, somebody who just wrote a check. That's never been his 'bag' dealing with getting the money. That's all he has had to do. That why so much of the time he spends his own money, he just don't want to be bothered with having to get it, or he couldn't get it. And he had a tremendous desire and urge to make picture.

OW
I think I made a mistake in staying in movies. It's a mistake I can't regret because it's like saying, "I shouldn't have married to that women but I did because I love her. I would have been more successful if I hadn't been married to her." I would have been more successful I left movies immediately. Stayed in the theatre, gone into politics, written anything. I've wasted greater part of my life looking for money and trying to get along, trying to make my work from this terribly expensive paid-buck. And I've spent too much energy on things that have nothing to do with making movies. It's about 2% making movies and 98% hustling, that's no way to spent your life.

LM
Do you feel that going to go on?

OW
Oh, I'm gonna go on being faithful to my girl, I love her. I felt so much in love with making-movies that the theatre lost everything for me. I'm just in love with making-movies. Not very fond of movies, I don't go to them much. I think it's very harmful to see a movies for movie-makers because either you are imitating them or you are worried not to imitate them. You should do movies innocently, the way Adam named the animals in the first day in the garden. And I lost my innocence. Every time I see a picture I lose something I don't gain. I never understand what young-directors mean when they compliment me say they've learned from my pictures. I don't believe in learning from other people's pictures. You should learn from your own interior-vision. As though there never been D.W. Griffith or Eisenstein or Howard or Renoir or anybody.

v.o.
Jean-Luc Godard writing about Orson Welles, "May we be a cursed if we ever forget for one second that he, alone with Griffith, one in silent-day one in sound, was able to start-up that marvelous little electric-train. All of us, always, will owe him everything."

JM
To me, Orson is so much like a destitute King. Destitute King not because he was thrown away from the kingdom, but on this earth, the way the world is, there's no kingdom that is good enough for Orson Welles, that's the way I feel.

(end of interview)

Sunday, 6 November 2011

Orson Welles interview oleh Leslie Megahy - Stories of His Life - part15


OW
...being a director.

v.o.
Welles acted for the first time for John Huston in 1956, playing Father Maple in Huston's Moby Dick, a project Welles himself once wanted to direct.

JH(John Huston)
I was having trouble writing Father Maple into the script. It was become some kind of stumbling block for me, a blind area. I tried, it didn't satisfy me. I tried again, it didn't work. I told Orson. He said, "Let me take look at it!" He was expert, he wa a fine writer by the way. We had a congregation there to church. Orson had a difficulty getting up into the pole. Finally he made it. He got up there, turn pages, whispered lines, finally he said, "John, I never been so nervous. Could I have a drink?" I said, "What'd you like?" "Brandy". So I get it for him. He drink it 3 to 4 times, then I said, "Should we have a rehearsal?" He said, "No, let's just try and shoot it!" So we started the scene. Orson went through all that 6 pages, he was superb. And beautiful rendering that was.

(Moby Dick is playing)

LM
Have found yourself turning down really substantial part, because you want to get on with directing?

OW
No, I haven't been off with them. I'd have sold my soul to play The Godfather first. But I never got those part. It was offered to me, that's all.

LM
Why have you accepted Sonny part, no matter what have you done them in the end. Is it due of bad script?

OW
To live. I have to live, if you're going to try to finance movie and live, you have to earn your money somehow. I've done most of my movie that I didn't want to make. I never done a movie that I disapprove morally. The last part I was offered, I refused it on moral ground, and yet there I'd be playing a leading part in a 8 million dollar picture. I'd be nice to do that. But I didn't even have a moment of doubt of not doing it. Same thing with political reason. I turned down a lot of things because those kind of reasons. But no great parts. I haven't a had a great parts offered me, only a few good ones, in all those years. They hired me when they really had a bad movies and they want a cameo that will give a little class. So every time I do one of those things, I ask for something more for me as an actor. Kind of a liquidation when you do that, that's why I hope to avoid it. Looks if I have a chance to direct a couple movies, and I have got couple of good story I've written for myself. That's the only way I know how to get them. I played all the great parts in the theatre by running...you know there is an old saying in Yiddish theatre, "The star is the one who own the store." So, my story have been rather small establishment, but I was the star because I own it.

(F for Fake's playing)

v.o.
In his later years, Welles most sale-able commodity was himself, his own personality, and his unrivaled skill as a story-teller.

(F for Fake's playing)

LM
In F for Fake you describe yourself as an chariatan.

OW
Yes, well I describe myself as a chariatan, in order, it was a complete trick, because I don't regard myself as a chariatan. I said I was a chariatan in order not to sound pompous talking about all the chariatan that were in the movie. That's why I did the magic and so on. I thought by saying I was a chariatan that'd keep me from looked like a some superior moral judge of trickster. A lot of very serious film writers have taken that up and written great length Orson Welles as chariatan, from his own lips and all that. But that was the trick too, it was all a trick.

(F for Fake's playing)

LM
You have that film quality as well. I mean you got that film from another source?

OW
Yes, BBC.

(F for Fake's playing)

OW
I rushed over to BBC to look at it and bought the film. When I finish F for Fake I thought I had discovered a new kind of movie, and that is the kind of movie I want to spend the rest of my life doing, and the failure of F for Fake in America, and also in England, was one of the biggest shock in my life, because I though I was on to something.

(end of part15)

Saturday, 5 November 2011

Orson Welles interview oleh Leslie Megahy - Stories of His Life - part14


LM
...being played by the director, which to see him kind of...

OW
As a director? As he is a kind of director, yes. It's very tempting to show the very total uselessness of director's job.

LM
Do you actually think the director is overrated?

OW
Oh, yes. There are exception by exceptional directors of which there are very few up to now. But the actual job of a director in 99% of all movies is minimal. It's the only easy job. It really is.

(The Third Man's playing)

v.o.
In 1949 Welles had acted in a film for the British director, Carol Reed. He created one of the most memorable ant-hero of all time, the racketeer Harry Lime, the third man. He dominates the picture although he's actually on screen for less than 10 minutes. He doesn't even turn-up until the 4th reel. But when he does, it is one of the most magical appearances in cinema.

(The Third Man's playing)

OW
Yes. You were saying about it being rare for director to be very fond of actress and acting. I'd say about Carol Reed that nobody ever loved acting more than he did. He's passionately interested in his actors and process of acting without the remotest feeling that he was imagining himself in that position, or imposing himself. He was the real actor and director. His joy is in your work, not in seeing something of his come to life. He was exceptional in that case.

(The Third Man's playing)

LM
And did he invite your collaboration?

OW
Yes. He invited everybody collaboration, just like I do. That's why I like working, his style was so much like mine, and he wanted any suggestions that he could get. For me, I could tell you scenes in pictures of mine that was suggested by members of the crew. Anybody can make suggestions. It doesn't mean they get to have it in the pictures, but if it is good it goes. And he welcomed it. There was an earlier time when I was being interviewed in another language, I gave the impression that I somehow co-directed my scenes, and that's not true. I never meant to say that or give that impression. I was, however, to logic stand the author of the dialogue of Harry Lime, including the cuckoo clock and all that kind of stuff.

(The Third Man's playing)

OW
But that is what I do when I acted in other people's picture. I never argue about the direction. But I usually come up with re-written scene, that's the headache they have to put up with. If they don't like it, I'd go back at night and write for the next day scene hoping they will take it. But I never tell a director, how to do that, except they asked me.

LM
Do director's often tell you how to do things when you're acting?

OW
Sure. I had a director in England, he was wonderful. About half-way through every take he'd say, "Cut." I said, "How'd you like me to do it?" "Just..just, do it again." Then I'd do it again and he'd be, "Cut" and went through the pictures like that. I never knew what was giving him this pain. Directors get up to such a thing. Some directors are great actors of being directed. Rene Clement, for example, he's absolutely superb. When he tells you how to sit in chair, and so on, just wonderful to watch. Houston is the most fascinating of all actor-director because his performance of director is awe inspiring and unnerving. At once tremendously charming and attractive, and terrifying, you know. I made a lot of pictures with him, I made five pictures, and directed him in another. One of the last picture, he was had a pent-house above the stage. While I was practicing he'd go down and then slowly they'd get silence on the set. We'd realize that John has comeback, and there'd be voice that said, "Alright, roll them! Action!" Then, cut. He'd go way into the darkness again. But everybody was speechless, you know. He can get up to the damnest thing you could imagine, because he was a virtuoso...
(end of part14)